SURABAYA, SERVIAMNEWS.com – Kampus Ursulin Santa Maria Surabaya kembali menggelar kegiatan inspiratif dengan mengadakan Teacher’s Exchange, sebuah program pertukaran pengajar yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi lintas jenjang pendidikan, Kamis, 14 November 2024. Acara ini melibatkan guru-guru dari unit SMA yang mengajar di SMP, dan sebaliknya, serta menghadirkan pengalaman belajar yang segar bagi para siswa.
Sebanyak 12 guru dari unit SMA terlibat dalam kegiatan ini. Mereka mengajar siswa kelas 8 SMP dengan pendekatan inovatif yang mengintegrasikan materi pelajaran dan pengembangan soft skills. Beberapa guru yang terlibat dalam kegiatan ini misalnya:
Pak Pambuko membimbing siswa dalam seni Karawitan, Bu Eva mengajarkan tari tradisional melalui praktik langsung di ruang Ursula, Ms. Maria memberikan pelatihan public speaking untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa berbicara di depan umum.
Juga Pak Bagus menghadirkan cara menyenangkan untuk memahami fisika. Selain itu, guru-guru lain seperti Frau Sandra, Mr. Johannes, Bu Luci, Bu Angel, Bu Nike, Bu Tyas, Bu Amel, dan Pak Khrisma turut menyampaikan berbagai materi edukatif yang disesuaikan untuk siswa SMP. Sebagai bagian dari program ini, sebanyak 15 siswa SMP yang merupakan perwakilan dari kelas 8A hingga 8E mengikuti sesi sit-in di kelas Seni Tari dan Seni Musik di SMA. Sesi ini berlangsung pada jam pelajaran ke-1 hingga ke-2 serta ke-4 hingga ke-5. Melalui kegiatan ini, siswa mendapat wawasan baru tentang seni, sekaligus merasakan suasana belajar di unit SMA.
Tidak hanya guru SMA yang mengajar di SMP, guru dari unit SMP seperti Pak Martinus, Pak Pandya, dan Bu Martha juga berkesempatan mengajar siswa SMA. Pertukaran ini memberikan kesempatan bagi para guru untuk saling belajar metode pembelajaran lintas jenjang, sekaligus memperkaya pengalaman siswa. Program Teacher’s Exchange ini mencerminkan komitmen Kampus Ursulin Santa Maria Surabaya untuk terus berinovasi dalam pendidikan. Dengan mempertemukan guru dan siswa dari berbagai jenjang, diharapkan tercipta sinergi yang semakin kuat dalam upaya mencetak generasi muda yang kreatif, percaya diri, dan berprestasi.
“Ini adalah salah satu cara kami untuk memupuk semangat kolaborasi dan inovasi di lingkungan sekolah. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus memberikan dampak positif bagi semua pihak,” ujar Bu Gita sebagai wakil kepala satuan pendidikan bidang kurikulum. Kegiatan ini menjadi momentum berharga bagi seluruh keluarga besar Kampus Ursulin Santa Maria Surabaya untuk terus melangkah bersama menuju pendidikan yang lebih baik.
Tim Humas SMA Santa Maria
Kampus Ursulin Santa Maria Surabaya : https://sanmarosu-jatim.sch.id/
JAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Ikatan Alumni Serviam Indonesia (IASI) mengadakan Serviam Charity Christmas Market di Borobudur Backyard Garden, Hotel Borobudur Jakarta pada tanggal 22-24 November 2024. Serviam Charity Christmas Market resmi dibuka oleh Ibu Veronica Tan, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Jumat, 22 November 2024. Kehadiran Ibu Veronica membawa semangat kebersamaan dan mendukung tujuan mulia acara ini.
Adapun tujuan acara Serviam Charity Christmas Market yaitu untuk pendanaan Ursuline Scholarship Foundation dan Pengembangan Sekolah di daerah. Acara menampilkan lebih dari 100 booth, mulai dari food & beverage hingga non-food items seperti fashion, beauty, dan craft. Acara juga dimeriahkan oleh lebih dari 3.000 pengunjung, termasuk para alumni Serviam bersama keluarga dan sahabat. Kegiatan melibatkan para alumni dari Kampus Ursulin Regio DKI Jakarta dan Banten yaitu Kampus Ursulin Santa Ursula Jakarta, Kampus Ursulin Santa Theresia, Kampus Ursulin Santa Maria, Kampus Ursulin Santa Ursula BSD, dan Kampus Ursulin Santo Vincentius.
IASI adalah Ikatan alumni dari sekolah-sekolah Ursulin seluruh Indonesia dan dilatarbelakangi dengan niatan untuk menerapkan nilai-nilai Serviam (Saya Mengabdi) yang sudah ditanamkan sejak di bangku sekolah, dalam melayani sesama khsususnya di bidang sosial kemanusiaan. Semangat Serviam adalah pembentuk kepribadian yang luhur dalam keseharian, terutama kepedulian kepada sesama.para alumni kemudian secara resmi membentuk perkumpulan IASI pada 17 Agustus 2021.Berbagai kegiatan akan dilakukan guna melayani sesama khsususnya di bidang sosial kemanusiaan. Sampai saat ini, ada lebih dari 100.000 alumni dengan rentang usia 19-80 tahun dan 90% berdomisili di Indonesia.
Aprianita Ganadi
Ikatan Alumni Serviam Indonesia: https://alumniserviam.org/
JAKARTA, SERVIAMNEWS.com– Keluarga besar KB-TK, SD, SMP, SMA, SMK Santa Theresia Jakarta merayakan pesta pelindung Kampus Ursulin Santa Theresia, Selasa, 1 Oktober 2024. Para Suster, peserta didik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, tenaga penunjang berkumpul bersama dalam suasana persaudaraan dan Misa Meriah di lapangan Kampus Ursulin Santa Theresia. Misa bertajuk “Menjadi Pribadi yang Rendah Hati Seturut Teladan Hidup Santa Theresia” ini dipimpin oleh Romo Vincentius Prastowo, SDB.
Dalam homilinya, Romo Prastowo menjelaskan mengenai tiga sikap Santa Theresia yang wajib kita teladani. Pertama, pribadi Santa Theresia yang selalu rendah hati. Bagaimanapun caranya, Santa Theresia ingin selalu dekat dengan Yesus. Ia lalu menggambarkan relasi kedekatannya dengan Yesus seperti mainan, yang bebas diapakan saja. Inilah contoh inspirasi kerendahan hati di hadapan Tuhan.
Kedua, lanjut Romo Prastowo, Santa Theresia masuk ke biara dengan umur yang masih sangat muda. Meski belum cukup umur untuk masuk biara, Santa Theresia rajin menjadi pendoa bagi kaum misioner seluruh dunia. Inilah contoh empati atau bela rasa yang wajib kita pelajari dari pribadi Santa Theresia. Ketiga, hidup di biara memiliki tantangan, akan tetapi Santa Theresia berhasil mengatasi ego, dan tetap menjalankan hidupnya dengan Joyful. Santa Theresia berhasil menjadi orang Kudus yang selalu bersukacita.
Usai Misa, para suster, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga penunjang menghadiri acara kekeluargaan bersama di Auditorium Kampus Ursulin Santa Theresia. Acara diisi dengan penampilan seni dari unit kerja, pengenalan pegawai baru,dan pemberian penghargaan kepada mereka yang telah mengabdi bekerja di Kampus Ursulin Santa Theresia selama 35 tahun, 25 tahun, 20 tahun, 15 tahun, 10 tahun, dan 5 tahun. Acara kemudian ditutup dengan makan siang bersama.
Aprianita Ganadi
Kampus Ursulin Santa Theresia Jakarta: https://www.sttheresia-jkt.sch.id/
SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Selasa, 6 Agustus 2024 merupakan hari yang saya tunggu-tunggu sejak lama, rasanya saya ingin segera memulai petualangan baru bersama teman-teman satu kelas. Maka dari itu saya bergegas ke Auditorium dengan semangat yang membara. Disana saya bertemu banyak teman baru dari kelas lain, kami saling bercerita tentang apa yang ingin kita lakukan setibanya di tempat perkemahan.
Tak lama menunggu, akhirnya kami pun berangkat tepat pukul 08.00 dari sekolah menuju Bumi Perkemahan Rama Sinta Prambanan. Alangkah bahagianya saya ketika berada di dalam bus, saya sangat menikmati pemandangan dari luar jendela sambil terkadang mengobrol dengan teman sebelah saya. Sesekali waktu saya berandai-andai bagaimana jadinya suasana pagi hari di sekitar candi Prambanan, pasti udaranya sejuk dan menenangkan.
Waktu terus berlalu hingga akhirnya kami semua sampai di tempat perkemahan. Saya dan teman satu sangga segera mengambil barang di bagasi, lalu meletakkannya di area yang sudah ditentukan untuk membangun tenda kami. Setelah itu kami berbaris untuk mengikuti upacara pembukaan. Saat itu juga, saya merasa takjub karena bisa melihat candi Prambanan dalam jarak yang lumayan dekat, saya jadi tidak sabar ingin berkeliling di sekitar area candi nanti sore.
Upacara pun segera disudahi agar kami bisa mulai membangun tenda masing-masing. Walaupun terik matahari menyengat dan udara di sekitar terasa semakin panas, saya bersama teman satu sangga tetap bekerjasama mendirikan tenda. Hal tersebut tidak mengugurkan semangat kami, kami malah menjadi semakin terpacu untuk menyelesaikan secepatnya. Benar saja, diantara sangga putri dari kelas lainnya, sangga kami menjadi yang pertama mendirikan tenda. Kami tidak mau menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan, sehingga ada sisa waktu kami gunakan untuk memasukkan barang ke dalam tenda dan berkemas sebelum menuju ke candi Prambanan.
Singkat cerita, kami sudah berada di candi Prambanan. Kami juga diperbolehkan untuk masuk ke dalam candi, maka dari itu saya memutuskan berkeliling sebentar bersama teman satu kelas. Saya merasa kagum ketika melihat relief-relief yang terukir pada dinding candi, begitu banyak lukisan berupa manusia atau sebuah benda yang terpahat disana. Candinya pun terlihat kokoh sehingga terasa sangat megah.
Setelah puas berputar-putar dari satu candi ke candi lainnya, kami semua kembali ke tempat perkemahan guna mempersiapkan makan malam. Pada saat sangga saya mulai memasak, ternyata bahan yang kami bawa kebanyakan sehingga sehabis memasak langsung kami berikan sebagian ke pendopo panitia. Sejujurnya rasa masakan yang kami buat lumayan enak untuk ukuran koki amatir seperti kami ini.
Malamnya, kami semua berjalan bersama-sama menuju tempat dimana kami akan menonton Ramayana. Perjalanannya cukup jauh dan agak sedikit melelahkan, tapi saya tidak begitu mempedulikannya, bagi saya ini menjadi hal yang terasa menyenangkan karena bisa menyusuri jalanan sambil bertukar cerita dengan teman-teman lainnya. Sesampainya disana, saya merasa kagum bisa melihat para tokoh Pagelaran Ramayana yang menari dengan gemulai sembari diiringi alunan musik gamelan yang sangat indah. Menurut saya kedua hal tersebut merupakan perpaduan yang sangat serasi dan tidak dapat dipisahkan, saya pun merasa terbawa suasana ketika melihat adegan demi adegan yang berlangsung.
Hari kedua, 7 Agustus 2024 pagi-pagi sekali kami dibangunkan untuk melakukan meditasi. Pada saat itu suasana sangat hening dan sunyi, yang terdengar hanya suara kicauan burung serta sesekali merasakan sejuknya angin di pagi hari. Kemudian pada siang harinya kami melakukan kegiatan outbound di sekitar candi Prambanan. Saya bersama teman satu kelas berjalan dari satu pos ke pos lain untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan.
Tantangan di pos terakhir merupakan salah satu yang berkesan bagi saya, dimana kami diharuskan menutup mata menggunakan handuk (kecuali pemain paling belakang) sambil mencari bola yang warnanya sudah ditentukan oleh guru. Kita tidak boleh membuka mata ataupun berkomunikasi, jadi hanya mengandalkan kode tepukan dari teman paling belakang Dari permainan tersebut saya belajar bahwa dalam sebuah kelompok antar anggotanya harus saling percaya agar bisa meraih tujuan bersama.
Setelah lelah bermain selama sehari penuh, malam harinya kami mengikuti upacara api unggun yang dilanjutkan pentas seni tiap kelas. Kelas saya mendapat urutan tampil yang pertama, walaupun awalnya kami sempat ragu apakah akan berjalan lancar, tapi kami tetap melakukannya. Untung saja pada saat pementasan kami tidak melakukan begitu banyak kesalahan, malah mendapat banyak sekali apresiasi positif dari teman-teman lainnya.
Pementasan kelas saya diakhiri dengan berlari bersama-sama mengilingi api unggun. Setelah selesai, kami tentunya merasa sangat lega karena bisa menampilkan yang terbaik menurut kami. Saya berharap semoga apa yang kami tampilkan bisa berkesan positif bagi teman-teman yang menontonnya.
Hari ketiga merupakan hari terakhir dalam kemah pengakraban. Masih sama seperti hari sebelumnya, pagi itu diawali senam dan doa bersama. Setelahnya kami dipersilahkan untuk membongkar tenda masing-masing. Saya bersama teman satu sangga langsung membagi tugas agar pekerjaan kami cepat selesai. Tentunya hal ini tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja karena tendanya sangat besar, jadi tidak memungkinkan apabila hanya dilipat sendirian. Sekalipun bisa, pasti juga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Maka dari itu, kami bekerjasama baik dalam pembongkaran maupun melipat tenda. Tak lama kemudian, kami pun mengikuti upacara penutupan sebelum akhirnya pulang menuju ke sekolah. Saya merasa sangat senang sekaligus bangga karena tiga hari dapat saya lalui dengan baik tanpa adanya satupun masalah. Hari itu pun saya harus berpisah dengan teman-teman, dan kembali ke rumah masing-masing.
Kesan positif yang saya dapatkan selama 3 hari mengikuti kemah pengakraban yaitu saya bisa menjadi lebih mengenal teman-teman satu kelas, belajar menerima karakter yang dimiliki setiap orang, bahwa kerjasama serta komunikasi merupakan kunci penting di dalam sebuah kelompok. Adanya pementasan yang dilakukan pada hari kedua juga dapat mengingatkan kita bahwa Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang beragam, maka sebaiknya kita menanamkan rasa toleransi. Saya juga merasa senang karena bisa diperkenalkan dengan candi Prambanan dan cerita Ramayana, yang juga termasuk dalam warisan budaya Indonesia.
Sesuai dengan tema kemah pengakraban kali ini yaitu “Satu Hati, Satu Tujuan”, kita semua diajak untuk saling bekerjasama walaupun memiliki latar belakang yang berbeda-beda, supaya dapat mencapai apa yang diinginkan. Dalam perwujudan tindakan ini tentunya juga tidak mudah, terkadang kita perlu mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan bersama. Dengan sikap saling menghargai dan menerima satu sama lain, segala sesuatu yang dikerjakan pasti terasa lebih ringan dan cepat selesai.
Tindak lanjut kegiatan pengembangan diri sendiri dan sekolah adalah saya akan berusaha untuk lebih terlibat aktif lagi dalam kegiatan kelompok, jika ada sesuatu yang kurang berkenan sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu. Utamakan komunikasi daripada mementingkan kepentingan/ego sendiri. Selain itu, saya juga akan berusaha untuk menerima setiap karakter yang dimiliki oleh teman-teman, serta saling bekerjasama/kompak ketika menghadapi suatu masalah.
Andrea Annetta Kusuma Ayu Aurelia/ X-A
Kampus Ursulin Regina Pacis Solo: smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan smareginapacis-solo.sch.id/
Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/
SOLO, SERVIAMNEWS.com – Perwakilan dari Wenzao Ursuline University of Languages, Taiwan berkunjung ke SMA Regina Pacis Surakarta, pada Senin, 12 Agustus 2024. Kunjungan ini menjadi momen istimewa, mengingat kedua institusi merupakan bagian dari komunitas pendidikan Ursulin yang sama. Acara yang berlangsung di Auditorium lantai 2 Kampus Ursulin Regina Pacis Surakarta ini dihadiri oleh 129 siswa-siswi kelas X, XI, dan XII yang berminat untuk melanjutkan study ke Wenzao Ursuline University.
Dalam kunjungan ini pihak Wenzao berkesempatan untuk memperkenalkan program-program unggulan dan kehidupan perkuliahan yang disampaikan oleh Dr. IJane Weng, Arlyn Hielman seorang mahasiswi tahun ketiga, dan ditemani Suster Cecilia Tsaishu Wang, OSU.
Acara dimulai dengan sambutan hangat dari Kepala Sekolah SMA Regina Pacis Surakarta Ibu MM. Wahyu Utami, M.Pd beliau mengapresiasi kunjungan dari Wenzao Ursuline University yang diharapkan dapat memberikan wawasan baru kepada para siswa mengenai peluang pendidikan tinggi di luar negeri. Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh tim Wenzao Ursuline University.
Wenzao Ursuline University terletak di Kota Kaohsiung 高雄, Taiwan, sebuah kota yang dikenal dengan kehidupan perkotaan yang dinamis dan keindahan alamnya. Universitas ini berdiri kokoh sebagai salah satu institusi pendidikan ternama di Taiwan, terutama dalam bidang bahasa dan kebudayaan. Dr. IJane Weng memperkenalkan berbagai program studi unggulan yang ditawarkan, fasilitas kampus yang modern, serta berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan diri mahasiswa. Selain itu, beliau juga memaparkan informasi mengenai biaya perkuliahan dan berbagai opsi beasiswa yang dapat diakses oleh para siswa, termasuk beasiswa penuh dan parsial.
Sesi yang paling dinantikan adalah sharing pengalaman dari Arlyn Hielman, seorang mahasiswi tahun ketiga di Wenzao Ursuline University. Arlyn berbagi cerita mengenai kehidupan kampusnya, tantangan yang dihadapi, serta manfaat yang ia dapatkan dari berkuliah di Universitas tersebut. Pengalamannya memberikan gambaran nyata kepada para siswa mengenai kehidupan sebagai mahasiswa di luar negeri, serta bagaimana nilai-nilai Ursulin terus membimbingnya dalam meraih prestasi.
Antusiasme siswa semakin terasa saat sesi tanya jawab (Q&A) dimulai. Para siswa dengan penuh semangat mengajukan berbagai pertanyaan terkait kehidupan kampus di Wenzao Ursuline University. Tim dari Wenzao Ursuline University dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan, memberikan penjelasan yang mendetail dan inspiratif. Sesi ini tidak hanya menambah pengetahuan siswa, tetapi juga memotivasi mereka untuk mengejar peluang pendidikan di luar negeri.
Salah satu aspek yang sangat menarik bagi siswa SMA Regina Pacis Surakarta adalah peluang beasiswa yang ditawarkan oleh Wenzao Ursuline University. Universitas ini menyediakan berbagai jenis beasiswa, termasuk beasiswa penuh, beasiswa setengah, dan program magang berbayar. Beasiswa ini tersedia dengan syarat dan ketentuan tertentu, memberikan kesempatan bagi siswa yang berprestasi untuk melanjutkan studi mereka di Taiwan dengan dukungan finansial yang signifikan.
Bagi siswa-siswi yang tertarik untuk melanjutkan pendidikan mereka di Wenzao Ursuline University, mereka didorong untuk mengunjungi situs resmi universitas di https://cic.wzu.edu.cn/. Selain itu, siswa juga dapat berkonsultasi dengan guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah untuk mendapatkan bimbingan lebih lanjut. Kunjungan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para siswa mengenai peluang pendidikan di luar negeri, tetapi juga menginspirasi mereka untuk mengejar mimpi di ranah internasional. SMA Regina Pacis Surakarta berharap kerjasama ini akan terus berlanjut, membuka lebih banyak peluang bagi siswa untuk meraih prestasi di kancah global.
S. Dewi Fajar Utami (Guru SMA Regina Pacis Surakarta)
Kampus Ursulin Regina Pacis Solo: smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan smareginapacis-solo.sch.id/
Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/
SOLO, SERVIAMNEWS.com – Tim pastoral Kampus Ursulin Regina Pacis Surakarta mendapat kesempatan emas mengikuti pendampingan pemateri retret bertajuk “Siap Diutus Tuhan” yang diberikan oleh Romo Herman Joseph Suhardiyanto, SJ, pendamping rohani para frater inter Diosesan Malang St. Giovanni XXIII. Selain Romo Joseph, pendampingan juga diberikan oleh Ibu Bernadeta Wahyu Widhi Hapsary, S.Pd., M.Fil dari Komisi Kateketik Kevikepan Surakarta dan Bapak Ignatius Surya Prasetya Wijaya, BSc. ISE., MBA, Kepala Sekolah Evangelisasi Pribadi Keuskupan Agung Semarang. Pendampingan dilakukan selama tiga hari yaitu pada Rabu-Jumat, 17-19 Juli 2024.
Kegiatan ini bertujuan menyiapkan tim pastoral Kampus Ursulin Regina Pacis Surakarta agar semakin siap dalam memberikan materi retret untuk peserta didik. Kesiapan diri tidak hanya secara jasmani saja, tetapi juga kesiapan diri menerima Roh Kudus untuk hadir dalam menyiapkan materi, menyampaikan materi, dan mendampingi peserta didik dalam mengikuti rangkaian kegiatan retret ataupun rekoleksi. Pengolahan batin sangat penting untuk menyiapakan diri. Acara dimulai dengan sharing iman yang saling menguatkan satu sama lain. Dukungan satu tim menjadi kunci utama dalam suksesnya melaksanakan pembinaan rohani peserta didik.
Penuh suka cita dan kesadaran bahwa Allah sungguh baik dalam kehidupan kita semua anak-anakNya membuat Tim Pastoral Kampus Regina Pacis Surakarta semakin semangat mengikuti pendampingan. Menyadari karya Allah sungguh luar biasa lewat peserta didik yang dipercayakan kepada sekolah menjadi tanggung jawab yang harus diemban dengan baik. Pertumbuhan pendidikan tidak hanya berkaitan dengan nilai berupa angka, tetapi juga karakter dan keimanan mereka yang harus dikembangakan agar tumbuh subur sehingga mampu membentengi diri mereka dari berbagai ancaman dan godaan dalam kehidupan. Tim Pastoral Kampus menjadi garda terdepan untuk memupuk iman mereka dengan berbagai kegiatan kerohanian yang diadakan di sekolah.
Tim Pastoral Kampus Regina Pacis mendapat banyak bekal, strategi, dan kemurahan hati melalui ketiga narasumber. Berbagai kendala dikupas bersama dan dicari solusinya dengan latihan discerment. Latihan mendengarkan suara hati dengan mengandalkan pertolongan Tuhan karena berkat Tuhan selalu menguatkan kita semua.
Sebagai Tim Pastoral Kampus, peserta juga diajak untuk menyeimbangkan roda hidup kristiani. Berporos pada Yesus yang menggerakan doa, keluarga, pelayanan, firman, pekerjaan, dan komunitas dengan seimbang akan membuat pelayanan kami berjalan dengan baik dan semakin berlimpah kasih Tuhan. Bapak Petrus Gian salah satu guru Pendidikan Agama Katolik di SMA Regina Pacis Surakarta menuturkan kesannya setelah mengikuti kegiatan Pelatihan Pendamping Retret ini. Ia semakin disadarkan bahwa retret untuk siswa-siswi di sekolah bukan hanya menjadi program tahunan sekolah melainkan menjadi suatu kebutuhan siswa untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup.
Memang dalam retret tidak langsung siswa-siswi langsung berubah 100% menjadi baik. Retret sebenarnya sebuah latihan rohani dimana siswa-siswi terus menerus diajak mengolah diri dan spiritualitasnya setiap saat agar hidup rohani mereka semakin bermutu dan semakin menyadari serta merasakan cinta Allah pada diri mereka masing-masing. Selain itu, Bapak Gian juga secara pribadi diingatkan untuk membawakan retret sesuai kebutuhan peserta didik yaitu dengan memberikan retret yang kontekstual sehingga dapat dinikmati dan dihidupi oleh siswa-siswi dalam kehidupan nyata.
Berbeda dengan Ibu Margaretha yang merupakan guru Pendidikan Agama Katolik di SMP Regina Pacis Surakarta, dia disadarkan bahwa menerima rahmat berarti juga harus mengikuti jalan penderitaan Yesus seperti perumpamaan mina dalam Injil Lukas 19:12-27. Allah melalui Roh Kudus telah memberikan kita kepercayaan dan tugas yang besar selama kita hidup di dunia ini dan memiliki harapan bahwa kita memiliki keberanian untuk mengembangkannya dalam hidup sehari-hari. Tugas dan pelayanan yang dilakukan semua diarahkan untuk Tuhan, bukan untuk mendapatkan pujian, menyenangkan diri atau membanggakan diri sendiri.
Para peserta pendampingan retret semakin dikukuhkan untuk menjadi sepenuhnya Katolik dan sepenuhnya Indonesia. Orang Katolik harus menjunjung tinggi ke- Indonesiaannya, dengan cara menjunjung tinggi adat istiadat, menghargai dan bergaul dengan siapa saja tanpa memandang suku, etnis, profesi atau pekerjaan tertentu. Menjadi nasionalis berarti kita sebagai warga Indonesia seyogyanya mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia atau dengan kata lain kita memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sosial dan alam sekitar.
Di penghujung pendampingan pemateri retret selam tiga hari ini, kami sebagai Tim Pastoral akhirnya mengerti urutan retret yaitu mulai dari pengenalan diri, pengalaman iman dan pendalaman iman pada sesama dan lingkungan melalui keputusan-keputusan berdasarkan discernment. Pengetahuan dan pengalaman ini tentunya membuat kami siap diutus untuk mendampingi kehidupan rohani siswa-siswi kami di tahun -tahun selanjutnya. Salam Serviam.
Cicilia Feniawati – Guru SMA Regina Pacis Surakarta
Kampus Ursulin Regina Pacis Solo: smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan smareginapacis-solo.sch.id/
Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/
KLATEN, SERVIAMNEWS.com – Pada tanggal 15 dan 16 Juli 2024, suasana di aula Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten dipenuhi semangat belajar. Guru-guru dari jenjang KB, TK, SD, dan SMP berkumpul untuk mengikuti pelatihan pembelajaran interaktif dan Project Based Learning (PjBL). Pelatihan dipandu oleh Bapak Andreas Erwin Prasetya, Kepala Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pelatihan dua hari ini mengangkat materi tentang berbagai aplikasi edukatif dan konsep PjBL yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Pada hari pertama, pelatihan dimulai dengan pemaparan mengenai aplikasi Nearpod, Padlet, dan Quizziz. Pak Andre menjelaskan secara sistematis langkah-langkah penggunaan ketiga aplikasi tersebut kepada para peserta.
Nearpod, sebuah platform yang memungkinkan guru untuk membuat presentasi interaktif, dan Padlet, yang memfasilitasi kolaborasi online melalui papan ide digital. Sedangkan Quizziz adalah sebuah platform online yang menyajikan berbagai soal yang kreatif dan melibatkan siswa. Para peserta tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga langsung berpartisipasi dalam pembuatan pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut.
Metode mengajar Pak Andre sangat efektif bagi para peserta. Penyampainya yang jelas dan langkah-langkah praktis yang disampaikan membuat materi yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami. Metode penyampaian yang interaktif dalam pelatihan juga menciptakan suasana yang lebih hidup dan tidak membosankan.
Hari kedua fokus pada konsep Project Based Learning (PjBL), di mana kami diajak untuk merancang proyek pembelajaran yang relevan dengan kurikulum saat ini. PjBL adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media perantara penyampaian bahan pembelajaran. Dalam PjBL, guru berperan sebagai fasilitator yang harus terampil menstimulasi siswa untuk berpikir. Guru dituntut untuk mampu memberikan scaffolding atau jembatan bagi siswa agar sampai pada tujuan akhir pembelajaran. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat dan bertanya.
Saat pelatihan, Pak Andre juga menyampaikan metode penilaian dan langkah pembelajarannya. Dalam PjBL, langkah pembelajaran diharapkan dengan melakukan riset/penyelidikan dan kolaborasi. Dalam pelatihan tersebut juga disampaikan 5 konsep kunci dalam PjBL yaitu berangkat dari permasalahan dalam dunia nyata, inkuiri, kolaborasi, guru sebagai fasilitator, dan asessment otentik.Selain belajar tentang PjBL, pada hari kedua, para guru juga mempelajari aplikasi edukatif bernama Educaplay dan Wordwall. Kedua aplikasi ini diperkenalkan sebagai alat pembelajaran berbasis game yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada para peserta, tetapi juga membuka wawasan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Inisiatif Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten dalam menyelenggarakan pelatihan ini diapresiasi karena memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan profesionalisme guru.
Dengan berakhirnya pelatihan, para peserta pulang dengan pengetahuan dan keterampilan baru yang siap diterapkan di kelas masing-masing. Dengan semangat baru dan teknik pembelajaran yang inovatif, diharapkan kualitas pembelajaran di Kampus Maria Assumpta Klaten akan semakin meningkat ke depannya.
Benedikta Heny Kuswardani – Guru SD Maria Assumpta Klaten
Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/
SOLO, SERVIAMNEWS.com – Hal yang esensial di dalam kehidupan adalah menikmati hidup dan berbahagia. Kebahagiaan yang dihidupi berjalan seiring dengan semangat positif yang kian dinyalakan. Grup musik HIVI mengibaratkannya di lagu Merakit Perahu dalam kalimat “seperti merakit perahu layar ku bersiap untuk maju dengan hati yang gembira”. Senada dengan aspek kebahagiaan tersebut, pada tanggal 12-13 Juli 2024, Yayasan Winayabhakti Solo menyelenggarakan kegiatan Family Gathering yang diikuti oleh keluarga besar Kampus Ursulin Solo – Klaten. Guru dan karyawan mengajak suami atau istri serta anak dalam kegiatan yang total pesertanya mencapai 500 orang ini.
Agenda Family Gathering yang dikoordinir oleh Aida Tour & Travel ini diawali dengan kunjungan ke Solo Safari. Di tempat yang dahulu bernama Taman Satwa Taru Jurug tersebut seluruh peserta Family Gathering berjalan kaki berkeliling di area kebun binatang dengan menyaksikan aneka satwa. Harimau, unta, buaya, kuda nil, dan zebra merupakan contoh satwa yang dapat ditonton dari jarak tidak terlalu jauh. Di dalam Solo Safari para peserta Family Gathering turut dapat menikmati pertunjukan edukasi satwa yang melibatkan berbagai hewan seperti burung kakak tua, burung hantu, orang utan, otter, dan gajah. Kegiatan di Solo Safari ditutup dengan makan siang di Resto Makunde yang terletak di tengah kawasan kebun binatang.
Malam hari seusai sorenya para peserta tiba di Hotel Griya Persada Bandungan, puncak acara Family Gathering digelar di Ramayana Ballroom. Dibuka dengan sambutan oleh Ketua II Yayasan Winayabhakti Solo, Suster Veronica Sri Andayani, OSU, kemeriahan berlanjut saat sesi pentas seni yang diisi oleh 16 penampilan anak-anak dari guru dan karyawan Kampus Ursulin Solo Klaten. Menyanyi, membaca puisi, tari tradisional, dan modern dance dipertunjukkan secara bergantian dengan penuh antusias.
Keesokan harinya, seluruh peserta Family Gathering berwisata di Taman Bunga Celosia Bandungan. Selain menikmati sejuknya udara dataran tinggi dan memandang aneka tanaman di taman, para peserta bersemangat dalam mencoba berbagai wahana permainan. Kora-kora, bianglala, ombang-ambing, ontang anting, dan rainbow slide hadir sebagai ragam permainan yang sayang jika dilewatkan begitu saja. Siangnya para peserta Family Gathering menutup kegiatan dengan berwisata ke Cimory Dairy Land.
Kegembiraan terkait gayengnya kegiatan Family Gathering ini tercermin dari ekspresi yang tampak sepanjang dua hari acara dan testimoni yang muncul. Ibu Maria Imaculata Sindi Prastiwi (guru SMP Regina Pacis Solo) mengungkapkan bahwa kegiatan Family Gathering ini membuatnya semakin mengenal lebih banyak guru dan karyawan. Bapak Andreas Yovi Eka Listyawan (guru SMA Regina Pacis Solo) menambahkan bahwa Family Gathering ini sangat seru dan menarik. Baginya kegiatan ini memiliki makna dalam mempererat solidaritas keluarga besar Ursulin Solo Klaten.
Hal ini menjadi modal penting dalam kelompok sosial sehingga tercipta harmoni dalam keberagaman yang kian nyata. Pernyataan ini dikuatkan oleh Bapak Novian Dicky Pratama (satpam Kampus Ursulin Solo) yang menyampaikan bahwa kegiatan Family Gathering bermakna dalam menebalkan rasa persaudaraan agar semakin kuat terjalin. Sukacita dalam Family Gathering juga tampak dalam kesan dan makna yang dirasakan oleh peserta dari Ursulin Klaten. Ibu Puri Ratnasari (guru TK Maria Assumpta Klaten) menuturkan betapa kegiatan Family Gathering ini sangat seru dan menggembirakan. Kegiatan yang mempertemukan seluruh unit Kampus Ursulin Solo Klaten ini menambah rasa persaudaraan serta menyuntikkan semangat dalam menyambut tahun ajaran baru.
Ibu Yulita Nugraheni Tuti Sendari (guru SD Maria Assumpta Klaten) merasakan makna adanya Family Gathering ini menjadi semakin diteguhkan dalam berkarya di dunia pendidikan. Ibu Yunita Widyastuti (guru SMP Maria Assumpta Klaten) menyatakan bahwa Family Gathering ini memperkuat hubungan dalam keluarga dan memberikan kenangan indah jelang tahun ajaran baru. Family Gathering yang bertempat di tempat wisata edukatif menumbuhkan motivasi untuk semakin bertumbuh dalam berkarya.
Tidak hanya dari kalangan orang dewasa, keseruan Family Gathering turut dirasakan oleh anak-anak dari para guru. Billy Novendo Cristian Harjono (putra Ibu Anung Dwi Rahayu) menyampaikan bahwa kegiatan Family Gathering berlangsung dengan sangat meriah. Billy merasa senang karena dapat berwisata bersama keluarga. Angela Shila Putri Permata Sari (putri Ibu Sesilia Feniawati) mengungkapkan bahwa dari Family Gathering ini semakin mampu memaknai arti kekeluargaan dan saling menguatkan dalam semangat pelayanan. Ursula Sheli Putri Permata Sari (putri Ibu Sesilia Feniawati) menambahkan bahwa ia merasa senang dapat menjadi bagian dari keluarga besar Ursulin. Semangat kebersamaan ia jumpai dalam kegiatan wisata dan acara Gala Dinner.
Family Gathering menjadi momentum bagi keluarga besar Ursulin Solo Klaten untuk semakin mengenal dlam lingkup luas. Kebersamaan dalam dua hari tidak hanya dilihat sebatas berwisata bareng melainkan juga dimaknai sebagai kesempatan untuk semakin akrab, guyub, dan solid dalam tali persaudaraan. Dalam kaitannya menyongsong tahun ajaran baru, Family Gathering ibarat menjadi tambahan motivasi sekaligus inspirasi dalam berkarya dan melangkah ke depan dengan hati yang mantap.
Christianto Dedy Setyawan
Kampus Ursulin Regina Pacis Solo: smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan smareginapacis-solo.sch.id/
Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/
JAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Keluarga besar KB-TK, SD, SMP, SMA, SMK Santa Theresia Jakarta merayakan Misa Pembukaan Awal Tahun Ajaran 2024-2025. Para suster, siswa, guru, staf yayasan, dan karyawan menyatakan syukur bersama dalam Misa meriah yang dipimpin oleh Romo Michael Wisnu Agung Pribadi, Pr di lapangan Kampus Santa Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 23 Juli 2023.
Dalam homilinya, Romo Michael menceritakan bagaimana pengalamannya melihat sekolah atau dunia pendidikan saat bertugas di Papua. Berbeda dengan Jakarta, di Papua khususnya daerah Bomomani hanya ada sekolah sampai tingkat dasar. Sedangkan, untuk ke jenjang berikut para siswa harus melanjutkan pendidikan ke Kota seperti di Nabire dan sekitarnya. “Anak-anak disana pergi ke kota tidak mudah, dari segi pelajaran masih jauh tertinggal. Untuk itu, peran guru harus ekstra dalam mendidik para siswa. Sedangkan para siswa memiliki tugas kasih yaitu belajar,” kata Romo Michael.
Refleksi hari ini, lanjut Romo Michael, untuk menjadi anak-anak pandai harus berani meninggalkan misalnya gadget agar dapat mencapai satu tujuan yaitu menjadi anak yang pintar dan cerdas. “Semua orang yang membuat kalian belajar disini pasti mengharapkan kalian dapat memiliki prestasi terbaik. Untuk itu, kalian harus belajar dengan sungguh- sungguh dan terus mengandalkan Tuhan Yesus sebagai sumber kekuatan. Mari, berikan yang terbaik untuk guru, orang tua, dan Tuhan, “ajak Romo Michael.
Aprianita Ganadi
Kampus Ursulin Santa Theresia Jakarta : https://www.sttheresia-jkt.sch.id/
SOLO, SERVIAMNEWS.com – Dalam mendidik dan mendampingi siswa generasi Z penting bagi guru untuk memahami dan mengembangkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE). Sejatinya, KSE mencakup kemampuan untuk mengenali, memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi diri, serta memahami emosi orang lain. Keterampilan ini sangat penting karena membantu guru dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan siswa.
Dengan memiliki KSE yang kuat, guru dapat lebih efektif dalam menjalankan peran sebagai fasilitator dalam Kurikulum Merdeka, dimana pembelajaran terpusat pada peserta didik (student center). Perubahan paradigma ini menuntut guru untuk terus mengembangkan kompetensi, terutama dalam hal KSE. Dengan KSE, guru dapat lebih efektif dalam membimbing siswa tidak hanya dalam aspek akademik tapi juga dalam pengembangan keterampilan sosial dan emosional.
Berkaitan dengan pengembangan kompetensi tersebut, sebanyak 85 guru SMP dan SMA Regina Pacis Surakarta mengikuti seminar bertajuk “Implementasi Kompetensi Sosial-Emosional dalam Pembelajaran dan Pendampingan Siswa” pada Senin, 15 Juli 2024 di Auditorium Kampus Regina Pacis Surakarta. Hadir sebagai narasumber yaitu Dosen Fakultas Psikologi sekaligus Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang, Bapak Dr. Ferdinandus Hindiarto, S..Psi., M.Si dan Ibu Dr. Elizabeth Wahyu Margareth Indira, S.Psi., M.Pd., Psikolog.
Pada sesi pertama, materi yang disampaikan adalah pengenalan kompetensi sosial emosional oleh Bapak Ferdinand. Beliau mengajak para peserta untuk menyadari realitas mengenai “Generation Gap“yaitu kesenjangan yang menciptakan jarak antara guru dan siswa. Beliau menekankan pentingnya komunikasi yang melingkar dan efektif untuk menjembatani kesenjangan ini. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memenuhi kebutuhan generasi Z yang sering digambarkan sebagai kekurangan “Vitamin A” – yaitu Attention (perhatian), Acceptance (penerimaan), Affection (kasih sayang), Appreciation (penghargaan), dan Affirmation (pengakuan).
Memenuhi “Vitamin A” sangat penting karena membantu siswa merasa dihargai dan diakui, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Perhatian dan penerimaan dari guru membuat siswa merasa didengar dan dimengerti, kasih sayang menciptakan ikatan emosional yang kuat, dan penghargaan serta pengakuan mendorong motivasi dan rasa percaya diri siswa. Dengan memenuhi kebutuhan ini, guru dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan siswa, mengurangi kesenjangan generasi, dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan inklusif.
Pada sesi ini, Bapak Ferdinand juga menyinggung mengenai pokok-pokok pemikiran pendidikan dari Driyarkara. Mendidik adalah perbuatan fundamental yang bertujuan untuk mengubah, menemukan, dan membentuk hidup manusia yang berpangkal pada sikap fundamental cinta murni yaitu mengutamakan kepentingan yang dicintai. Driyarkara juga menekankan mengenai homanisasi yaitu manusia dapat “menyadari dirinya sendiri” yang berarti mengerti diri, mampu menempatkan diri, mengambil sikap, dan mampu menentukan dirinya sendiri.
Sesi pertama diakhiri dengan peneguhan pemutaran film yang menceritakan begitu hebatnya perjuangan seorang guru yang mengajar di kelas anak-anak bermasalah, hingga mampu mendidik dan mengubah anak-anak tersebut menjadi lebih disiplin dan mampu menemukan potensi diri. Di sesi kedua, dilanjutkan dengan materi strategi pengembangan kompetensi sosial emosional dalam pembelajaran dan pendampingan siswa oleh Ibu Ira.
Pada sesi kedua ini, peserta disegarkan melalui cerita pengalaman Ibu Ira dalam mendampingi siswa termasuk yang berkebutuhan khusus. Melalui pengalaman Ibu Ira, peserta mendapatkan gambaran mengenai permasalahan emosional siswa dan strategi untuk menghadapinya. Kegiatan dilanjutkan dengan adanya diskusi kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 guru. Peserta diajak untuk mendiskusikan mengenai permasalahan sosial emosional guru dalam pendampingan siswa, kendala apa saja yang dihadapi, dan solusi untuk permasalahan tersebut. Hasil diskusi yang terbaik ditampilkan dalam role play dan ditutup dengan tiga guru yang berbagi pengalaman best practice dalam mendampingi siswa.
Dari seminar KSE ini, kita dikuatkan kembali untuk dapat menjadi guru yang otentik. Selaras dengan pandangan Erich Fromm yang menyatakan bahwa puncak dari kedamaian bukanlah terbebas dari suatu hal saja, melainkan kebebasan untuk menjadi diri sendiri, hidup sesuai dengan nilai-nilai, dan potensi pribadi. Dengan menjadi otentik kita akan mendidik dan mendampingi anak-anak yang telah dipercayakan dengan sepenuh hati tanpa beban dan keterpaksaan. Hal ini menimbulkan pertanyaan reflektif untuk mempersiapkan diri menjelang tahun ajaran baru: “Saya ingin dikenal sebagai guru yang seperti apa?”
S.Fajar Dewi Utami, SPsi – Guru BK SMA Regina Pacis Solo
Kampus Ursulin Regina Pacis Solo: smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan smareginapacis-solo.sch.id/
Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/