SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Selasa, 6 Agustus 2024 merupakan hari yang saya tunggu-tunggu sejak lama, rasanya saya ingin segera memulai petualangan baru bersama teman-teman satu kelas. Maka dari itu saya bergegas ke Auditorium dengan semangat yang membara. Disana saya bertemu banyak teman baru dari kelas lain, kami saling bercerita tentang apa yang ingin kita lakukan setibanya di tempat perkemahan.
Tak lama menunggu, akhirnya kami pun berangkat tepat pukul 08.00 dari sekolah menuju Bumi Perkemahan Rama Sinta Prambanan. Alangkah bahagianya saya ketika berada di dalam bus, saya sangat menikmati pemandangan dari luar jendela sambil terkadang mengobrol dengan teman sebelah saya. Sesekali waktu saya berandai-andai bagaimana jadinya suasana pagi hari di sekitar candi Prambanan, pasti udaranya sejuk dan menenangkan.
Waktu terus berlalu hingga akhirnya kami semua sampai di tempat perkemahan. Saya dan teman satu sangga segera mengambil barang di bagasi, lalu meletakkannya di area yang sudah ditentukan untuk membangun tenda kami. Setelah itu kami berbaris untuk mengikuti upacara pembukaan. Saat itu juga, saya merasa takjub karena bisa melihat candi Prambanan dalam jarak yang lumayan dekat, saya jadi tidak sabar ingin berkeliling di sekitar area candi nanti sore.
Upacara pun segera disudahi agar kami bisa mulai membangun tenda masing-masing. Walaupun terik matahari menyengat dan udara di sekitar terasa semakin panas, saya bersama teman satu sangga tetap bekerjasama mendirikan tenda. Hal tersebut tidak mengugurkan semangat kami, kami malah menjadi semakin terpacu untuk menyelesaikan secepatnya. Benar saja, diantara sangga putri dari kelas lainnya, sangga kami menjadi yang pertama mendirikan tenda. Kami tidak mau menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan, sehingga ada sisa waktu kami gunakan untuk memasukkan barang ke dalam tenda dan berkemas sebelum menuju ke candi Prambanan.
Singkat cerita, kami sudah berada di candi Prambanan. Kami juga diperbolehkan untuk masuk ke dalam candi, maka dari itu saya memutuskan berkeliling sebentar bersama teman satu kelas. Saya merasa kagum ketika melihat relief-relief yang terukir pada dinding candi, begitu banyak lukisan berupa manusia atau sebuah benda yang terpahat disana. Candinya pun terlihat kokoh sehingga terasa sangat megah.
Setelah puas berputar-putar dari satu candi ke candi lainnya, kami semua kembali ke tempat perkemahan guna mempersiapkan makan malam. Pada saat sangga saya mulai memasak, ternyata bahan yang kami bawa kebanyakan sehingga sehabis memasak langsung kami berikan sebagian ke pendopo panitia. Sejujurnya rasa masakan yang kami buat lumayan enak untuk ukuran koki amatir seperti kami ini.
Malamnya, kami semua berjalan bersama-sama menuju tempat dimana kami akan menonton Ramayana. Perjalanannya cukup jauh dan agak sedikit melelahkan, tapi saya tidak begitu mempedulikannya, bagi saya ini menjadi hal yang terasa menyenangkan karena bisa menyusuri jalanan sambil bertukar cerita dengan teman-teman lainnya. Sesampainya disana, saya merasa kagum bisa melihat para tokoh Pagelaran Ramayana yang menari dengan gemulai sembari diiringi alunan musik gamelan yang sangat indah. Menurut saya kedua hal tersebut merupakan perpaduan yang sangat serasi dan tidak dapat dipisahkan, saya pun merasa terbawa suasana ketika melihat adegan demi adegan yang berlangsung.
Hari kedua, 7 Agustus 2024 pagi-pagi sekali kami dibangunkan untuk melakukan meditasi. Pada saat itu suasana sangat hening dan sunyi, yang terdengar hanya suara kicauan burung serta sesekali merasakan sejuknya angin di pagi hari. Kemudian pada siang harinya kami melakukan kegiatan outbound di sekitar candi Prambanan. Saya bersama teman satu kelas berjalan dari satu pos ke pos lain untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan.
Tantangan di pos terakhir merupakan salah satu yang berkesan bagi saya, dimana kami diharuskan menutup mata menggunakan handuk (kecuali pemain paling belakang) sambil mencari bola yang warnanya sudah ditentukan oleh guru. Kita tidak boleh membuka mata ataupun berkomunikasi, jadi hanya mengandalkan kode tepukan dari teman paling belakang Dari permainan tersebut saya belajar bahwa dalam sebuah kelompok antar anggotanya harus saling percaya agar bisa meraih tujuan bersama.
Setelah lelah bermain selama sehari penuh, malam harinya kami mengikuti upacara api unggun yang dilanjutkan pentas seni tiap kelas. Kelas saya mendapat urutan tampil yang pertama, walaupun awalnya kami sempat ragu apakah akan berjalan lancar, tapi kami tetap melakukannya. Untung saja pada saat pementasan kami tidak melakukan begitu banyak kesalahan, malah mendapat banyak sekali apresiasi positif dari teman-teman lainnya.
Pementasan kelas saya diakhiri dengan berlari bersama-sama mengilingi api unggun. Setelah selesai, kami tentunya merasa sangat lega karena bisa menampilkan yang terbaik menurut kami. Saya berharap semoga apa yang kami tampilkan bisa berkesan positif bagi teman-teman yang menontonnya.
Hari ketiga merupakan hari terakhir dalam kemah pengakraban. Masih sama seperti hari sebelumnya, pagi itu diawali senam dan doa bersama. Setelahnya kami dipersilahkan untuk membongkar tenda masing-masing. Saya bersama teman satu sangga langsung membagi tugas agar pekerjaan kami cepat selesai. Tentunya hal ini tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja karena tendanya sangat besar, jadi tidak memungkinkan apabila hanya dilipat sendirian. Sekalipun bisa, pasti juga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Maka dari itu, kami bekerjasama baik dalam pembongkaran maupun melipat tenda. Tak lama kemudian, kami pun mengikuti upacara penutupan sebelum akhirnya pulang menuju ke sekolah. Saya merasa sangat senang sekaligus bangga karena tiga hari dapat saya lalui dengan baik tanpa adanya satupun masalah. Hari itu pun saya harus berpisah dengan teman-teman, dan kembali ke rumah masing-masing.
Kesan positif yang saya dapatkan selama 3 hari mengikuti kemah pengakraban yaitu saya bisa menjadi lebih mengenal teman-teman satu kelas, belajar menerima karakter yang dimiliki setiap orang, bahwa kerjasama serta komunikasi merupakan kunci penting di dalam sebuah kelompok. Adanya pementasan yang dilakukan pada hari kedua juga dapat mengingatkan kita bahwa Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang beragam, maka sebaiknya kita menanamkan rasa toleransi. Saya juga merasa senang karena bisa diperkenalkan dengan candi Prambanan dan cerita Ramayana, yang juga termasuk dalam warisan budaya Indonesia.
Sesuai dengan tema kemah pengakraban kali ini yaitu “Satu Hati, Satu Tujuan”, kita semua diajak untuk saling bekerjasama walaupun memiliki latar belakang yang berbeda-beda, supaya dapat mencapai apa yang diinginkan. Dalam perwujudan tindakan ini tentunya juga tidak mudah, terkadang kita perlu mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan bersama. Dengan sikap saling menghargai dan menerima satu sama lain, segala sesuatu yang dikerjakan pasti terasa lebih ringan dan cepat selesai.
Tindak lanjut kegiatan pengembangan diri sendiri dan sekolah adalah saya akan berusaha untuk lebih terlibat aktif lagi dalam kegiatan kelompok, jika ada sesuatu yang kurang berkenan sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu. Utamakan komunikasi daripada mementingkan kepentingan/ego sendiri. Selain itu, saya juga akan berusaha untuk menerima setiap karakter yang dimiliki oleh teman-teman, serta saling bekerjasama/kompak ketika menghadapi suatu masalah.
Andrea Annetta Kusuma Ayu Aurelia/ X-A
Kampus Ursulin Regina Pacis Solo: smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan smareginapacis-solo.sch.id/
Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/