SOLO, SERVIAMNEWS.com – Tim pastoral Kampus Ursulin Regina Pacis Surakarta mendapat kesempatan emas mengikuti pendampingan pemateri retret bertajuk “Siap Diutus Tuhan” yang diberikan oleh Romo Herman Joseph Suhardiyanto, SJ, pendamping rohani para frater inter Diosesan Malang St. Giovanni XXIII. Selain Romo Joseph, pendampingan juga diberikan oleh Ibu Bernadeta Wahyu Widhi Hapsary, S.Pd., M.Fil dari Komisi Kateketik Kevikepan Surakarta dan Bapak Ignatius Surya Prasetya Wijaya, BSc. ISE., MBA, Kepala Sekolah Evangelisasi Pribadi Keuskupan Agung Semarang. Pendampingan dilakukan selama tiga hari yaitu pada Rabu-Jumat, 17-19 Juli 2024.
Kegiatan ini bertujuan menyiapkan tim pastoral Kampus Ursulin Regina Pacis Surakarta agar semakin siap dalam memberikan materi retret untuk peserta didik. Kesiapan diri tidak hanya secara jasmani saja, tetapi juga kesiapan diri menerima Roh Kudus untuk hadir dalam menyiapkan materi, menyampaikan materi, dan mendampingi peserta didik dalam mengikuti rangkaian kegiatan retret ataupun rekoleksi. Pengolahan batin sangat penting untuk menyiapakan diri. Acara dimulai dengan sharing iman yang saling menguatkan satu sama lain. Dukungan satu tim menjadi kunci utama dalam suksesnya melaksanakan pembinaan rohani peserta didik.
Penuh suka cita dan kesadaran bahwa Allah sungguh baik dalam kehidupan kita semua anak-anakNya membuat Tim Pastoral Kampus Regina Pacis Surakarta semakin semangat mengikuti pendampingan. Menyadari karya Allah sungguh luar biasa lewat peserta didik yang dipercayakan kepada sekolah menjadi tanggung jawab yang harus diemban dengan baik. Pertumbuhan pendidikan tidak hanya berkaitan dengan nilai berupa angka, tetapi juga karakter dan keimanan mereka yang harus dikembangakan agar tumbuh subur sehingga mampu membentengi diri mereka dari berbagai ancaman dan godaan dalam kehidupan. Tim Pastoral Kampus menjadi garda terdepan untuk memupuk iman mereka dengan berbagai kegiatan kerohanian yang diadakan di sekolah.
Tim Pastoral Kampus Regina Pacis mendapat banyak bekal, strategi, dan kemurahan hati melalui ketiga narasumber. Berbagai kendala dikupas bersama dan dicari solusinya dengan latihan discerment. Latihan mendengarkan suara hati dengan mengandalkan pertolongan Tuhan karena berkat Tuhan selalu menguatkan kita semua.
Sebagai Tim Pastoral Kampus, peserta juga diajak untuk menyeimbangkan roda hidup kristiani. Berporos pada Yesus yang menggerakan doa, keluarga, pelayanan, firman, pekerjaan, dan komunitas dengan seimbang akan membuat pelayanan kami berjalan dengan baik dan semakin berlimpah kasih Tuhan. Bapak Petrus Gian salah satu guru Pendidikan Agama Katolik di SMA Regina Pacis Surakarta menuturkan kesannya setelah mengikuti kegiatan Pelatihan Pendamping Retret ini. Ia semakin disadarkan bahwa retret untuk siswa-siswi di sekolah bukan hanya menjadi program tahunan sekolah melainkan menjadi suatu kebutuhan siswa untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup.
Memang dalam retret tidak langsung siswa-siswi langsung berubah 100% menjadi baik. Retret sebenarnya sebuah latihan rohani dimana siswa-siswi terus menerus diajak mengolah diri dan spiritualitasnya setiap saat agar hidup rohani mereka semakin bermutu dan semakin menyadari serta merasakan cinta Allah pada diri mereka masing-masing. Selain itu, Bapak Gian juga secara pribadi diingatkan untuk membawakan retret sesuai kebutuhan peserta didik yaitu dengan memberikan retret yang kontekstual sehingga dapat dinikmati dan dihidupi oleh siswa-siswi dalam kehidupan nyata.
Berbeda dengan Ibu Margaretha yang merupakan guru Pendidikan Agama Katolik di SMP Regina Pacis Surakarta, dia disadarkan bahwa menerima rahmat berarti juga harus mengikuti jalan penderitaan Yesus seperti perumpamaan mina dalam Injil Lukas 19:12-27. Allah melalui Roh Kudus telah memberikan kita kepercayaan dan tugas yang besar selama kita hidup di dunia ini dan memiliki harapan bahwa kita memiliki keberanian untuk mengembangkannya dalam hidup sehari-hari. Tugas dan pelayanan yang dilakukan semua diarahkan untuk Tuhan, bukan untuk mendapatkan pujian, menyenangkan diri atau membanggakan diri sendiri.
Para peserta pendampingan retret semakin dikukuhkan untuk menjadi sepenuhnya Katolik dan sepenuhnya Indonesia. Orang Katolik harus menjunjung tinggi ke- Indonesiaannya, dengan cara menjunjung tinggi adat istiadat, menghargai dan bergaul dengan siapa saja tanpa memandang suku, etnis, profesi atau pekerjaan tertentu. Menjadi nasionalis berarti kita sebagai warga Indonesia seyogyanya mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia atau dengan kata lain kita memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sosial dan alam sekitar.
Di penghujung pendampingan pemateri retret selam tiga hari ini, kami sebagai Tim Pastoral akhirnya mengerti urutan retret yaitu mulai dari pengenalan diri, pengalaman iman dan pendalaman iman pada sesama dan lingkungan melalui keputusan-keputusan berdasarkan discernment. Pengetahuan dan pengalaman ini tentunya membuat kami siap diutus untuk mendampingi kehidupan rohani siswa-siswi kami di tahun -tahun selanjutnya. Salam Serviam.
Cicilia Feniawati – Guru SMA Regina Pacis Surakarta
Kampus Ursulin Regina Pacis Solo: smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan smareginapacis-solo.sch.id/
Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/