SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com –  Kampus Ursulin Yuwati Bhakti menggelar Open House bertajuk “Bersama Yuwati Bhakti, Cintai Budaya Nusantara”, Jumat – Sabtu, 10-11 Januari 2025. Acara dibuka oleh Ketua II Yayasan Yuwati Bhakti, Sr. Catharina Siti Margiyati, OSU disaksikan para undangan dan seluruh warga kampus dengan pemotongan pita, diiringi Marching Band “Esperanza” gabungan peserta didik TB-TK Sukapirena, SD dan SMP Yuwati Bhakti.  Adapun kegiatan Open House bertujuan khusus untuk menggali potensi seluruh peserta didik, menampilkan seluruh kemampuan dan bakat yang dimiliki peserta didik. “Inilah saatnya, kita memberi wadah dan kesempatan untuk mereka berekspresi”, papar Sr. Catharina, OSU.

Usai dibuka, kegiatan dilanjutkan dengan pentas seni yang menampilkan berbagai budaya di Indonesia berupa tarian, nyanyian, dan drama musikal. Lebih dari 400 peserta didik TB-TK, SD, dan SMP Yuwati Bhakti tampil percaya diri.  Hadirin yang memenuhi sekitar panggung terlihat menikmati penampilan yang tersaji. Para orang tua datang silih berganti menyaksikan penampilan putra-putri mereka, sambil menikmati berbagai kuliner yang disajikan peserta bazar, mulai dari minuman dan makanan ringan, makanan berat, cemilan hingga souvenir, dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan gratis oleh tim medis dari rumah sakit Kartika Kasih dan Betha Medika. Dinas Kesehatan Kota Sukabumi pun turut membantu tim P3K dengan mobil ambulans.

Hari kedua, acara diawali dengan senam, jalan sehat, dan pentasi seni. Selain peserta didik, P3YB dan Aixin Sukabumi, yang beranggotakan Oma-oma berusia 70-90 tahun pun ikut terlibat.  Di antara penampilan yang memukau, hadirin juga disuguhi dengan berbagai hadiah doorprice yang jumlahnya ratusan. Pameran hasil karya peserta didik SMP Yuwati Bhakti berupa ruang podcast, sejarah Yuwati Bhakti, lukisan, dan kuliner tak kalah menarik bagi pengunjung. Dengan fasih, petugas pameran menjelaskan isi pameran kepada para pengunjung. Karena begitu banyaknya pengunjung dan tamu yang hadir, tentu membutuhkan keamanan dan tempat parkir. Untuk itu, tim keamanan Yuwati Bhakti bekerja sama dengan Polsek Kecamatan Cikole, Polresta Kota Sukabumi, dan Koramil Cikole untuk menjaga keamanan.

Kolaborasi menjadi poin penting dalam open house tahun ini, selain menampilkan bakat dan minat peserta didik. Kolaborasi antar peserta didik, guru, orang tua, juga masyarakat sekitar melalui berbagai kontribusi mereka. Baik keikutsertaan dalam acara, bazar, kesehatan, dan keamanan. Semoga kegiatan ini menjadi wadah yang indah dalam upaya meningkatkan kerja sama dan kolaborasi yang lebih baik di tahun 2025.

Agnes Trimaryunani

Kampus Ursulin Yuwati Bhakti : https://yuwatibhakti.sch.id/

SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Bertempat di Auditorium Kampus Regina Pacis, pada hari Sabtu, 14 Desember 2024, Pastoral Kampus Regina Pacis menyelenggarakan rekoleksi Adven yang penuh makna sebagai persiapan menyambut kedatangan Kristus pada Hari Natal nanti.

Rekoleksi Adven tahun 2024 ini dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama adalah ibadat dan renungan Adven yang berlangsung pukul 07.30-09.00 WIB dengan tema Spes Non Confundit atau “Pengharapan yang Tidak Mengecewakan”. Ibadat dipimpin oleh Sr. Maria Theofila, OSU beserta Tim Pastoral Kampus Regina Pacis. Renungan Adven yang mengambil tema: Spes Non Confundit dibawakan oleh Bapak Elias Anwar. Renungan Adven ini mengajak peserta rekoleksi untuk menjadi peziarah harapan seperti yang dilakukan oleh pemungut cukai dalam Injjl Lukas Bab 3.

Dalam sesi ini, peserta juga diajak untuk mendalami pengharapan yang didasarkan pada iman kepada Tuhan, meskipun sering kali dihadapkan pada situasi sulit. Melalui ibadat dan renungan Adven, peserta juga diberi kesempatan untuk sharing bersama dalam kelompok kecil dan berbagi pengalaman.

Suster Vero dalam kelompok kecilnya membuka sharing bahwa dalam pengharapan, kita harus terbuka pada realitas hidup dan belajar menerima situasi di mana pengharapan tampaknya tidak terwujud namun tetap kuat untuk tekun. “Pengalaman-pengalaman seperti perjuangan Pak Edy menghadapi sakit demam berdarah anaknya, Ibu Wiwik yang harus pindah rumah demi menemani mertuanya, dan pergumulan saya sendiri dengan sakit, mestinya menjadikan pengharapan yang menguatkan iman dan harapan kepada Tuhan”, demikian dikatakan Suster Vero dalam sharingnya.

Ada juga sharing dari kelompok Ibu Indratin bersama Ibu Lestari, membagikan kekaguman mereka terhadap tokoh pemungut cukai dalam Injil yang berani bertobat dan melakukan transformasi diri. “Pemungut cukai berani meninggalkan kenyamanan hidupnya dan mau mengikuti Yesus adalah sebuah keberanian”, kata Ibu In.

Melalui sharing bersama ini, Pak Anwar menegaskan bahwa pengharapan tidak selalu berarti bebas dari kesulitan, tetapi kita mau terbuka terhadap realitas dan berusaha menemukan kekuatan di dalamnya. Dalam renungannya, Pak Anwar mengajak semua peserta untuk terus berharap dan menjadi peziarah pengharapan, terutama menjelang Tahun Yubileum 2025. “Pengharapan adalah teman setia kita untuk sampai kepada Kristus,” tegas Pak Anwar. Sebagai peneguhan, Suster Maria Theofilla yang memimpin doa-doa Adven menyentuh hati, menguatkan iman dan komitmen para peserta untuk terus berjalan dalam terang Kristus.

Sesi keduadilanjutkan pukul 09.00-11.30 WIB dengan tema “Hiduplah dan Bebaslah: Mengenakan Pikiran dan Hati Kristus”. Sesi ini dipandu oleh Rm. Agustinus Setyadarmono, SJ, atau sering disapa Romo Nano. Tema ini mau mengupas dan mendalami buku yang berjudul: Hiduplah dan Bebaslah. Sesi ini berkesinambungan mendalami setiap bab dari buku tersebut. Dalam pertemuan bersama Romo Nano, yang didalami adalah bagian pengantar dari buku tersebut.

Dalam sesi ini, Romo Nano membawa peserta dengan gayanya yang lucu namun berbobot pada refleksi mendalam tentang kebebasan sejati dalam hidup. Romo Nano menekankan bahwa kebebasan sejati bukan sekadar terbebas dari beban, tetapi juga keberanian mau menggunakan perasaan dan pikiran dari Kristus, yang seringkali berbeda dengan perasaan dan pikiran kita bahkan orang lain.Peserta diajak untuk mengenakan pikiran dan hati Kristus dalam setiap aspek hidup mereka, terutama dalam peran mereka sebagai pendidik dan pelayan sesama. Kebebasan ini menjadi dasar untuk terus membangun kehidupan yang selaras dengan kehendak Tuhan.

Acara kemudian ditutup oleh Suster Vero, yang memberikan pesan mendalam tentang pentingnya ketekunan dalam menerima diri sendiri dan belajar mendalami buku Sepikiran dengan Kristus. Suster Vero mengajak semua peserta rekoleksi untuk terus membangun pengharapan yang kokoh dan melibatkan Kristus dalam setiap langkah hidup.

Melalui dua tema besar, Spes Non Confundit dan Hiduplah dan Bebaslah, rekoleksi ini menjadi pengingat bahwa pengharapan adalah dasar kehidupan yang tidak akan pernah mengecewakan. Bersama dengan kebebasan sejati yang diperoleh melalui iman, peserta didorong untuk menjadikan hidup mereka sebagai kesaksian nyata tentang kasih dan rahmat Tuhan.Semoga semangat pengharapan dan kebebasan sejati yang dipupuk melalui rekoleksi ini dapat terus hidup di hati semua peserta, membawa mereka lebih dekat kepada Kristus di masa Adven dan seterusnya.

El. Anwar (Guru Pendidikan Agama Katolik SMA Regina Pacis Surakarta)

Kampus Ursulin Regina Pacis Surakarta: https://smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan https://smareginapacis-solo.sch.id/

KLATEN, SERVIAMNEWS.com – Manusia bukan hanya makhluk cerdas (Homo Sapiens), namun ternyata juga merupakan makhluk pemain yang suka memainkan permainan (Homo Ludens). Ini terbukti pada tanggal 10 dan 11 Desember 2024, ketika para guru KB, TK, SD, dan SMP Maria Assumpta mengikuti Workshop Experiential Learning (Pembelajaran Berbasis Pengalaman). Dalam workshop yang dipandu oleh Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., para guru sangat menikmati bermain, layaknya anak-anak.

Workshop yang berlangsung selama dua hari ini diisi dengan kegiatan bermain dan bermain. Permainan menjadi sarana untuk mendapatkan suatu pengalaman sekaligus membangkitkan kegembiraan dan semangat. Pada hari pertama, Pak Eka memulai workshop dengan mengajak peserta bermain aneka permainan yang menyenangkan sembari menyadarkan tentang pentingnya fokus dan konsentrasi. Melalui permainan ini peserta menyadari bahwa kegembiraan, fokus, dan konsentrasi dibutuhkan dalam mengikuti workshop ini. Peserta dengan sendirinya menyadari hal ini tanpa harus diberitahu oleh pemandu. Di sinilah untuk pertama kalinya peserta disadarkan bahwa pengalaman itu penting untuk membentuk suatu pemahaman.

Experiential Learning atau Pembelajaran Berbasis Pengalaman ini membutuhkan imajinasi terkait profil lulusan yang diharapkan. Maka sebelum melangkah dalam kegiatan pembelajaran di kelas, penting bagi sekolah untuk merumuskan profil lulusan. Profil lulusan ini meliputi kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Profil lulusan dirumuskan berdasar visi dan misi satuan pendidikan serta keadaan dan kemampuan satuan pendidikan dari sisi SDM, sarana-prasarana, keuangan, serta budaya organisasi. Profil lulusan ini harus menjadi dasar dalam berbagai keputusan dan tindakan.

Terkait profil lulusan ini, peserta diberi kesempatan untuk berimajinasi bersama kelompok, memimpikan lulusan seperti apa di setiap jenjang pendidikan. Maka peserta yang mengajar di KB dan TK berkumpul menjadi satu kelompok, SD berkumpul menjadi tiga kelompok, dan SMP berkumpul menjadi dua kelompok. Setiap kelompok mengalami memimpikan dan mengomunikasikan impian tentang profil lulusannya melalui suatu aktivitas yang menarik dan menyenangkan.

Kelompok merumuskan impiannya dan mengejawantahkan impian itu dalam kegiatan fashion show. Jadi, setiap kelompok membuat busana dan aneka aksesorisnya untuk menggambarkan profil lulusan yang menjadi impian kelompok. Salah satu anggota kelompok menampilkan profil itu dalam pertunjukan fashion show, sementara ada satu perwakilan lainnya yang menjelaskan profil lulusan yang kelompok impikan. Sesi terakhir di hari pertama ini peserta diajak menemukan inspirasi dari film “Dead Poet Society”. Dengan menyaksikan film ini, peserta masuk ke dalam pengalaman tokoh guru dalam film tersebut. Pengalaman inilah yang menjadi bahan refleksi untuk kemudian ditemukan relevansinya di satuan pendidikan.

Hari kedua workshop diawali dengan penyadaran akan realitas bahwa saat ini manusia hidup di era VUCA yang penuh dengan kepalsuan. Hoaks beredar di mana-mana. AI disalahgunakan untuk kepentingan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Manusia hidup dalam ketidakpastian. Maka dibutuhkan pedagogi yang tepat untuk menghadapi situasi seperti ini, di mana pembelajaran harus relevan dengan tantangan zaman, kontekstual (sesuai dengan situasi yang konkret), otentik (apa adanya, murni), dan variatif.

Pembelajaran Berbasis Pengalaman menjadi pilihan ideal untuk proses pembelajaran di era seperti sekarang ini. Dasar dari Pembelajaran Berbasis Pengalaman adalah filsafat konstruktivisme. Dalam filsafat ini, diyakini bahwa pengetahuan paling berdampak jika disusun sendiri oleh siswa. Pengetahuan yang didapat akan memicu rasa penasaran yang memunculkan pertanyaan, pergulatan, dan imajinasi.

Dinamika dalam Pembelajaran Berbasis Pengalaman meliputi lima langkah. Pertama-tama siswa diajak mengalami. Pengalaman yang didapat itu kemudian direfleksikan. Refleksi tidak selalu terkait kerohanian. Refleksi di sini adalah proses menemukan makna dibalik peristiwa. Maka guru perlu memberi ruang yang cukup untuk siswa mengungkapkan pengalaman dan perasaan dengan bahasa mereka sendiri. Pertanyaan pemantik tentu akan sangat membantu dalam proses refleksi ini.

Setelah direfleksikan, pengalaman itu dianalisis. Untuk jenjang KB dan TK, kegiatan analisis ini tidak harus ada. Sedangkan untuk jenjang SD, kegiatan analisis sebaiknya menggunakan sarana atau pendekatan yang konkret. Analisis yang sederhana untuk anak SD adalah analisis sebab akibat. Setelah analisis, kemudian dilakukan generalisasi (menarik kesimpulan). Pada tahap ini siswa dipancing untuk menggali nilai-nilai serviam. Guru harus belajar menahan diri untuk tidak ceramah mengenai nilai-nilai ini. Tahap terakhir dari dinamika Pembelajaran Berbasis Pengalaman adalah aplikasi. Pada tahap ini, guru dapat memberi kesempatan yang luas kepada siswa untuk menyampaikan pendapat atau berimajinasi.

Dalam workshop dua hari ini, peserta membuktikan sendiri kekuatan Pembelajaran Berbasis Pengalaman. Peserta tidak banyak mendengarkan ceramah yang menunjukkan tentang apa itu Pembelajaran Berbasis Pengalaman, namun diajak untuk mengalami sendiri apa yang dipelajari. Peserta membangun sendiri pengetahuan tentang Pembelajaran Berbasis Pengalaman itu. Workshop tidak berakhir sampai di sini. Saatnya bagi peserta untuk mempraktikkan hasil belajarnya di kelas masing-masing. Semoga dengan menerapkan Pembelajaran Berbasis Pengalaman ini, proses pembelajaran menjadi mindful, meaningful, and joyful. Dan lebih dari itu, pembelajaran dapat melahirkan profil lulusan sebagaimana diharapkan oleh sekolah.

“Saya dengar, saya lupa. Saya lihat, saya ingat.

Saya lakukan, saya mengerti.”

(Confusius)

“Beritahu aku, aku lupa. Ajari aku, aku ingat.

Libatkan aku, aku mengerti.”

(Benyamin Franklin)

Maria Asih Wibowo Retno, SD Maria Assumpta Klaten

Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten : http://mariaassumpta.sch.id/

SURABAYA, SERVIAMNEWS.com – Kampus Ursulin Santa Maria Surabaya kembali menggelar kegiatan inspiratif dengan mengadakan Teacher’s Exchange, sebuah program pertukaran pengajar yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi lintas jenjang pendidikan, Kamis, 14 November 2024. Acara ini melibatkan guru-guru dari unit SMA yang mengajar di SMP, dan sebaliknya, serta menghadirkan pengalaman belajar yang segar bagi para siswa.

Sebanyak 12 guru dari unit SMA terlibat dalam kegiatan ini. Mereka mengajar siswa kelas 8 SMP dengan pendekatan inovatif yang mengintegrasikan materi pelajaran dan pengembangan soft skills. Beberapa guru yang terlibat dalam kegiatan ini misalnya:

Pak Pambuko membimbing siswa dalam seni Karawitan, Bu Eva mengajarkan tari tradisional melalui praktik langsung di ruang Ursula, Ms. Maria memberikan pelatihan public speaking untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa berbicara di depan umum.

Juga Pak Bagus menghadirkan cara menyenangkan untuk memahami fisika. Selain itu, guru-guru lain seperti Frau Sandra, Mr. Johannes, Bu Luci, Bu Angel, Bu Nike, Bu Tyas, Bu Amel, dan Pak Khrisma turut menyampaikan berbagai materi edukatif yang disesuaikan untuk siswa SMP. Sebagai bagian dari program ini, sebanyak 15 siswa SMP yang merupakan perwakilan dari kelas 8A hingga 8E mengikuti sesi sit-in di kelas Seni Tari dan Seni Musik di SMA. Sesi ini berlangsung pada jam pelajaran ke-1 hingga ke-2 serta ke-4 hingga ke-5. Melalui kegiatan ini, siswa mendapat wawasan baru tentang seni, sekaligus merasakan suasana belajar di unit SMA.

Tidak hanya guru SMA yang mengajar di SMP, guru dari unit SMP seperti Pak Martinus, Pak Pandya, dan Bu Martha juga berkesempatan mengajar siswa SMA. Pertukaran ini memberikan kesempatan bagi para guru untuk saling belajar metode pembelajaran lintas jenjang, sekaligus memperkaya pengalaman siswa. Program Teacher’s Exchange ini mencerminkan komitmen Kampus Ursulin Santa Maria Surabaya untuk terus berinovasi dalam pendidikan. Dengan mempertemukan guru dan siswa dari berbagai jenjang, diharapkan tercipta sinergi yang semakin kuat dalam upaya mencetak generasi muda yang kreatif, percaya diri, dan berprestasi.

“Ini adalah salah satu cara kami untuk memupuk semangat kolaborasi dan inovasi di lingkungan sekolah. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus memberikan dampak positif bagi semua pihak,” ujar Bu Gita sebagai wakil kepala satuan pendidikan bidang kurikulum. Kegiatan ini menjadi momentum berharga bagi seluruh keluarga besar Kampus Ursulin Santa Maria Surabaya untuk terus melangkah bersama menuju pendidikan yang lebih baik.

Tim Humas SMA Santa Maria

Kampus Ursulin Santa Maria Surabaya : https://sanmarosu-jatim.sch.id/

JAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Ikatan Alumni Serviam Indonesia (IASI) mengadakan Serviam Charity Christmas Market di Borobudur Backyard Garden, Hotel Borobudur Jakarta pada tanggal 22-24 November 2024. Serviam Charity Christmas Market resmi dibuka oleh Ibu Veronica Tan, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Jumat, 22 November 2024. Kehadiran Ibu Veronica membawa semangat kebersamaan dan mendukung tujuan mulia acara ini.

Adapun tujuan acara Serviam Charity Christmas Market yaitu untuk pendanaan Ursuline Scholarship Foundation dan Pengembangan Sekolah di daerah. Acara menampilkan lebih dari 100 booth, mulai dari food & beverage hingga non-food items seperti fashion, beauty, dan craft. Acara juga dimeriahkan oleh lebih dari 3.000 pengunjung, termasuk para alumni Serviam bersama keluarga dan sahabat. Kegiatan melibatkan para alumni dari Kampus Ursulin Regio DKI Jakarta dan Banten yaitu Kampus Ursulin Santa Ursula Jakarta, Kampus Ursulin Santa Theresia, Kampus Ursulin Santa Maria, Kampus Ursulin Santa Ursula BSD, dan Kampus Ursulin Santo Vincentius.

IASI adalah Ikatan alumni dari sekolah-sekolah Ursulin seluruh Indonesia dan dilatarbelakangi dengan niatan untuk menerapkan nilai-nilai Serviam (Saya Mengabdi) yang sudah ditanamkan sejak di bangku sekolah, dalam melayani sesama khsususnya di bidang sosial kemanusiaan. Semangat Serviam adalah pembentuk kepribadian yang luhur dalam keseharian, terutama kepedulian kepada sesama.para alumni kemudian secara resmi membentuk perkumpulan IASI pada 17 Agustus 2021.Berbagai kegiatan akan dilakukan guna melayani sesama khsususnya di bidang sosial kemanusiaan. Sampai saat ini, ada lebih dari 100.000 alumni dengan rentang usia 19-80 tahun dan 90% berdomisili di Indonesia.

Aprianita Ganadi

Ikatan Alumni Serviam Indonesia: https://alumniserviam.org/

JAKARTA, SERVIAMNEWS.com– Keluarga besar KB-TK, SD, SMP, SMA, SMK Santa Theresia Jakarta merayakan pesta pelindung Kampus Ursulin Santa Theresia, Selasa, 1 Oktober 2024. Para Suster, peserta didik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, tenaga penunjang berkumpul bersama dalam suasana persaudaraan dan Misa Meriah di lapangan Kampus Ursulin Santa Theresia. Misa bertajuk “Menjadi Pribadi yang Rendah Hati Seturut Teladan Hidup Santa Theresia” ini dipimpin oleh Romo Vincentius Prastowo, SDB.

Dalam homilinya, Romo Prastowo menjelaskan mengenai tiga sikap Santa Theresia yang wajib kita teladani. Pertama, pribadi Santa Theresia yang selalu rendah hati. Bagaimanapun caranya, Santa Theresia ingin selalu dekat dengan Yesus. Ia lalu menggambarkan relasi kedekatannya dengan Yesus seperti mainan, yang bebas diapakan saja. Inilah contoh inspirasi kerendahan hati di hadapan Tuhan.

Kedua, lanjut Romo Prastowo, Santa Theresia masuk ke biara dengan umur yang masih sangat muda. Meski belum cukup umur untuk masuk biara, Santa Theresia rajin menjadi pendoa bagi kaum misioner seluruh dunia. Inilah contoh empati atau bela rasa yang wajib kita pelajari dari pribadi Santa Theresia. Ketiga, hidup di biara memiliki tantangan, akan tetapi Santa Theresia berhasil mengatasi ego, dan tetap menjalankan hidupnya dengan Joyful. Santa Theresia berhasil menjadi orang Kudus yang selalu bersukacita.

Usai Misa, para suster, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga penunjang menghadiri acara kekeluargaan bersama di Auditorium Kampus Ursulin Santa Theresia. Acara diisi dengan penampilan seni dari unit kerja, pengenalan pegawai baru,dan pemberian penghargaan kepada mereka yang telah mengabdi bekerja di Kampus Ursulin Santa Theresia selama 35 tahun, 25 tahun, 20 tahun, 15 tahun, 10 tahun, dan 5 tahun. Acara kemudian ditutup dengan makan siang bersama.

Aprianita Ganadi

Kampus Ursulin Santa Theresia Jakarta:  https://www.sttheresia-jkt.sch.id/

SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Selasa, 6 Agustus 2024 merupakan hari yang saya tunggu-tunggu sejak lama, rasanya saya ingin segera memulai petualangan baru bersama teman-teman satu kelas. Maka dari itu saya  bergegas ke Auditorium dengan semangat yang membara. Disana saya bertemu banyak teman baru dari kelas lain, kami saling bercerita tentang apa yang ingin kita lakukan setibanya di tempat perkemahan.

Tak lama menunggu, akhirnya kami pun berangkat tepat pukul 08.00 dari sekolah menuju Bumi Perkemahan Rama Sinta Prambanan. Alangkah bahagianya saya ketika berada di dalam bus, saya sangat menikmati pemandangan dari luar jendela sambil terkadang mengobrol dengan teman sebelah saya. Sesekali waktu saya berandai-andai bagaimana jadinya suasana pagi hari di sekitar candi Prambanan, pasti udaranya sejuk dan menenangkan.

Waktu terus berlalu hingga akhirnya kami semua sampai di tempat perkemahan. Saya dan teman satu sangga segera mengambil barang di bagasi, lalu meletakkannya di area yang sudah ditentukan untuk membangun tenda kami. Setelah itu kami berbaris untuk mengikuti upacara pembukaan. Saat itu juga, saya merasa takjub karena bisa melihat candi Prambanan dalam jarak yang lumayan dekat, saya jadi tidak sabar ingin berkeliling di sekitar area candi nanti sore.

 Upacara pun segera disudahi agar kami bisa mulai membangun tenda masing-masing. Walaupun terik matahari menyengat dan udara di sekitar terasa semakin panas, saya bersama teman satu sangga tetap bekerjasama mendirikan tenda. Hal tersebut tidak mengugurkan semangat kami, kami malah menjadi semakin terpacu untuk menyelesaikan secepatnya. Benar saja, diantara sangga putri dari kelas lainnya, sangga kami menjadi yang pertama mendirikan tenda. Kami tidak mau menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan, sehingga ada sisa waktu kami gunakan untuk memasukkan barang ke dalam tenda dan berkemas sebelum menuju ke candi Prambanan.      

Singkat cerita, kami sudah berada di candi Prambanan. Kami juga diperbolehkan untuk masuk ke dalam candi, maka dari itu saya memutuskan berkeliling sebentar bersama teman satu kelas. Saya merasa kagum ketika melihat relief-relief yang terukir pada dinding candi, begitu banyak lukisan berupa manusia atau sebuah benda yang terpahat disana. Candinya pun terlihat kokoh sehingga terasa sangat megah.

Setelah puas berputar-putar dari satu candi ke candi lainnya, kami semua kembali ke tempat perkemahan guna mempersiapkan makan malam. Pada saat sangga saya mulai memasak, ternyata bahan yang kami bawa kebanyakan sehingga sehabis memasak langsung kami berikan sebagian ke pendopo panitia. Sejujurnya rasa masakan yang kami buat lumayan enak untuk ukuran koki amatir seperti kami ini.

Malamnya, kami semua berjalan bersama-sama menuju tempat dimana kami akan menonton Ramayana. Perjalanannya cukup jauh dan agak sedikit melelahkan, tapi saya tidak begitu mempedulikannya, bagi saya ini menjadi hal yang terasa menyenangkan karena bisa menyusuri jalanan sambil bertukar cerita dengan teman-teman lainnya. Sesampainya disana, saya merasa kagum bisa melihat para tokoh Pagelaran Ramayana yang menari dengan gemulai sembari diiringi alunan musik gamelan yang sangat indah. Menurut saya kedua hal tersebut merupakan perpaduan yang sangat serasi dan tidak dapat dipisahkan, saya pun merasa terbawa suasana ketika melihat adegan demi adegan yang berlangsung.

Hari kedua, 7 Agustus 2024 pagi-pagi sekali kami dibangunkan untuk melakukan meditasi. Pada saat itu suasana sangat hening dan sunyi, yang terdengar hanya suara kicauan burung serta sesekali merasakan sejuknya angin di pagi hari. Kemudian pada siang harinya kami melakukan kegiatan outbound di sekitar candi Prambanan. Saya bersama teman satu kelas berjalan dari satu pos ke pos lain untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan.

Tantangan di pos terakhir merupakan salah satu yang berkesan bagi saya, dimana kami diharuskan menutup mata menggunakan handuk (kecuali pemain paling belakang) sambil mencari bola yang warnanya sudah ditentukan oleh guru. Kita tidak boleh membuka mata ataupun berkomunikasi, jadi hanya mengandalkan kode tepukan dari teman paling belakang Dari permainan tersebut saya belajar bahwa dalam sebuah kelompok antar anggotanya harus saling percaya agar bisa meraih tujuan bersama.

Setelah lelah bermain selama sehari penuh, malam harinya kami mengikuti upacara api unggun yang dilanjutkan pentas seni tiap kelas. Kelas saya mendapat urutan tampil yang pertama, walaupun awalnya kami sempat ragu apakah akan berjalan lancar, tapi kami tetap melakukannya. Untung saja pada saat pementasan kami tidak melakukan begitu banyak kesalahan, malah mendapat banyak sekali apresiasi positif dari teman-teman lainnya.

Pementasan kelas saya diakhiri dengan berlari bersama-sama mengilingi api unggun. Setelah selesai, kami tentunya merasa sangat lega karena bisa menampilkan yang terbaik menurut kami. Saya berharap semoga apa yang kami tampilkan bisa berkesan positif bagi teman-teman yang menontonnya.

Hari ketiga merupakan hari terakhir dalam kemah pengakraban. Masih sama seperti hari sebelumnya, pagi itu diawali senam dan doa bersama. Setelahnya kami dipersilahkan untuk membongkar tenda masing-masing. Saya bersama teman satu sangga langsung membagi tugas agar pekerjaan kami cepat selesai. Tentunya hal ini tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja karena tendanya sangat besar, jadi tidak memungkinkan apabila hanya dilipat sendirian. Sekalipun bisa, pasti juga membutuhkan waktu yang cukup lama.

Maka dari itu, kami bekerjasama baik dalam pembongkaran maupun melipat tenda. Tak lama kemudian, kami pun mengikuti upacara penutupan sebelum akhirnya pulang menuju ke sekolah. Saya merasa sangat senang sekaligus bangga karena tiga hari dapat saya lalui dengan baik tanpa adanya satupun masalah. Hari itu pun saya harus berpisah dengan teman-teman, dan kembali ke rumah masing-masing.

Kesan positif yang saya dapatkan selama 3 hari mengikuti kemah pengakraban yaitu saya bisa menjadi lebih mengenal teman-teman satu kelas, belajar menerima karakter yang dimiliki setiap orang, bahwa kerjasama serta komunikasi merupakan kunci penting di dalam sebuah kelompok. Adanya pementasan yang dilakukan pada hari kedua juga dapat mengingatkan kita bahwa Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang beragam, maka sebaiknya kita menanamkan rasa toleransi. Saya juga merasa senang karena bisa diperkenalkan dengan candi Prambanan dan cerita Ramayana, yang juga termasuk dalam warisan budaya Indonesia.

Sesuai dengan tema kemah pengakraban kali ini yaitu “Satu Hati, Satu Tujuan”, kita semua diajak untuk saling bekerjasama walaupun memiliki latar belakang yang berbeda-beda, supaya dapat mencapai apa yang diinginkan. Dalam perwujudan tindakan ini tentunya juga tidak mudah, terkadang kita perlu mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan bersama. Dengan sikap saling menghargai dan menerima satu sama lain, segala sesuatu yang dikerjakan pasti terasa lebih ringan dan cepat selesai.

Tindak lanjut kegiatan pengembangan diri sendiri dan sekolah adalah saya akan berusaha untuk lebih terlibat aktif lagi dalam kegiatan kelompok, jika ada sesuatu yang kurang berkenan sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu. Utamakan komunikasi daripada mementingkan kepentingan/ego sendiri. Selain itu, saya juga akan berusaha untuk menerima setiap karakter yang dimiliki oleh teman-teman, serta saling bekerjasama/kompak ketika menghadapi suatu masalah.

Andrea Annetta Kusuma Ayu Aurelia/ X-A

Kampus Ursulin Regina Pacis Solo: smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan smareginapacis-solo.sch.id/

Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/

SOLO, SERVIAMNEWS.com – Perwakilan dari Wenzao Ursuline University of Languages, Taiwan berkunjung ke SMA Regina Pacis Surakarta, pada Senin, 12 Agustus 2024.  Kunjungan ini menjadi momen istimewa, mengingat kedua institusi merupakan bagian dari komunitas pendidikan Ursulin yang sama. Acara yang berlangsung di Auditorium lantai 2 Kampus Ursulin Regina Pacis Surakarta ini dihadiri oleh 129 siswa-siswi kelas X, XI, dan XII yang berminat untuk melanjutkan study ke Wenzao Ursuline University.

Dalam kunjungan ini pihak Wenzao berkesempatan untuk memperkenalkan program-program unggulan dan kehidupan perkuliahan yang disampaikan oleh Dr. IJane Weng, Arlyn Hielman seorang mahasiswi tahun ketiga, dan ditemani Suster Cecilia Tsaishu Wang, OSU.

Acara dimulai dengan sambutan hangat dari Kepala Sekolah SMA Regina Pacis Surakarta Ibu MM. Wahyu Utami, M.Pd beliau mengapresiasi kunjungan dari Wenzao Ursuline University yang diharapkan dapat memberikan wawasan baru kepada para siswa mengenai peluang pendidikan tinggi di luar negeri. Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh tim Wenzao Ursuline University.

Wenzao Ursuline University terletak di Kota Kaohsiung 高雄, Taiwan, sebuah kota yang dikenal dengan kehidupan perkotaan yang dinamis dan keindahan alamnya. Universitas ini berdiri kokoh sebagai salah satu institusi pendidikan ternama di Taiwan, terutama dalam bidang bahasa dan kebudayaan.  Dr. IJane Weng memperkenalkan berbagai program studi unggulan yang ditawarkan, fasilitas kampus yang modern, serta berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan diri mahasiswa. Selain itu, beliau juga memaparkan informasi mengenai biaya perkuliahan dan berbagai opsi beasiswa yang dapat diakses oleh para siswa, termasuk beasiswa penuh dan parsial.

Sesi yang paling dinantikan adalah sharing pengalaman dari Arlyn Hielman, seorang mahasiswi tahun ketiga di Wenzao Ursuline University. Arlyn berbagi cerita mengenai kehidupan kampusnya, tantangan yang dihadapi, serta manfaat yang ia dapatkan dari berkuliah di Universitas tersebut. Pengalamannya memberikan gambaran nyata kepada para siswa mengenai kehidupan sebagai mahasiswa di luar negeri, serta bagaimana nilai-nilai Ursulin terus membimbingnya dalam meraih prestasi.

Antusiasme siswa semakin terasa saat sesi tanya jawab (Q&A) dimulai. Para siswa dengan penuh semangat mengajukan berbagai pertanyaan terkait kehidupan kampus di Wenzao Ursuline University. Tim dari Wenzao Ursuline University dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan, memberikan penjelasan yang mendetail dan inspiratif. Sesi ini tidak hanya menambah pengetahuan siswa, tetapi juga memotivasi mereka untuk mengejar peluang pendidikan di luar negeri.

Salah satu aspek yang sangat menarik bagi siswa SMA Regina Pacis Surakarta adalah peluang beasiswa yang ditawarkan oleh Wenzao Ursuline University. Universitas ini menyediakan berbagai jenis beasiswa, termasuk beasiswa penuh, beasiswa setengah, dan program magang berbayar. Beasiswa ini tersedia dengan syarat dan ketentuan tertentu, memberikan kesempatan bagi siswa yang berprestasi untuk melanjutkan studi mereka di Taiwan dengan dukungan finansial yang signifikan.

Bagi siswa-siswi yang tertarik untuk melanjutkan pendidikan mereka di Wenzao Ursuline University, mereka didorong untuk mengunjungi situs resmi universitas di https://cic.wzu.edu.cn/. Selain itu, siswa juga dapat berkonsultasi dengan guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah untuk mendapatkan bimbingan lebih lanjut. Kunjungan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para siswa mengenai peluang pendidikan di luar negeri, tetapi juga menginspirasi mereka untuk mengejar mimpi di ranah internasional. SMA Regina Pacis Surakarta berharap kerjasama ini akan terus berlanjut, membuka lebih banyak peluang bagi siswa untuk meraih prestasi di kancah global.

S. Dewi Fajar Utami (Guru SMA Regina Pacis Surakarta)

Kampus Ursulin Regina Pacis Solo: smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan smareginapacis-solo.sch.id/

Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/

SOLO, SERVIAMNEWS.com – Tim pastoral Kampus Ursulin Regina Pacis Surakarta mendapat kesempatan emas mengikuti pendampingan pemateri retret bertajuk “Siap Diutus Tuhan” yang diberikan oleh Romo Herman Joseph Suhardiyanto, SJ, pendamping rohani para frater inter Diosesan Malang St. Giovanni XXIII. Selain Romo Joseph, pendampingan juga diberikan oleh Ibu Bernadeta Wahyu Widhi Hapsary, S.Pd., M.Fil dari Komisi Kateketik Kevikepan Surakarta dan Bapak Ignatius Surya Prasetya Wijaya, BSc. ISE., MBA, Kepala Sekolah Evangelisasi Pribadi Keuskupan Agung Semarang. Pendampingan dilakukan selama tiga hari yaitu pada Rabu-Jumat, 17-19 Juli 2024.

Kegiatan ini bertujuan menyiapkan tim pastoral Kampus Ursulin Regina Pacis Surakarta agar semakin siap dalam memberikan materi retret untuk peserta didik. Kesiapan diri tidak hanya secara jasmani saja, tetapi juga kesiapan diri menerima Roh Kudus untuk hadir dalam menyiapkan materi, menyampaikan materi, dan mendampingi peserta didik dalam mengikuti rangkaian kegiatan retret ataupun rekoleksi. Pengolahan batin sangat penting untuk menyiapakan diri. Acara dimulai dengan sharing iman yang saling menguatkan satu sama lain. Dukungan satu tim menjadi kunci utama dalam suksesnya melaksanakan pembinaan rohani peserta didik.

Penuh suka cita dan kesadaran bahwa Allah sungguh baik dalam kehidupan kita semua anak-anakNya membuat Tim Pastoral Kampus Regina Pacis Surakarta semakin semangat mengikuti pendampingan. Menyadari karya Allah sungguh luar biasa lewat peserta didik yang dipercayakan kepada sekolah menjadi tanggung jawab yang harus diemban dengan baik. Pertumbuhan pendidikan tidak hanya berkaitan dengan nilai berupa angka, tetapi juga karakter dan keimanan mereka yang harus dikembangakan agar tumbuh subur sehingga mampu membentengi diri mereka dari berbagai ancaman dan godaan dalam kehidupan. Tim Pastoral Kampus menjadi garda terdepan untuk memupuk iman mereka dengan berbagai kegiatan kerohanian yang diadakan di sekolah.

Tim Pastoral Kampus Regina Pacis mendapat banyak bekal, strategi, dan kemurahan hati melalui ketiga narasumber. Berbagai kendala dikupas bersama dan dicari solusinya dengan latihan discerment. Latihan mendengarkan suara hati dengan mengandalkan pertolongan Tuhan karena berkat Tuhan selalu menguatkan kita semua.

Sebagai Tim Pastoral Kampus, peserta juga diajak untuk menyeimbangkan roda hidup kristiani. Berporos pada Yesus yang menggerakan doa, keluarga, pelayanan, firman, pekerjaan, dan komunitas dengan seimbang akan membuat pelayanan kami berjalan dengan baik dan semakin berlimpah kasih Tuhan. Bapak Petrus Gian salah satu guru Pendidikan Agama Katolik di SMA Regina Pacis Surakarta menuturkan kesannya setelah mengikuti kegiatan Pelatihan Pendamping Retret ini. Ia semakin disadarkan bahwa retret untuk siswa-siswi di sekolah bukan hanya menjadi program tahunan sekolah melainkan menjadi suatu kebutuhan siswa untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup.

Memang dalam retret tidak langsung siswa-siswi langsung berubah 100% menjadi baik. Retret sebenarnya sebuah latihan rohani dimana siswa-siswi terus menerus diajak mengolah diri dan spiritualitasnya setiap saat agar hidup rohani mereka semakin bermutu dan semakin menyadari serta merasakan cinta Allah pada diri mereka masing-masing. Selain itu, Bapak Gian juga secara pribadi diingatkan untuk membawakan retret sesuai kebutuhan peserta didik yaitu dengan memberikan retret yang kontekstual sehingga  dapat dinikmati dan dihidupi oleh siswa-siswi dalam kehidupan nyata.

Berbeda dengan Ibu Margaretha yang merupakan guru Pendidikan Agama Katolik di SMP Regina Pacis Surakarta, dia disadarkan bahwa menerima rahmat berarti juga harus mengikuti jalan penderitaan Yesus seperti perumpamaan mina dalam Injil Lukas 19:12-27. Allah melalui Roh Kudus telah memberikan kita kepercayaan dan tugas yang besar selama kita hidup di dunia ini dan memiliki harapan bahwa kita memiliki keberanian untuk mengembangkannya dalam hidup sehari-hari. Tugas dan pelayanan yang dilakukan semua diarahkan untuk Tuhan, bukan untuk mendapatkan pujian, menyenangkan diri atau membanggakan diri sendiri.

Para peserta pendampingan retret semakin dikukuhkan untuk menjadi sepenuhnya Katolik dan sepenuhnya Indonesia. Orang Katolik harus menjunjung tinggi ke- Indonesiaannya, dengan cara menjunjung tinggi adat istiadat, menghargai dan bergaul dengan siapa saja tanpa memandang suku, etnis, profesi atau pekerjaan tertentu. Menjadi nasionalis berarti kita sebagai warga Indonesia seyogyanya mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia atau dengan kata lain kita memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sosial dan alam sekitar.

Di penghujung pendampingan pemateri retret selam tiga hari ini, kami sebagai Tim Pastoral akhirnya mengerti urutan retret yaitu mulai dari pengenalan diri, pengalaman iman dan pendalaman iman pada sesama dan lingkungan melalui keputusan-keputusan berdasarkan discernment. Pengetahuan dan pengalaman ini tentunya membuat kami siap diutus untuk mendampingi kehidupan rohani siswa-siswi kami di tahun -tahun selanjutnya. Salam Serviam.

Cicilia Feniawati – Guru SMA Regina Pacis Surakarta

Kampus Ursulin Regina Pacis Solo: smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan smareginapacis-solo.sch.id/

Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/

KLATEN, SERVIAMNEWS.com – Pada tanggal 15 dan 16 Juli 2024, suasana di aula Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten dipenuhi semangat belajar. Guru-guru dari jenjang KB, TK, SD, dan SMP berkumpul untuk mengikuti pelatihan pembelajaran interaktif dan Project Based Learning (PjBL). Pelatihan dipandu oleh Bapak Andreas Erwin Prasetya, Kepala Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pelatihan dua hari ini mengangkat materi tentang berbagai aplikasi edukatif dan konsep PjBL yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Pada hari pertama, pelatihan dimulai dengan pemaparan mengenai aplikasi Nearpod, Padlet, dan Quizziz. Pak Andre menjelaskan secara sistematis langkah-langkah penggunaan ketiga aplikasi tersebut kepada para peserta.

Nearpod, sebuah platform yang memungkinkan guru untuk membuat presentasi interaktif, dan Padlet, yang memfasilitasi kolaborasi online melalui papan ide digital. Sedangkan Quizziz adalah sebuah platform online yang menyajikan berbagai soal yang kreatif dan melibatkan siswa. Para peserta tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga langsung berpartisipasi dalam pembuatan pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut.

 Metode mengajar Pak Andre sangat efektif bagi para peserta. Penyampainya yang jelas dan langkah-langkah praktis yang disampaikan membuat materi yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami. Metode penyampaian yang interaktif dalam pelatihan juga menciptakan suasana yang lebih hidup dan tidak membosankan.

Hari kedua fokus pada konsep Project Based Learning (PjBL), di mana kami diajak untuk merancang proyek pembelajaran yang relevan dengan kurikulum saat ini. PjBL adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media perantara penyampaian bahan pembelajaran. Dalam PjBL, guru berperan sebagai fasilitator yang harus terampil menstimulasi siswa untuk berpikir. Guru dituntut untuk mampu memberikan scaffolding atau jembatan bagi siswa agar sampai pada tujuan akhir pembelajaran. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat dan bertanya.

Saat pelatihan, Pak Andre juga menyampaikan metode penilaian dan langkah pembelajarannya. Dalam PjBL, langkah pembelajaran diharapkan dengan melakukan riset/penyelidikan dan kolaborasi. Dalam pelatihan tersebut juga disampaikan 5 konsep kunci dalam PjBL yaitu berangkat dari permasalahan dalam dunia nyata, inkuiri, kolaborasi, guru sebagai fasilitator, dan asessment otentik.Selain belajar tentang PjBL, pada hari kedua, para guru juga mempelajari aplikasi edukatif bernama Educaplay dan Wordwall. Kedua aplikasi ini diperkenalkan sebagai alat pembelajaran berbasis game yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada para peserta, tetapi juga membuka wawasan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Inisiatif Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten dalam menyelenggarakan pelatihan ini diapresiasi karena memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan profesionalisme guru.

Dengan berakhirnya pelatihan, para peserta pulang dengan pengetahuan dan keterampilan baru yang siap diterapkan di kelas masing-masing. Dengan semangat baru dan teknik pembelajaran yang inovatif, diharapkan kualitas pembelajaran di Kampus Maria Assumpta Klaten akan semakin meningkat ke depannya.

Benedikta Heny Kuswardani – Guru SD Maria Assumpta Klaten

Kampus Ursulin Maria Assumpta Klaten: mariaassumpta.sch.id/