SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com– Hiduplah dalam keserasian, bersatu, sehati sekehendak, terikat satu sama lain dengan cinta kasih, saling menghargai, saling membantu, saling bersabar dalam Yesus Kristus (NT:2). Kutipan nasihat terakhir Santa Angela mengawali Perayaan Ekaristi awal tahun pelajaran 2020/2021 bagi TB-TK, SD, dan SMP Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi sekaligus perayaan ulang tahun SD Yuwati Bhakti ke-94. Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Yustinus Dwi Karyanto pada Jumat, 17 Juli 2020 pukul 10.00 – 11.00 dihadiri oleh seluruh Suster Ursulin Komunitas Sukabumi dan karyawan-karyawati Kampus Yuwati Bhakti. Peserta didik dan orangtua mengikuti Perayaan Ekaristi secara live streaming dari rumah masing-masing.
“Panggilan mendidik merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa dan mulia dalam mencerdaskan anak-anak bangsa. Sudah Sepatutnya para pendidik bersyukur atas berkat Tuhan itu dengan memberikan pelayanan yang optimal dan sepenuh hati kepada peserta didik agar mereka menjadi penerus bangsa yang cerdas, berkualitas, dan bertanggung jawab,” ungkap Romo Dwi mengawali homilinya. Bacaan Injil yang diambil dari Matius 13: 44 – 46 tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga diperjelas Romo Dwi dengan mengisahkan seorang raja yang meminta dua putranya memandang ke sungai agar menemukan sesuatu demi memajukan kerajaan yang akan diwariskannya.
Ternyata kedua pangeran memiliki pandangan yang berbeda. Yang pertama hanya melihat batu-batu berserakan, sedang yang kedua menyaksikan berbagai patung dan bunga-bunga indah terbuat dari batu. Raja pun dengan mudah dapat melihat siapa yang akan mengantikannya. Kesimpulan dari bacaan Injil dan cerita itu adalah bahwa di dalam diri manusia terdapat harta terpendam dan mutiara yang berharga yaitu bakat atau kemampuan. Tentunya bakat itu harus ditemukan secara pribadi dalam diri tiap insan, diasah, dan dikembangkan dengan bantuan rahmat Tuhan agar tumbuh dan berbuah untuk karya keselamatan dan bermanfaat bagi banyak orang.
Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua III Yayasan Yuwati Bhakti, Sr. Elisabeth Sri Utami, OSU mengajak semua warga kampus mengawali tahun pelajaran 2020/2021 dengan semangat baru. Para pendidik, tata usaha, maupun tenaga penunjang dituntut mengerahkan seluruh kemampuan untuk menggali dan mengembangkan bakat yang dimiliki untuk melayani peserta didik dengan penuh kasih dan semangat serviam. Kreativitas, inovasi, dan kemampuan memanfaatkan sarana prasarana yang dimiliki sekolah dan kemajuan teknologi harus dieksplorasi secara optimal agar peserta didik dan orangtua terlayani dengan baik selama pembelajaran daring.
Peserta didik pun harus berjuang dengan tekun, jujur, pantang menyerah dan tepat waktu dalam mengerjakan tugas. Inilah saatnya berlatih mandiri dan bertanggung jawab. Situasi pandemi ini janganlah mematahkan semangat dan mengerdilkan kreativitas namun justru semakin meningkatkan semangat, kreativitas, inovasi. Dan keberanian menciptakan inovasi baru serta memantapkan langkah dalam mewujudkan pemimpin masa depan yang berpola pikir sains. Salam sehat. Salam serviam.
Agnes Tri Maryunani
Kampus Yuwati Bhakti : http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/
Serviam
SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com – Kampus Yuwati Bhakti, Sukabumi, Jawa Barat mulai berbenah menuju pembelajaran new normal, meskipun belum berada di zona hijau. Pembenahan dimulai dengan pengecekan kesehatan seluruh pegawai dan pendidik yang dilakukan pada hari Kamis, 18 Juni 2020 di aula Kampus Yuwati Bhakti. Pengecekan kesehatan dilakukan secara gratis oleh dr. Christal dan dr. Shenna Shuardana yang merupakan alumni Kampus Yuwati Bhakti. Hal ini mereka lakukan sebagai ucapan terima kasih alumni kepada Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi yang dijembatani oleh Paguyuban Peduli Pendidikan Yuwati Bhakti (P3YB). Ada sekitar 45 orang yang telah dicek kesehatannya dan secara umum dinyatakan sehat.
Selain cek kesehatan gratis, dr. Conchita Christal juga menyediakan waktu untuk wawancara seputar Covid-19 dan strategi penerapan new normal di Kampus Yuwati Bhakti. Kesempatan ini, dimanfaatkan oleh peserta didik Kampus Yuwati Bhakti untuk belajar berwawancara yang didampingi oleh Ibu Siwi, guru Bahasa Indonesia SMP YB. Peserta didik TK diwakili oleh Olivia, Dina dan Verena dari SD, serta Cheryl dari SMP. Meskipun pembelajaran masih tetap dilakukan secara daring, secara sadar kami bersedia hadir untuk kegiatan wawancara dengan menerapkan protokol kesehatan seperti mengukur suhu badan, memakai masker, mencuci tangan disertai ijin orangtua. Rekaman hasil wawancara ini akan disosialisasikan kepada seluruh orangtua peserta didik Kampus Yuwati Bhakti melalui media sosial.
Kami sangat senang dan antusias dapat berdialog langsung dengan dr. Christal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan new normal seperti upaya yang dapat dilakukan sekolah untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan kampus, tips untuk menjaga kesehatan, dan konsep yang jelas mengenai Covid-19. Salah satu pertanyaan yang terlontar adalah bagaimana gejala dan penyebaran Covid-19. Dokter Christal menjelaskan dengan sabar dan antusias hingga kami menjadi lebih paham dan dapat menjaga diri sendiri dan orang lain agar tidak tertular. Beliau juga menyarankan kepada kami untuk mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh seperti buah-buahan dan sayuran, olahraga, serta istirahat yang cukup.
Persiapan lain yang telah dilakukan kampus menuju new normal adalah cek suhu tubuh bagi seluruh karyawan dan tamu, menyediakan hand sanitizer, penyemprotan area kampus secara berkala, membersihkan secara rutin seluruh benda dan peralatan yang rentan terpapar menggunakan disinfektan, dan menyiapkan tempat cuci tangan untuk membudayakan seluruh karyawan dan tamu mencuci tangan dengan sabun. Masih sangat banyak yang harus dipersiapkan kampus menuju pembelajaran new normal.
Semoga waktu yang masih tersisa dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warga kampus untuk melengkapi fasilitas dan protokol kesehatan yang harus ada dalam pembelajaran new normal, sehingga kami dapat segera belajar di sekolah karena sudah sangat rindu bertemu teman-teman dan berkegiatan di sekolah. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dr Christal, dr. Shenna, dan sekolah yang memberi kesempatan kepada untuk berwawancara dengan kedua dokter sehingga kami mengetahui lebih jauh tentang Covid-19 dan bagaimana cara menanganinya agar tidak tertular.
Cheryl, Verena, Dina (SD & SMP Yuwati Bhakti)
Kampus Yuwati Bhakti : http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/
Serviam
SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com– Saat mentari bersinar usai diguyur hujan semalam, kaki-kaki kecil berlarian menyiapkan puluhan sembako yang akan dibagikan pada hari Rabu, 10 Juni 2020. Kami adalah OSIS SMP Yuwati Bhakti Sukabumi. Berawal dari keprihatinan dua teman kami setelah menyaksikan berita di TV dan media sosial, ada banyak masyarakat Kota Sukabumi yang terdampak pandemi. Kami sebagai pengurus OSIS SMP YB meminta ijin sekolah untuk menggalang dana dengan cara memasang poster di sosial media.
Setelah dana terkumpul, kami mampu menyiapkan sekitar 50 paket sembako yang berisi minyak goreng, gula pasir, kopi, dan mie instan. Pukul 09.00, enam anggota OSIS didampingi Bapak Cornel selaku pembina menyusuri Kota Sukabumi membagikan paket sembako kepada tukang becak, ojek offline, pengemudi delman, pedagang asongan, dan pemulung.
Dengan ikut serta membantu masyarakat yang terdampak Covid-19, kami merasa bahagia, terharu, dan bersyukur karena masih diberi kesempatan menyumbangkan tenaga maupun finansial meski sedikit untuk meringankan beban mereka. Sekaligus belajar mengamalkan nilai kepedulian kepada sesama yang telah kami pelajari di sekolah. Semoga bantuan kecil ini mampu membuat mereka tersenyum dan semakin bersemangat bekerja di era new normal, berjuang untuk keluarga dan kelangsungan hidup mereka.
Ucapan syukur kami ucapkan kepada pihak sekolah yang telah mendampingi, menyemangati, dan mengobarkan semangat kami untuk berbagi melalui berbagai kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. Pengalaman berharga ini akan menjadi titik balik bagi kehidupan kami sebagai remaja, sehingga kami mampu berempati kepada kaum marginal.
Kami berharap, teman-teman mulai menyadari peran kita sebagai anggota masyarakat dan tidak hanya bersenang-senang menghabiskan uang jajan yang diberikan orang tua, tetapi mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi sesama. Serviam di dada, di mana pun kami berada.
Patrik Brian Kusumandaru/Kelas 7.1
Kampus Yuwati Bhakti : http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/
Serviam
SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com– Ursulin Sukabumi yang dikenal oleh masyarakat melalui karya di sekolah Yuwati Bhakti dan Rumah Retret “Griya Angela” ikut serta menanggapi ajakan Bapa Paus Fransiskus untuk bersatu dalam doa, puasa, dan karya amal pada Kamis, 14 Mei 2020. Ajakan ini guna memohon agar Tuhan membantu umat manusia mengatasi pandemi virus corona. Doa yang memiliki nilai universal ini dilakukan oleh semua umat beragama di seluruh dunia dengan ujud doa khusus penanganan Covid- 19, tenaga medis, dan harapan agar virus ini segera berakhir.
Puasa berarti bermati raga mengendalikan segala ego, kesenangan duniawi, dan empati dengan kaum lemah yang diwujudnyatakan melalui karya amal. Bukan besarnya, banyaknya atau nilai lebihnya yang diberikan tetapi kualitas kasih dan ketulusan hati yang terkandung dalam doa, puasa, dan karya amal ini yang hendak dipersembahkan kepada Tuhan, Sang Pemberi hidup.
Doa dilaksanakan dari pagi hari hingga malam hari mulai dengan doa ofisi, ekaristi dan adorasi secara bergiliran di Kapel Ursulin, Jalan Suryakencana No. 39, Sukabumi, Jawa Barat. Puasa dilakukan oleh para suster, pegawai kependidikan dan penunjang sekaligus solider dengan umat muslim yang sedang menjalankan puasa Ramadhan. Karya amal dilakukan dengan membagikan 100 paket sembako kepada sopir angkot yang setiap hari lewat di depan Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi dan 35 keluarga yang terdampak Covid-19.
Sebelumnya, kami juga telah berbagi kepada keluarga sekitar yang kekurangan, pemulung, dan tukang becak. Meski tidak banyak, diharapkan paket sembako ini dapat memberikan secercah kebahagiaan dalam keluarga mereka di tengah pandemi yang sedang melanda dunia ini dan berdampak langsung dengan adanya Pembatasn Sosial Berskala Besar (PSBB).
Beberapa sopir sempat berbagi pengalaman dengan kami di sela-sela pengambilan paket sembako, salah satunya Bapak Nanang yang sehari-hari membawa angkot nomor 14 berwarna putih denngan rute Jalan Bhayangkara – Dept. Jogya. Bapak dari tujuh anak tersebut menceritakan bahwa selama pandemi ini sangat susah mencari penumpang, apalagi selama PSBB di Kota Sukabumi, hanya boleh membawa 50% kapasitas penumpang. Ini sangat menyulitkan dirinya yang setiap hari harus menyerahkan uang setoran kepada pemilik angkot antara Rp 60.000 – Rp 80.000.
Menurutnya, bantuan sembako semacam ini sangat membantu untuk kelangsungan hidup mereka meski hanya beberapa hari, sebab selama pandemi ini, mereka hanya memperoleh penghasilan maksimal Rp 30.000 per hari. Namun mereka tetap sabar, tawakal, berserah pada Tuhan, dan mengikuti anjuran pemerintah dengan menggunakan masker, menjaga jarak fisik, dan segera kembali ke rumah bersama keluarga ketika hari menjelang senja.
Semoga doa, puasa, dan karya amal yang dilakukan serentak oleh umat manusia di seluruh dunia hari ini didengar dan diterima oleh Tuhan Sang Pencipta alam semesta. Duka dunia segera terlewati, umat manusia dapat beraktivitas normal kembali dengan hidup yang baru, lebih manusiawi, toleran, serta mengedepankan kebahagiaan sesama dan alam semesta serta makhluk ciptaan Tuhan lainnya.
Agnes Tri Maryunani (Humas Kampus YB)
Kampus Yuwati Bhakti : http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/
Serviam
SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com– Sejak tanggal 15 Maret 2020 hingga kini, peserta didik dan pendidik Kampus Yuwati Bhakti melaksanakan kegiatan belajar dan bekerja dari rumah (Learn and Work from Home) sesuai anjuran pemerintah untuk memutus rantai penularan Covid -19. Tentu saja, metode pembelajaran berubah total. Pembiasaan perilaku menjadi salah satu pilihan yang cepat, mudah, serta mampu meningkatkan karakter peserta didik, seperti merapikan tempat tidur, memasak, menyiram tanaman, mencuci mobil, dan membersihkan rumah.
Tugas mandiri pun dipilih untuk meningkatkan kreativitas dan percaya diri, seperti menulis dan membaca puisi, menyanyi, membuat video kegiatan dan pembelajaran, menulis cerita, membuat mind mapping, kerajinan tangan, mendengarkan berita, mengerjakan soal-soal, dan menyaksikan pembelajaran di TVRI. Untuk menjalin komunikasi antara pendidik dan peserta didik ada yang menggunakan video tutorial, video call, dan aplikasi zoom. Hampir semua kecanggihan teknologi informasi yang memungkinkan digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran online. Tentu, itu membutuhkan kerja keras, kemauan, dan kreativitas semua pendidik, terutama yang belum akrab dengan kecanggihan teknologi informasi.
Di tengah keprihatinan ini, warga Kampus Yuwati Bhakti memaknai pandemi sebagai suatu rahmat dan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk mengubah pola hidup baik secara pribadi maupun kelompok. Bapak Petrus (Guru kelas VI) yang sempat heran atas pilihan Bapak Presiden kepada Pak Nadiem sebagai menteri pendidikan akhirnya melihat bukti kemampuan Sang Menteri dalam menyikapi persoalan pendidikan di tengah pandemi, yang sangat membantu peserta didik maupun pendidik dengan adanya pembelajaran di TVRI.
Selama bekerja di rumah, ia pun semakin terpacu mempelajari aplikasi pembelajaran online yang lebih banyak lagi agar mampu memberikan pelayanan secara maksimal. Ibu Yuliyanti (Guru kelas III) memaknai pandemi sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan Tuhan. Ia menjadi lebih peduli kepada keluarga, kebersihan, dan kesehatan. Ibu Aniek (Guru kelas II) merasa lebih dekat dengan keluarga, kreatif, dan memiliki banyak waktu untuk memikirkan tujuan, visi dan misi hidup, serta peluang bisnis. Situasi ini juga direfleksikan sebagai usaha pembenahan diri, mengubah cara hidup, cara kerja, serta relasi dengan sesama dan Tuhan.
Ibu Heny (guru SMP) menyoroti bahwa pandemi ini mampu menonjolkan peran orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Miss Sera (Guru TB-TK) memaknainya sebagai rasa syukur dan bersikap nrimo atas rahmat profesi dan keberadaannya sebagai seorang pendidik yang mampu memberi motivasi bagi peserta didik dan orangtua selama pandemi. Bapak Dedy (guru kelas III) memaknainya sebagai kesempatan untuk lebih memperhatikan pola hidup sehat, kreatif memanfaatkan kecanggihan teknologi, serta pentingnya menghargai dan mengapresiasi jasa orang lain, seperti tenaga medis yang saat ini menjadi garda terdepan dalam perang melawan Covid -19. Perayaan Ekaristi yang sangat berbeda, terutama Pekan Suci yang harus dilakukan di rumah ternyata sangat menyentuh relung hati dan berkobarnya kerinduan terhadap kehadiran Tuhan.
Perubahan positif pun terjadi. Pendidik berjuang membuat video tutorial dan mempelajari aplikasi zoom untuk menyapa dan menjelaskan materi kepada peserta didik secara online, yang selama ini jarang dilakukan. Peserta didik semakin sadar atas perannya sebagai pelajar, anak, dan anggota masyarakat, berani mengekspresikan diri dengan meng-upload video kegiatannya di youtube, dan secara sadar menghayati nilai-nilai pendidikan yang diajarkan di sekolah, salah satunya disiplin stay at home. Orangtua semakin sadar akan perannya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak dan setia membimbing mereka dalam mengerjakan tugas sekolah. Meski berat bagi siapa pun dampak pandemi ini, semoga setitik rahmat yang bisa tergenggam mampu memberi energi dan kesanggupan untuk tetap survive serta menyalurkan energi baru bagi orang lain.
Agnes T.M – Humas Kampus YB
Kampus Yuwati Bhakti : http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/
Serviam
SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com– Pada Sabtu, 22 dan 29 Februari 2020 di aula Kampus Yuwati Bhakti, Sukabumi diadakan sosialisasi Munas Pendidikan Ursulin Indonesia yang dihadiri oleh seluruh tenaga pendidik, kependidikan, dan penunjang. Pada sesi pertama yang dibawakan oleh Sr. Katharina Namaina Wotan, OSU, kami diajak memelihara dan menghidupi Servite et Amate sebagai core value pendidikan Ursulin dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran.
Seiring majunya teknologi zaman ini, tantangan pendidikan di Indonesia semakin berat sehingga kami perlu membuka mata, hati, dan pikiran serta menimba semangat dari sumber spiritualitas pendidikan Ursulin yaitu Santa Angela Merici. Pada sesi ini, kami berproses dalam diri dengan pikiran yang jenih, terbuka dan jujur menemukan hal-hal yang menyemangati maupun yang tidak hingga mampu bertahan di Kampus Yuwati Bhakti.
Pada sesi kedua Sr. Tatik Ernawati, OSU membawa kami kepada permenungan mengenai kebiasaan atau program kampus yang telah dilakukan dengan baik. Kebiasaan atau program yang belum dilakukan namun sangat penting untuk kemajuan kampus, persepsi masyarakat tentang kampus, dan cerita yang sedang berkembang di Kampus Yuwati Bhakti. Pada proses ini, kami berkelompok menurut satuan pendidikan dan rumpun tugas, yaitu TB-TK, SD, SMP, yayasan, dan tenaga penunjang. Hasil diskusi yang telah dipresentasikan akan menjadi bahan di satuan pendidikan masing-masing hingga menjadi program atau kebiasaan yang lebih konkrit dan terukur serta dapat dilaksanakan.
Sesi ketiga, Ibu Devi dan Ibu Iken memaparkan pergulatan pendidikan Katolik di era revolusi industri 4.0. Mereka membawa kami untuk melihat betapa dahsyatnya perkembangan teknologi saat ini dan yang akan datang, yang hampir di semua lini kehidupan serba cepat dan beragam. Banyak resiko dan peluang di sana. Jika ingin tetap eksis di dunia pendidikan, kami harus masuk dalam dunia itu dan meninggalkan paradigma lama. Kami harus berani membuka diri, mengaktifkan semua indera untuk menangkap semua peluang yang ada agar anak-anak didik yang sudah dipercayakan kepada kami berkembang sesuai kemajuan zaman, serta mampu berlari membangun masa depan dengan sukacita.
Di hari kedua, Sr. Kristin Dhewa, OSU mengajak kami merefleksikan Santa Angela sebagai cermin dari cinta kontemplatif bagi kaum muda dewasa ini. Peran pendidik sangat penting karena yang dilayani adalah calon pemimpin masa depan. Pendidik harus mempersiapkan diri sungguh-sungguh sebelum mengajar, mendidik dengan benar, tepat, menarik, dan mau mendengarkan peserta didik.
Pada sesi kedua, Bapak Thomas dan Ibu Iken mengajak kami untuk mengembangkan wilayah B dengan terlebih dulu menyaksikan 2 video tentang perbedaan pendidikan di Finlandia dan Indonesia serta perbedaan masa tiap orang. Berdasarkan kedua video tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dunia telah jauh berubah. Semua anak mengenal internet yang canggih.
Namun, mereka perlu pengendalian diri sehingga penanaman dan penghayatan nilai Servite et Amate dan pembelajaran yang menantang di sekolah sangat membantu menyeimbangkan karakteristik mereka. Semoga hasil Munas Pendidikan Ursulin 2020 ini dapat menjadi motivasi bagi kami untuk berjuang bersama dalam menyiapkan generasi bangsa di era digital ini.
Agnes Tri Maryunani (Humas Kampus Yuwati Bhakti)
Kampus Yuwati Bhakti : http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/
Serviam
SUKABUMI, SERVIAMENEWS.com– Ikatan Alumni Yuwati Bhakti (IKA YB) bekerja sama dengan Kampus Yuwati Bhakti mengadakan kegiatan donor darah pada Sabtu, 15 Februari 2020 bertajuk “Berbagi Kasih kepada Sesama” bertepatan dengan hari kasih sayang (Valentine Day). Pukul 07.00 seluruh panitia, guru, dan peserta didik yang hadir memulai kegiatan dengan senam SKJ ’88 dengan penuh semangat. Alumni YB dan guru yang sebagian besar mengenal senam tersebut sangat antusias melakukan senam sambil bernostalgia mengenang masa sekolah, sedangkan peserta didik yang baru mengenal gerakan senam mengikuti dengan gembira pula.
Sementara itu, di aula kampus ternyata sudah banyak para pendonor yang mengantri untuk pemeriksaan sebelum mendonorkan darahnya. Sekitar pukul 08.30, peserta didik TB-TK Sukapirena menyambut kehadiran Walikota Kota Sukabumi, Bapak H. Achmad Fahmi, S.Ag.M.M.Pd untuk membuka acara donor darah ke-5 ini.
Dalam sambutannya, beliau berterima kasih kepada IKA YB dan Kampus Yuwati Bhakti atas terselenggaranya kegiatan sosial yang sangat membantu warga Kota Sukabumi, terutama mereka yang membutuhkan darah. Beliau sangat bangga dan mendukung kegiatan seperti ini karena berkesinambungan dengan program pemerintah Kota Sukabumi dalam menangani penderita thalaselmia yang kini telah memiliki rumah singgah di Kota Sukabumi. Pada donor darah ke-5 ini panitia memperoleh 104 kantong darah dari 124 pendaftar.
Untuk menyemarakkan kegiatan donor darah sekaligus melatih kepercayaan diri, peserta didik TB – TK Sukapirena, SD, dan SMP Yuwati Bhakti menampilkan kemampuan mereka, seperti menari, menyanyi, wushu, fashion show, dan modern dance. Bapak Walikota, pendonor, dan orangtua peserta didik dibuat terpesona dan terhibur oleh penampilan peserta didik, baik di aula kampus maupun di lapangan basket. OSIS SMP Yuwati Bhakti pun ikut serta membantu melayani para pendonor mulai dari pendaftaran, pengecekan, hingga acara selesai.
Semoga kegiatan donor darah ini dapat membantu masyarakat Kota Sukabumi, khususnya yang membutuhkan darah. Bagi peserta didik Kampus Yuwati Bhakti semoga dengan terlibat langsung dalam kegiatan sosial ini mampu meningkatkan rasa solidaritas, kepekaan sosial, peduli kepada kaum marginal. Dan memiliki keterbukaan serta kelembutan hati untuk menerima tanpa pilih kasih yang merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Servite et AMATE.
Agnes Tri Maryunani (Humas Kampus Yuwati Bhakti)
Kampus Yuwati Bhakti : http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/
Serviam
SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com- Dalam mempersiapkan peserta didik menjadi pemimpin masa depan berpola pikir sains (Core Value Kampus Yuwati Bhakti), SMP Yuwati Bhakti menyelenggarakan kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK) bagi seluruh peserta didik sejak kelas VII. Kegiatan tersebut dilakukan agar peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar tentang kepemimpinan, yang akan terus menerus dilatihkan di SMP Yuwati Bhakti dalam setiap kegiatan dan proses belajar mengajar di sekolah.
Tahun ini, LDK dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Januari 2020 bagi seluruh peserta didik kelas VII dan Sabtu, 1 Februari 2020 bagi calon pengurus OSIS yang didampingi oleh Bapak Kamilus Inguliman, S.Pd., MM, CH, CHT (Direktur Tyas Militia Study, Trainer, Konselor, Trapih & Motivator). Kegiatan yang berlangsung dari pukul 07.00 – 17.00 itu diawali dengan menghargai dan memanfaatkan waktu dengan baik yaitu membentuk 4 barisan dalam waktu 5 detik. Kegiatan tersebut mengajarkan kami untuk bergerak cepat, kerja sama, dan disiplin diri. Kegiatan kedua adalah konsentrasi. Kami diminta menuliskan 3 kebaikan teman dengan menatap matanya.
Sikap tanggung jawab dan percaya diri salah satunya dilatihkan dengan menjaga 5 sedotan yang tersambung dengan satu jari hingga tidak terjatuh. Dalam kelompok, kami dilatih bekerja sama dengan membuat yel-yel dan bermain beberapa permainan menantang. Di saat kami kebingungan dengan permainan yang kami lalui, Kak Kamil mengingatkan kami dengan berkata “pasti bisa kalau tahu caranya”. Kata-kata tersebut memotivasi kami untuk mencari cara agar dapat bermain dengan sukses. Salah satu slogan yang diajarkan Kak Kamil kepada kami adalah Confidence is the best way to success yang berarti percaya diri adalah jalan terbaik untuk sukses
Hari kedua adalah pelatihan bagi peserta didik yang berani dan bersedia menjadi calon pengurus OSIS. Kami dilatih dengan berbagai permainan dan kegiatan pribadi maupun kelompok untuk meningkatkan daya juang, percaya diri, kritis, kreatif, dan inovatif. Salah satu permainan yang kami lakukan adalah kami harus mampu menemukan solusi terbaik untuk membawa kelompok tetap aman dalam perahu dan selamat melalui ombak di laut yang ganas.
Sangat sulit bagi kami untuk melaluinya namun kami harus menemukan cara terbaik agar tak satu pun di antara kami yang jatuh ke laut. Satu hal lagi yang menarik adalah kami dilatih untuk percaya pada orang lain dengan cara menjatuhkan diri dari ketinggian. Permainan tersebut benar-benar menguji kepercayaan kami pada kelompok dan ternyata kelompok kami benar-benar menjaga kepercayaan itu sehingga saat teman jatuh kami semua berusaha menjaga sebaik mungkin agar teman selamat dan tidak terluka sedikit pun. Melalui permainan tersebut, kami menyadari bahwa sangat penting memiliki rasa percaya diri, percaya pada orang lain, dan menjaga kepercayaan orang lain yang diberikan pada kami.
Tak cukup rasanya kami bergulat selama satu hari itu. Mental kami digembleng agar menjadi pribadi yang utuh dan pantang menyerah. Semangat kami dikobarkan untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab dan berdaya juang tinggi, namun juga berhati lembut dan peduli pada sesama. Semoga pelatihan yang singkat ini mampu mengubah mental kami yang rapuh menjadi sekuat baja, semangat kami yang lemah menjadi sekuat harimau. Bersama-sama, bergandengan tangan kami maju menuju cita-cita luhur.
Adinda/VII.2 SMP Yuwati Bhakti
Kampus Yuwati Bhakti : http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/
Serviam
SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com– Senin, 27 Januari 2020 pukul 07.00 seluruh peserta didik Kampus Yuwati Bhakti berpakaian seragam kotak-kotak hijau, berbaris rapi, berjalan beriringan menuju Gereja Paroki Santo Joseph Sukabumi. Peserta didik TB-TK Sukapirena, SD kelas 1 dan II telah siap lebih dulu karena pada Misa perayaan Santa Angela kali ini mereka bertugas memimpin lagu. Secara bergantian mereka memimpin lagu ke depan altar dengan penuh semangat tanpa takut dan malu. Kepercayaan ini diberikan kepada mereka untuk menempa rasa percaya diri dan keberanian tampil di depan umum menuju pemimpin masa depan berpola pikir sains.
Dalam homilinya, Romo Ignatius Irwan Sinurat menceritakan kisah seorang anak yang selalu diejek temannya. Melalui cerita itu, ia mengajak peserta didik Yuwati Bhakti mendekatkan diri kepada Tuhan supaya iman mereka tumbuh menjadi anak yang beriman, menghormati orang tua, guru, dan menyayangi teman seperti yang diteladankan Santa Angela. Sejalan dengan khotbah Romo Irwan, Sr Elisabeth Sri Utami, OSU pun menekankan hal yang sama melalui warisan terakhir Santa Angela yaitu “Langkah Anda yang pertama senantiasa kembali ke Yesus Kristus (Warisan Terakhir: 3)”.
Kami diajak meluangkan sedikit waktu hening untuk merenungkan Sabda Tuhan karena banyak sekali godaan di luar diri yang dapat menghambat pertumbuhan iman menjadi lebih baik. Seperti melawan orang tua, bermain games, malas belajar, mengobrol saat beribadah, mengejek teman, dan godaan lain yang sejenis. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, hening, dan berdoa, niscaya ada kemampuan melawan godaan-godaan tersebut meski tidak mudah dan perlu perjuangan mengalahkan ego tiap pribadi. Pada kesempatan inilah, kami diajak untuk kembali ke Yesus Kristus.
Selepas perayaan ekaristi, seluruh guru, TU, dan karyawan Kampus Yuwati Bhakti bergembira bersama Paguyuban Peduli Pendidikan Yuwati Bhakti (P3YB) sambil menyaksikan penampilan peserta didik SMP. Dalam sambutannya, Sr. Utami, OSU menekankan betapa pentingnya “hidup dalam keserasian, sehati sekehendak, terikat satu sama lain dengan cinta kasih, saling menghargai, saling membantu, saling bersabar dalam Yesus Kristus (Nasihat Terakhir:2)”.
Perwakilan P3YB memberikan sambutan yang mengajak kami semua untuk bangkit dan lebih semangat dalam mendampingi peserta didik serta memajukan Yuwati Bhakti “lebih” dari sekolah lain. Di akhir acara, Bapak Thomas dan Ibu Sarah mengajak kami menjalin kebersamaan dengan berjoget dan berdansa. Semua ikut gembira dalam satu gerakan dan irama yang sama
Menutup acara perayaan Santa Angela, para Suster dan Guru berbagi tugas mengunjungi para Purna Bhakti yang tinggal di Kota Sukabumi. Kami disambut dengan rasa syukur, ramah, semangat, dan penuh kerinduan. Semoga semangat dan rasa cinta mereka terhadap Yuwati Bhakti menjalar, merasuk ke dalam hati kami para penerus Yuwati Bhakti dalam mendampingi dan mendidik anak-anak yang dipercayakan kepada kami.
Agnes Tri Maryunani (Humas Kampus Yuwati Bahkti)
Kampus Yuwati Bhakti : http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/
Serviam
SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com – Jumat, 17 Januari 2020 pukul 04.30, peserta didik SD Yuwati Bhakti Sukabumi kelas 4 dan 5 didampingi Kepala Sekolah dan wali kelas dengan 2 bus pariwisata menuju Ibu Kota Jakarta. Pukul 07.30 mereka sampai di Museum Santa Maria yang terletak di Jalan Juanda No. 29 Jakarta Pusat disambut dengan ramah oleh Sr. Lucia Anggraeni, OSU, Sr. Erna, OSU, dan beberapa Suster Ursulin. Kegiatan di museum diawali dengan menonton sejarah Ursulin Santa Maria. Usai menonton, mereka membentuk 10 kelompok untuk mengunjungi ruang-ruang dalam museum. Tiap Kelompok yang didampingi satu guru dan peserta didik dari SD Santa Maria itu melihat dan mengamati benda-benda di tiap ruang yang telah teridentifikasi sesuai jenisnya.
Di akhir kunjungan, mereka menyaksikan benda-benda antik peninggalan zaman Belanda yang terletak di bagian belakang gedung museum. Setelah puas melihat benda-benda di Museum Santa Maria, peserta didik SD Yuwati Bhakti berkesempatan melihat-lihat kompleks SD Santa Maria Juanda. Sambil berkeliling, mereka terlihat asyik berinteraksi satu sama lain hingga sampai di aula SD Santa Maria. Ucapan selamat datang disampaikan oleh Bapak Joko selaku wakil guru SD Santa Maria dan ditanggapi ucapan terima kasih oleh Sr. Ernawati, OSU selaku Kepala Sekolah SD Yuwati Bhakti.
Pukul 09.30 mereka bertolak dari SD Santa Maria menuju Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang merupakan kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Kunjungan pertama adalah wahana IPTEK yaitu tempat peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di wahana itu, peserta didik disadarkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat cepat sehingga kita harus dapat mengikutinya dan maju bersama supaya tidak ketinggalan.
Berikutnya, mereka mempelajari dunia kelistrikan Indonesia di museum listrik. Dunia Air Tawar, Museum Serangga, dan Theater Imax Keong Emas merupakan wahana terakhir yang mereka kunjungi. Keanekaragaman hayati air tawar yang sangat memesona dapat mereka saksikan di Dunia Air Tawar. Museum Serangga pun tak kalah menarik. Berbagai jenis serangga dan kupu-kupu dalam bentuk diorama menyedot perhatian mereka. Di Theater Imax Keong Emas, mereka menyaksikan film pembuatan rel kereta api di Kanada.
Perjalanan panjang dan melelahkan usai. Di malam yang hening dan gelap bus melaju dengan tenang menuju Kota Sukabumi hingga pukul 21.00. Dalam kelelahan fisik mereka, ada rasa bahagia, bangga, kagum, puas, dan sesuatu yang tak terkatakan membuncah memenuhi pikiran mereka. Semoga pengalaman studi wisata ini mampu membuka wawasan mereka tentang sejarah Ursulin melalui benda-benda bersejarah, kemajuan teknologi, dan berbagai macam biota air tawar dan serangga di museum TMII.
Dengan demikian, mereka dapat mengenal lebih dalam tentang Ursulin, menghargai budaya Indonesia, dan memiliki keingintahuan yang tinggi mengenai IPTEK dan tekologi yang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dan di rumah. Harapannya, pendidik dan peserta didik makin berani bertanya, rajin membaca, dan meningkatkan pengetahuan mereka melalui berbagai sumber pembelajaran sehingga pembelajaran di sekolah semakin menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.
Agnes Tri Maryunani (Humas Kampus Yuwati Bhakti)
Kampus Yuwati Bhakti : http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/
Serviam