Santa Ursula BSD http://www.sanurbsd-tng.sch.id/
Santa Ursula BSD Choir & Symphony Orchestra menggelar konser Natal bertajuk “A Gift For The King”. Konser Natal yang berlangsung meriah ini diadakan di Auditorium Kampus Santa Ursula BSD pada 18-19 Desember 2018.
“Somewhere along the way, we must learn that there is nothing greater than to do something for others“. Martin Luther King Jr.
JAKARTA- SERVIAMNEWS.com – Senin, 10 Desember 2018. Hari yang penuh makna bagi kami kelas IX. Para siswi diberi kesempatan untuk mengikuti program “Serviam Service”. Pada program ini, siswi-siswi diajak berkunjung ke beberapa tempat untuk melakukan pelayanan. Seluruh program mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan langsung dikoordinir oleh siswi. Rachel sebagai penanggung jawab unit TK serta Vanessa penanggung jawab unit SD mulai menghubungi guru masing-masing unit untuk memastikan waktu pelaksanaan serta program yang sudah kami susun untuk dilihat para guru tersebut.
Dua pekan sebelum kegiatan Serviam Service kami dibagi ke dalam beberapa kelompok. Ada empat tempat berbeda yang menjadi fokus pelayanan kami. Ada kelompok yang melakukan pelayanan di TK dan SD, di biara, mengunjungi guru SMP Santa Ursula yang sudah pensiun, serta pelayanan di perpustakaan.
Pelayanan di TK/SD dibagi menjadi 2 bagian lagi. Ada yang di TK dan ada juga yang di SD. Siswi yang bertugas di TK berjumlah 30 siswi, sedangkan siswi yang bertugas di SD ada 48 siswi (untuk jenjang kelas 1 s.d. 6). Dalam kegiatan tersebut kami hadir lebih pagi pukul 06.20 untuk kegiatan sapa pagi, kemudian dilanjutkan dengan bermain dan mengajar adik-adik. Bagian Serviam Service di biara (lebih tepatnya di Biara Santa Ursula) bertugas untuk membersihkan dan merapikan isi biara. Mulai dari membersihkan lantai, membersihkan debu-debu pada barang milik biara, hingga membereskan dapur.
Kegiatan Serviam Service bagian kunjungan adalah mengunjungi guru-guru pensiun yang pernah mengabdi di SMP Santa Ursula. Kami terbagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing beranjangsana ke Ibu Betty (Guru Olah Raga), Ibu Yani (Guru Tata Boga) dan Ibu Singgih (psikolog)
Ketiga guru yang kami kunjungi menunjukkan perasaan bahagianya, beliau bercerita panjang lebar tentang aktivitasnya sehari-hari setelah pensiun. Juga memberikan kami nasihat. “Belajar tentang kebaikan tidak usah menunggu sampai lulus, memberikan sesuatu bagi orang lain, tidak akan membuat kita berkekurangan,” demikian Ibu Betty menyampaikan kepada kami. Ketiga guru tersebut juga menyampaikan kepada kami tentang pentingnya memiliki sikap tidak mudah putus asa dalam belajar, apalagi sekarang fasilitas sekolah sudah semakin baik
Bagian terakhir adalah di perpustakaan. Kami membersihkan buku, menyampuli buku-buku yang sudah rusak sampulnya, membersihkan rak buku, CD/DVD, serta alat-alat komputer yang ada di perpustakaan.
Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi kami untuk dapat mengunjungi saudara – saudara kami dan melayani mereka. Meskipun tidak banyak yang dapat kami lakukan, kami sangat bersyukur dapat diberikan kesempatan ini. Kami senang bisa bermain dan belajar bersama anak TK dan SD, bertukar pikiran dengan Suster dan guru-guru, serta mendapatkan pengalaman baru lewat Serviam Service. Kami belajar banyak mulai dari belajar berinteraksi dengan orang baru, sabar dan bertanggung jawab. Kegiatan yang sungguh dapat mempersatukan kami melalui kerjasama dan interaksi.
Kresentia Vanessa Gumulia (Siswi SMP Santa Ursula Kelas IX)
SOLO, SERVIAMNEWS.com– Judul di atas merupakan tema workshop yang diselenggarakan oleh Yayasan Winayabhakti Surakarta pada tanggal 17-18 Desember 2018. Bertempat di Auditorium Kampus Regina Pacis Surakarta, guru dan karyawan SMP-SMA Regina Pacis Surakarta mengikuti kegiatan yang dipandu oleh Joko Prasetyo dari Spiritindo Training & HR Management Consultant. Workshop yang digelar di penghujung semester gasal ini dimulai pada pukul 07.30 dan berakhir pada pukul 14.00 per harinya.
Sekolah Katolik dikenal sebagai institusi pendidikan yang dikenal memiliki ciri khas yang sangat kuat. Selain unggul dalam bidang akademis, sekolah Katolik dikenal mampu mendidik peserta didik menjadi pribadi yang berkarakter. Tidak mengherankan apabila sekolah Katolik menjadi rujukan utama masyarakat dalam menyekolahkan anaknya.
Namun seiring perkembangan zaman, banyak dijumpai pasang surut jumlah siswa baru di beberapa sekolah Katolik. Hal ini menjadi bahan refleksi terhadap diri sendiri. Tentu saja terdapat hal yang dipandang kurang maksimal dari sekolah Katolik di era terkini sehingga masyarakat tidak menjadikan setiap sekolah Katolik sebagai primadona di mata mereka. Berpijak dari paradigma tersebut, perubahan ke arah yang lebih baik wajib dilaksanakan dimana hal tersebut dimulai dari pihak internal sekolah sendiri.
Perubahan menjadi hal yang tidak dapat dipungkiri terjadi. Kemajuan zaman harus sejalan dengan kemauan pihak sekolah untuk berubah menyesuaikan diri dengan keadaan yang riil. Setiap hal di dunia selalu berubah kecuali prinsip. Prinsip yang kuat akan menentukan eksistensi dan kemajuan yang dicapai oleh sekolah.
Joko Prasetyo selaku pembicara menekankan bahwa memulai perubahan memang tidak mudah. Konsisten dalam melaksanakan hal yang baru juga tidak mudah. Namun apabila sedari awal didasari dengan niat dan tekad yang kuat serta berpegang teguh pada prinsip yang tertulis dalam Alkitab maka tidak ada hal yang mustahil dicapai. Dalam hal ini pembicara memiliki prinsip bernama PDCA yang merupakan singkatan dari Plan, Do, Check, Act. Dedikasi juga menjadi poin penting dalam unsur perubahan positif yang tidak dapat dipandang remeh.
Pada hari pertama workshop, pembicara menekankan poin mengenai pentingnya perubahan dilakukan sesegera mungkin. Selain sesi materi, kegiatan juga diselingi dengan diskusi kelompok untuk membahas visi sekolah. Pada hari kedua, kegiatan diawali dengan presentasi hasil diskusi kelompok dimana SMP Regina Pacis Surakarta diwakili oleh Maria Monika Wahyu Utami, M.Pd. sedangkan SMA Regina Pacis Surakarta diwakili oleh Maria Budi Priyarti, M.Pd. Hal yang ditekankan oleh pembicara di hari kedua menyangkut etos kerja.
Setiap insan di institusi pendidikan baik kepala yayasan, kepala sekolah, guru, karyawan, hingga satpam wajib mengedepankan aspek profesional guna menghadirkan kinerja yang maksimal. Profesional dalam hal ini mencakup lima hal yakni bertanggung jawab, fokus pada kualitas, memiliki keinginan berprestasi tinggi, fokus memberi kontribusi atau manfaat, serta bertindak sesuai etika dan norma atau aturan yang berlaku.
Workshop yang diselenggarakan dalam nuansa serius namun santai ini disertai dengan sesi tanya jawab dan ice breaking. Dalam sesi ice breaking, guru-guru SMP dan SMA Regina Pacis Surakarta menyumbangkan suara untuk bernyanyi bersama. Tidak ketinggalan pula Suster Veronica Sri Andayani, OSU turut memeriahkan acara dengan memimpin para peserta workshop untuk berjoget bersama dengan iringan musik pop – campur sari-dangdut.
Workshop di penutup tahun 2018 ini memberikan banyak pencerahan dan motivasi tambahan bagi para guru dan karyawan. Siraman materi dari pembicara menguatkan tekad dan prinsip yang dimiliki. Diharapkan dorongan moral yang didapatkan dalam dua hari tersebut mampu memperteguh semangat para guru dan karyawan dalam berkarya dan mendidik generasi muda.
Christianto Dedy Setyawan, S.Pd (Guru SMA Regina Pacis Solo)
JAKARTA, SERVIAMNEWS.com- Santo Vincentius Jakarta menutup semester satu tahun ajaran 2018/2019 dengan mengadakan kegiatan bersama bertajuk “Vincentius Melukis” pada Sabtu 8 Desember 2018. Setelah sukses menggelar Vincentius Menari pada tahun 2016 dan Vincentius Menyanyi pada 2017, tahun ini melukis adalah talenta yang ingin dikembangkan.
Konsep acara adalah family gathering dengan mengadakan lomba melukis untuk para siswa bersama orang tua berkolaborasi pada media tas kanvas. Lomba diadakan untuk semua kelas dari KB/TK sampai SMP dengan tema “Cinta Tanah Air “. Lewat lomba ini diharapkan minat dan bakat melukis pada para siswa dapat berkembang selain untuk memupuk rasa cinta tanah air dan menanamkan penghargaan pada kemajemukan Indonesia. Lomba ini juga diharapkan mampu mempererat hubungan dan kerjasama dalam keluarga.
Sabtu pagi pukul 06.30 WIB para siswa bersama orang tua sudah mulai berdatangan. Mereka disambut alunan gamelan dari kelompok ekstrakurikuler Gamelan SMP Santo Vincentius. Kelompok Karawitan Laras Pinem ini membawakan gendhing Kebo Giro, Suwe Ora Jamu dan Gugur Gunung. Pukul 07.45 WIB acara opening dimulai yang diisi berbagai penampilan seperti tarian TK dan SD serta drama musikal dari ekstrakurikuler drama SMP.
Para orang tua pun tidak mau kalah. Para ibu, orang tua murid dari SMP, menampilkan Modern Dance yang juga mendapat sambutan meriah. Perlombaan dibuka oleh pengawas SMP Bapak Drs. M Hupni, M.Pd didampingi pengawas TK dan para kepala sekolah. Sebanyak lebih dari 900 siswa mengikuti lomba yang berlangsung selama 2 jam ini. Bersama orang tua mereka tekun menyelesaikan lukisan menggunakan peralatan yang sudah disiapkan panitia.
Pengumuman pemenang disampaikan pada acara closing yang dimulai sekitar pukul 11.30 WIB. Didahului penampilan dari Modern Dance SD dilanjutkan dari orang tua TK dan band dari SMP. Dari masing-masing kelas diambil tiga pemenang, juara satu, dua, dan tiga. Akhirnya kegembiraan hari itu ditutup dengan Flashmob menari bersama siswa TK, SD, SMP, orang tua dan panitia.
Rini Angela
BANDUNG, SERVIAMNEWS.com- Since middle 2017, St. Angela Elementary School has a Christian Meditation Program for all students and teachers. Every morning, we do meditation to start the day. One teacher leads the meditation from central announcements. Teachers and students do meditation in their class, sometimes in the schoolyard. Before meditation, the teacher ask children to do stretching and become conscious about their body, mind, and everything in surround. After that, they begin meditation with short prayer, “Lord, thank you”. The meditation about 10 minutes, and then they continue with a daily prayer that is led by one student.
The meditation is not an instant program, so, the benefits from this program may not come quickly like the other program like Art, sport, language, etc. But we believe that this program has benefit for children and the teachers. Just for an example, a few benefits we get from this program are children know how to take a short time to a deep breath to become calm if they feel angry, and they can do this easier than before. They feel more confident when faced the trouble or exam after meditation. They know how to do self-control.
SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com- Jurnalistik merupakan salah satu ekstrakurikuler di SD dan SMP Yuwati Bhakti. Acara Open House dimanfaatkan sebagai salah satu media pembelajaran peserta ekstrakurikuler. Dengan terjun langsung meliput acara, kami diharapkan memiliki pengalaman mengamati, mencari tahu, memotret, dan menyusun laporan menjadi sebuah berita yang dapat dikonsumsi pembaca. Kami bekerja berdua-dua meliput acara Open House.
Cheril dan Ayumi, anggota ekstrakurikuler SMP Yuwati Bhakti bertugas meliput lomba story telling. Lomba diadakan dengan tujuan memperkenalkan kegiatan pembelajaran dan fasilitas pendukung pembelajaran TB-TK, SD, dan SMP Yuwati Bhakti kepada masyarakat Kota Sukabumi dan sekitarnya.
Dalam proses belajar meliput, kami berhasil mewawancarai beberapa peserta lomba story telling, yaitu Leandra Farren Lunara dari SDK BPK Penabur. Menurut penuturannya, ia mengaku sedikit gugup dan nervous karena baru pertama kali mengikuti lomba story telling. Rizky yang berasal dari SDN Suryakencana mengungkapkan bahwa ia senang karena kesempatan ini adalah pertama kalinya dia mengikuti lomba story telling. Rizky merasa yakin bisa memenangkan lomba ini.
Sedangkan, lomba MIPA diliput oleh Ayu, jurnalis cilik SMP Yuwati Bhakti. Lomba MIPA dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2018 di Laboratorium Biologi SMP Yuwati Bhakti. Lomba juga memperkenalkan pembelajaran komputer (CBT), latihan mengerjakan soal ujian sekolah berbasis komputer, UNBK dan fasilitas pembelajaran komputer atau Mata Pelajaran Prakarya berbasis IT Preneur SMP Yuwati Bhakti. Adapun prakarya berbasis IT ini menghasilkan produk seperti pin, mug, kaos, id card, yang dapat dipesan dan dicetak selama Open House.
Reynaldi yang bangga menjadi jurnalis cilik SMP Yuwati Bhakti berusaha meliput lomba senam yang dilaksanakan di lapangan voli. Di sela-sela menyaksikan lomba, Rey berhasil mewawancarai peserta lomba. Ternyata mereka sangat mempersiapkan diri dengan berlatih keras dan menjaga kekompakan serta mempersiapkan kostum dengan baik. Lomba senam ini diadakan dengan tujuan agar banyak orang mengenal lingkungan, fasilitas, dan warga Kampus Yuwati Bhakti.
Sementara itu, Verena jurnalis cilik SD Yuwati Bhakti sangat senang memakai tanda pengenal jurnalistik di dadanya. Bersama kelompoknya, ia belajar meliput lomba yang dilaksanakan di TK Sukapirena dan SD Yuwati Bhakti, yaitu fashion show, mewarnai, dan menyusun puzzle. Fashion show diikuti oleh sekitar 140 peserta. Mereka berdandan cantik dan memakai baju casual yang menarik, lenggak-lenggok layaknya seorang peragawati profesional hingga para juri tersenyum dan terpana.
Kami juga meliput stan bazar sambil mencicipi makanan yang tersedia. Para pengunjung mulai memadati area bazar sejak hari pertama Open House. Stan makanan dan minuman yang berada di sekitar lapangan voli tak pernah sepi pengunjung, baik oleh peserta didik Kampus Yuwati Bhakti maupun pengunjung umum, termasuk alumni.
Kampus Yuwati Bhakti juga mengisi stan dengan memamerkan hasil karya peserta didik Yuwati Bhakti. Di stan ini, kita dapat melihat bahkan membeli hasil karya peserta didik, berupa lukisan, kalender, pin, dan gantungan kunci. Para pengunjung bazar dapat memesan pin dan gantungan kunci sesuai gambar atau tulisan yang dikehendaki. Untuk menghibur pengunjung, OSIS SMP Yuwati Bhakti juga menyediakan bioskop mini yang selalu ramai oleh pengunjung.
Cheryl, Ayumi dan Reynaldy Jurnalis SMP Yuwati Bhakti dan Verena jurnalis SD Yuwati Bhakti
ENDE, SERVIAMNEWS.com- Sebanyak 89 wisudawan mengikuti Rapat Senat terbuka dalam rangka Wisuda Sarjana Sekolah Tinggi Pembangungan Masyarakat (STPM) program S1 Jurusan ilmu Sosiatri. Acara berlangsung di Kampus STPM St. Ursula, Ende, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 17/11. STPM St. Ursula, Ende mengasuh dua program studi yaitu Ilmu Pemerintahan (S1) dan Ilmu Sosiatri (S1). Selain sekolah, para suster di Komunitas Ende melayani kaum muda melalui kerasulan asrama. Ada 2 buah asrama Putri St. Ursula untuk siswi SMP St. Ursula Ende dan Asrama Putri St. Angela untuk siswi SMA/SMK.
BAUCAU, SERVIAMNEWS.com – Sabtu, 10 November 2018 pagi cerah, terang terbit dari Timur menebar semarak cahaya memenuhi seluruh kampus TKK, SD, dan SMP Santa Ursula Baucau. Seluruh warga kampus bersukacita menyambut Bapak Uskup Mgr. Basilio do Nascimento, Wakil Menteri Pendidikan Timor Leste, Bapak Joao Zacarias Freitas Soares, Bapak Sahat Sitorus Duta Besar Republik Indonesia untuk Timor Leste, orangtua murid, para tamu undangan suster dari berbagai tarekat dalam rangkaian acara peresmian Gedung SMP dan Aula Santa Ursula Baucau.
Tarian penyambutan oleh murid-murid SD Santa Ursula Baucau menjadi pembuka acara yang mengiringi kami menuju gedung SMP Santa Ursula Baucau seraya Bapak Uskup Basillio memberkati semua ruangan kelas baru.
“ Dame horik iha uma ne’e” – “ Damai tinggal di rumah ini “
Perayaan Ekaristi syukur dengan tema “Dame Horik Iha UmaNe’e” dipimpin oleh Mgr. Basilio do Nascimento didampingi Vikjen Padre Francisco Pinheiro de Silva, dan Padre Jose Gonzaga.
Paduan suara merdu para suster, guru, dan murid mendukung perayaan syukur ini. Selesai Perayaan Ekaristi acara dilanjutkan dengan kata sambutan dari Bapak Augusto Pires, ketua panitia, kemudian Sr. Herminia Matos, OSU, Sr. Agatha Linda Chandra, OSU, Mgr.Basilio do Nascimento, dan Bapak Joao Zacarias Freitas Soares.
Murid-murid TKK dan SD Santa Ursula Baucau mengenakan pakaian daerah menari dengan lincah dan indah. Para Postulan dan Aspiran memperkenalkan Santa Ursula melalui drama pendek yang inspiratif. Santap siang bersama dalam suasana persaudaraan sehangat matahari Baucau menutup rangkaian acara peresmian Gedung SMP dan Aula Santa Ursula Baucau. Soli Deo Gloria – Hanya demi Kemuliaan Tuhan.
SIDOARJO, SERVIAMNEWS.com– Komunitas pembelajar yang berjiwa eco-preneur sesuai dengan semangat Santa Angela begitulah bunyi tag line yang diusung Kampus Santa Maria Sidoarjo dalam kaitan rencana strategis (renstra) beberapa tahun ke depan. Cita-cita tersebut berangkat dari kesadaran banyak potensi (dalam bentuk lahan) yang belum dimanfaatkan secara optimal. Semua warga kampus bahu membahu untuk mewujudkan komunitas yang benar-benar mempunyai jiwa ekologi, mencintai lingkungan sekitar dan mau ambil bagian dalam melestarikan alam ciptaannya.
Selain membentuk budaya cinta lingkungan bagi warga kampus, Kampus Santa Maria Sidoarjo juga berusaha menebarkan virus peduli dan cinta lingkungan pada mereka yang di luar kampus. Salah satunya dilakukan unit SD Santa Maria Sidoarjo dengan mengundang TK-TK yang berada di Kecamatan Sidoarjo dan sekitarnya untuk datang dan melakukan kegiatan ekologi di kampus Santa Maria Sidoarjo.
Anak-anak usia TK diajak melakukan beberapa kegiatan yang termasuk dalam proses tumbuh kembang tanaman, yaitu: menyiapkan media tanam, membibit, menyiram, merawat dan memanen. Mereka belajar mencampur tanah dan pupuk, menaruh bibit-bibit ke dalam tanah dan menyirami. Mereka juga belajar memindahkan tanaman yang sudah disemai ke tanah yang disiapkan. Di akhir kegiatan mereka pun diberi kesempatan untuk memanen sayur-sayuran untuk dibawa puang ke rumah. Beragam sayuran dan tanaman disiapkan oleh kampus Santa Maria Sidoarjo mulai dari kangkung, bayam, cabai, terong sampai ketela.
Anak-anak merasa senang dan bersemangat melakukan kegiatan ekologi didampingi oleh beberapa guru dan kakak pendamping dari unit SD serta SMP. Para guru TK yang menemani mengaku senang dan berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan demi menumbuhkan rasa cinta dan peduli lingkungan. Proficiat dan terus semangat bagi seluruh warga Kampus Santa Maria Sidoarjo dalam mewujudkan komunitas pembelajar yang berjiwa eco-preneur seturut semangat Santa Angela.
TANGERANG, SERVIAMNEWS.com – Pada Senin, 22 Oktober 2018, peserta didik SMP St. Ursula Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten kelas IX A, IX B, dan IX C pergi ke Panti Werdha dengan tujuan bakti sosial. Acara diadakan di empat Panti Werdha yang berbeda yaitu Panti Werdha Melania, Kasih Ayah Bunda, Kemah Beth Shalom Yayasan Bina Bhakti, dan Marfati.
Pelaksanaan Bakti Sosial terbagi dalam dua gelombang, dengan hari yang berbeda dan tempat yang berbeda, yaitu Senin, 22 Oktober 2018 untuk peserta didik kelas IX A hingga IX C dan Kamis, 25 Oktober 2018 untuk peserta didik kelas IX D dan IX E. Peserta didik yang berangkat pada gelombang pertama pun dibagi lagi menjadi beberapa kelompok untuk mengunjungi beberapa panti werdha, untuk meminimalisir penghuni panti bingung.
Panti Werdha Marfati terletak di Tangerang Kota. Jarak dari sekolah ke panti tersebut cukup jauh. Perjalanan menuju Panti Werdha Marfati memakan waktu selama satu jam. Untuk mempersiapkan acara, kelompok berkumpul terlebih dahulu untuk membahas kegiatan apa yang akan kami lakukan di sana dan apa yang akan kami bawa sebagai tanda kasih untuk Oma dan Opa yang ada di panti werdha.
Sesampainya di sana, kami langsung berinteraksi dengan Opa dan Oma yang ada. Panti Werdha Marfati terbagi menjadi tiga bagian. Bagian depan bernama Graha Lansia Marfati 2 yang dihuni oleh 20 hingga 30 Oma dan Opa. Acara berlangsung sangat santai karena kami di sini bertujuan untuk melayani. Kami bernyanyi bersama Opa dan Oma, mereka terlihat bahagia. Kami juga memberikan snack yang telah kami bawa. Sebagian besar dari mereka sudah memakai kursi roda.
Bagian bangunan yang kedua bernama Graha Lansia Fatima yang dihuni oleh suster- suster Katolik. Yang terakhir adalah Graha Lansia Marfati 1 yang terletak di bagian belakang. Bangunan yang terakhir ini cukup besar, dan menampung 40 hingga 60 Oma dan Opa. Di sini kami berbincang dengan salah satu Oma yang pernah hidup di zaman penjajahan Belanda. Beliau mengatakan, bahwa sekolah pada zaman penjajahan tidaklah mudah, dan saya bersyukur bisa bersekolah dengan aman dan nyaman saat ini. Acara selesai pukul 12.00 WIB kebetulan Opa dan Oma berdoa Rosario bersama pada saat itu. Kami pun berpamitan lalu pulang.
Bonaventura Bagas/ IX C