JAKARTA, SERVIAMNEWS.com– Sabtu, 26 Januari 2019, keluarga besar Kampus Santa Theresia Jakarta merayakan pesta nama Santa Angela. Para guru dan karyawan menyatakan syukur bersama dalam Misa Meriah di auditorium kampus Santa Theresia. Misa dipimpin oleh Romo Purbo Tamtomo.

Dalam homilinya, Romo Purbo mengucapkan selamat pesta kepada semua Suster Ursulin teristimewa komunitas Santa Theresia. Mengambil Mazmur tanggapan pada hari itu yaitu “Aku Wartakan Karya Agung-Mu Tuhan, Karya Agung-Mu Karya Keselamatan”, Romo Purbo menyatakan bahwa itu adalah salah satu semangat dan ciri khas yang dimiliki Bunda Angela.

“Itulah yang dibawa Bunda Angela. Meski maknanya kecil di manusia tetapi besar artinya karena ini karya Agung Tuhan. Kita harus mencontoh peziarahan hidup orang Kudus yang menderita tanpa batas, tidak ada orang Kudus yang hidup senang. Contohlah Bunda Angela yang sejak usia muda sudah ditinggal orang tua, tetapi ia masih mampu melanjutkan peziarahan hidup,” kata Romo Purbo.

Sebelum mengakhiri homilinya, Romo Purbo berpesan kepada komunitas Santa Theresia agar selalu menjadi komunitas yang sehat. “Sebagai komunitas, kita memiliki satu tubuh dan satu visi. Setiap pribadi di dalammnya memiliki peran, meski peran itu kecil tapi tetap terasa istimewa, jadi kita tidak boleh jalan sendiri-sendiri,” ungkap Romo Purbo.

Usai Misa, para guru dan karyawan melakukan senam zumba bersama di lapangan kampus Santa Theresia. Mereka juga mengadakan acara pertandingan olahraga antar tiap unit. Acara diakhiri dengan makan siang bersama.

Santa Angela, doakanlah kami……

Aprianita Ganadi

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com– Ikatan Alumni Yuwati Bhakti (IKA YB) mengadakan acara Donor Darah dan Seminar Kesehatan di Kampus Yuwati Bhakti, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat, 25/1. Kegiatan bertajuk “Setetes Darah Untuk Kehidupan” ini dihadiri juga oleh Walikota Sukabumi Achmad Fahmi. Acara memiliki logo yaitu bunga anggrek dan tetesan darah yang menandakan cinta keberanian dan kehidupan.

Ketua IKA YB, Laura Petra, menjelaskan bahwa IKA YB baru terbentuk pada 20 Oktober 2018. Selama ini, para alumni hanya berkumpul dengan angkatannya saja, dan belum berkumpul dengan lintas angkatan. Untuk itu, dibentuklah IKA YB dengan fokus pada 3 hal yaitu dari kita untuk sekolah, dari kita untuk alumni, dan dari kita untuk masyarakat.

“Ketiga fokus ini harus berkesinambungan.  Acara donor darah merupakan acara perdana kita, dan ini satu bentuk kemurahan Tuhan, kampus Yuwati Bhakti dapat memiliki ikatan alumni. Ke depan banyak acara yang akan kami buat, banyak rencana dan harus terus berlanjut bersama rekan-rekan nanti yang melanjutkan,” kata Laura alumni Kampus Yuwati Bhakti angkatan tahun 1993 ini.

Sementara itu, donor darah dan seminar kesehatan dipilih sebagai acara perdana IKA YB, karena memberi dapat kita lakukan dalam berbagai macam cara. “Tanpa harus finansial kita juga dapat memberi. Lewat orang tua murid, guru, karyawan, dan masyarakat luar mereka dapat mendonorkan darahnya,” ungkap Laura.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua III Kampus Yuwati Bhakti, Sr. Elisabeth Sri Utami OSU, bahwa lewat setetes darah kehidupan kita dapat menyelamatkan jiwa orang lain. Begitu pula, kita dapat menyelamatkan YB yang secara usia sudah tua, tetapi seolah-olah yang tahu hanya para alumni. Untuk itu, bagaimana caranya alumni harus datang kembali ke sekolah dan melihat kampus kami.

“Setidaknya harus ada pemerhati alumni dari IKA YB untuk YB. Kami memiliki impian bahwa harus ada rekan yang dapat memikirkan YB yaitu siapa lagi jika bukan alumni. Mereka harus mengembangkan YB di Sukabumi hingga ke seluruh nusantara. Harapannya kami dapat bergandengan tangan agar YB dapat semakin dikenal,” tutur Sr. Sri Utami.  

Aprianita Ganadi

http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/

JAKARTA, SERVIAMNEWS.com– Sekolah Santa Ursula Jakarta tahun 2019 mencapai usia ke- 160 tahun. Acara diisi dengan berbagai kegiatan selama 3 hari yaitu Perayaan Ekaristi Syukur (18 Januari 2019), Homecoming (19 Januari 2019), dan Family Day (20 Januari 2019). Kegiatan dibuka, dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo didampingi Romo Alb. Hani Rudi Hartoko SJ, Romo Yustinus Sudarminta SJ, Romo Purbo Tamtomo, dan Romo M. Harry Sulistyo, Jumat, 18/1 di aula SD Santa Ursula, Jakarta.

Acara bertajuk Santa Ursula Jakarta Untuk Indonesia “Biji Itu Telah Tumbuh, Menjadi Pohon, dan Berbuah” ini dihadiri oleh Provinsial Ursulin Indonesia Sr. Agatha Linda Chandra OSU, Pimpinan Komunitas/Pimpinan Karya Santa Ursula Sr. Edith Watu, OSU, para suster Ursulin, dan tamu undangan. Dalam homilinya, Bapa Uskup mewakili Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), mengucapkan syukur dan selamat kepada seluruh keluar Besar Santa Ursula yang sudah mencapai usia 160 tahun.

Kita semua wajib bersyukur karena sesuai tema acara biji tersebut telah tumbuh menjadi buah yang berlimpah. “Biji tumbuh menjadi pohon dan berbuah, lalu apa yang membuat pohon itu berbuah? Tentu itu karya Tuhan sendiri yang terlibat didalamnya, lewat pengorbanan. Kerelaan untuk berkorban menjadi burung nuri kecil di biara dan dibidang pendidikan,” kata Bapa Uskup.

Sementara itu, dalam kata sambutannya, Sr. Agatha menuturkan bahwa Biara Santa Ursula Jakarta merupakan biara kedua Ursulin di Indonesia. Sedangkan Biara pertama Ursulin ada di Santa Maria, Juanda. Dari kedua biara ini lahir biara-biara Ursulin lain di Indonesia. “Ditempat ini, lahir sekolah legendaris, lahir para alumni yang menjadi pengusaha, tokoh politik, pejabat pemerintahan, dan lain-lain,” ungkap Sr. Agatha.

Sr Agatha mengibaratkan, kita adalah “anggur tua” yang masih enak rasanya, disukai, dan dicari banyak orang. Akan tetapi, kita tidak dapat menahan desakan “anggur muda”. Untuk itu, Sr. Agatha mengajak untuk selalu terus berinovasi dan berpikir kreatif. “Kita tidak boleh tinggal dalam kenyamanan, harus keluar berani melawan arus, dan memiliki pribadi yang berintegritas,” tutur Sr. Agatha.

Aprianita Ganadi

http://www.santaursulajakarta.sch.id/

MALANG, SERVIAMNEWS.com– Walikota Malang Sutiaji, memberikan sertifikat heritage kepada pihak-pihak yang mengelola 32 bangunan cagar budaya dalam apel pagi di halaman Balai Kota Malang pada Senin, 14 Januari 2019. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berupaya melindungi bangunan-bangunan bernilai sejarah di wilayah kota Malang. Artinya, tak boleh lagi ada renovasi asal-asalan atas bangunan yang sudah mengantongi surat keputusan (SK) tersebut.

Walikota Malang Sutiaji, menegaskan, bangunan-bangunan heritage itu tidak boleh diubah atau dibongkar sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2018 tentang Cagar Budaya Kota Malang. “Bangunan-bangunan ini dilindungi, jadi untuk renovasi yang sifatnya besar harus dilaporkan. Tidak boleh diubah bentuk, apalagi dibongkar,” ujarnya. Beliau mengajak seluruh lapisan masyarakat agar terus menjaga warisan tersebut. “Jangan sampai punah, mudah-mudahan masyarakat bisa menghormati dan menghargai apa yang menjadi budaya bangsa terus menerus,” pungkasnya.

Seluruh bangunan yang ditetapkan tersebut mulai dari bangunan pemerintahan, bangunan sekolah, bangunan perbankan, gereja, klenteng, dan bangunan brandweer. Rata-rata, bangunan itu ditetapkan melalui surat keputusan (SK) pada tanggal 12 Desember dan 31 Desember 2018.

Adapun salah satu bangunan yang mendapat sertifikat adalah Bangunan Kampus Cor Jesu, dengan SK 185.45/348/35.73.112/2018 Tanggal 12 Desember 2018. Bangunan ini dirancang oleh Westmas dari Surabaya atas prakarsa dari Mgr. Staal yang merupakan satu-satunya uskup di Indonesia pada waktu itu. Bangunannya memiliki ciri khas arsitektur kolonial. SK tersebut diserahkan Walikota Malang di Balaikota Malang diterima oleh Sr. Agatha Lidya S, OSU. Proficiat…

Sebagai warga Cor Jesu, patut senang dan bangga akan keputusan pemerintah kota Malang ini. Dan berharap bahwa pemerintah semakin memperhatikan pemeliharaan dan perawatan bangunan yang juga menjadi salah satu aset bagi komunitas Ursulin di Indonesia. Semoga…

Veronika (Cor Jesu Malang)

http://www.smakcorjesu.org/

MALANG, SERVIAMNEWS.com– SMP Katolik Cor Jesu Malang pada Senin, 14 Januari 2019 menerima Piagam Penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Kota Malang. Penghargaan diserahkan Walikota Malang Sutiaji di Balaikota Malang melalui surat keputusan Walikota Malang bernomor 188.45/340/35.73.112/2018. Ada 29 SD dan 7 SMP di kota Malang yang mendapat predikat Sekolah Adiwiyata tahun 2018.

Apa itu Sekolah Adiwiyata? Sekolah Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah dapat ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif.

Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar menjadi tempat pembelajaran yang nyaman dan aman serta penyadaran warga sekolah (guru, murid, orangtua dan karyawan lainnya) dapat turut bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan. Program Adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma–norma dalam berperikehidupan yang antara lain meliputi: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Penilaian Sekolah Adiwiyata ini dilakukan secara bertahap. Mulai dari tingkat kota, apabila lolos tingkat kota maka akan maju ke tingkat provinsi, kemudian nasional. Empat aspek yang harus menjadi perhatian sekolah untuk dikelola dengan cermat dan benar apabila mengembangkan Program Adiwiyata yakni: Kebijakan, Kurikulum, Kegiatan, dan Sarana Prasarana.

Bapak Walikota Malang Sutiaji berharap Dinas Pendidikan kota Malang bisa meningkatkan jumlah sekolah Adiwiyata yang awalnya setingkat kota, bisa melaju ke level nasional bahkan Adiwiyata Mandiri. Agar jumlah sekolah Adiwiyata makin bertambah, Sutiaji berencana membuat peraturan mengenai anti kresek plastik di sekolah. Semua makanan, bahkan tas belanja saja dilarang berbahan kresek.

SMP Katolik Cor Jesu Malang sebagai salah satu Sekolah Ursulin di Jawa Timur merasa bangga dengan perolehan prestasi ini, karena program Adiwiyata ini selaras dengan pendidikan nilai “Servite et Amate”. Semoga prestasi ini dapat dikembangkan sehingga sukses di tingkat provinsi bahkan harapannya sampai tingkat nasional. Tetap SERVIAM!!!

Enny (Guru SMPK Cor Jesu Malang)

http://www.smakcorjesu.org/

SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com-  Judul di atas merupakan tema kegiatan motivasi yang diselenggarakan oleh SMA Regina Pacis Surakarta pada Kamis, 3 Januari 2019. Acara yang dilaksanakan di Auditorium Kampus Regina Pacis Surakarta ini dihadiri oleh seluruh siswa-siswi kelas XII SMA Regina Pacis. Kegiatan dimulai pada pukul 08.00- 12.00 WIB  dan dipandu oleh Bapak Joko Prasetyo dari Spiritindo Training & HR Management Consultant.

Ujian Nasional di tahun 2019 dilaksanakan lebih awal jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pemajuan pelaksanaan Ujian Nasional ini bukan tanpa alasan, melainkan karena tahun ini Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi atau Pemilu 2019. Akibat dari pelaksanaan Ujian Nasional yang lebih awal, tentu saja sangat berdampak pada padatnya jadwal siswa-siswi SMA.

Jadwal diatur sedemikian rupa dengan berbagai macam pertimbangan agar keduanya, yakni penyelenggaraan Ujian Nasional dan pesta demokrasi dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa halangan apa pun. Pelaksanaan Ujian Nasional yang lebih awal pun tentu juga ditanggapi serius oleh guru-guru SMA Regina Pacis Surakarta. Para guru menyusun jadwal yang padat. Mulai dari ujian praktik, latihan UN, simulasi Ujian Nasional Berstandar Komputer (UNBK), Ujian Sekolah Berstandart Nasional (USBN), dan puncaknya di UNBK.

Pemajuan pelaksanaan Ujian Nasional yang diikuti oleh jadwal yang padat berpotensi membuat sebagian siswa-siswi berada dalam tekanan dan merasa cemas. Sebagian besar dari mereka belum memiliki motivasi dan semangat dalam menghadapinya. Mereka masih bersantai-santai dengan alasan “ujiannya masih lama” atau “ngapain udah belajar.” Mereka tidak sadar bahwa waktu akan berjalan cepat dan tidak akan terasa bahwa ujian sudah berada di depan mata. Sangat disayangkan jika siswa-siswi tidak memiliki motivasi untuk mulai belajar dan mencicilnya sedari dini.

Pak Joko selaku pembicara mengatakan bahwa Indonesia memerlukan pribadi yang unggul. Beliau merasa prihatin dengan anak muda zaman sekarang. Tiga bagian penting yang dimaksud oleh yaitu kepribadian, motivasi, dan keahlian. Ketiganya sangat penting dalam upaya membangun pribadi yang unggul.

Namun, jika dipilih dari ketiganya, maka yang terpenting adalah motivasi. Mengapa motivasi? Karena motivasilah yang membuat seseorang berkeinginan untuk berprestasi dan mendorongnya agar selalu berusaha mewujudkan mimpi dan harapannya. Tanpa adanya motivasi tentunya seseorang akan pasrah pada keadaan dan tidak berjuang untuk menggapai apa yang diinginkan.

Seminar yang dilaksanakan pada hari pertama masuk sekolah ini diawali dengan doa yang dipimpin oleh Ibu Tari. Setelah berdoa, siswa-siswi diajak untuk berjoget bersama. Beberapa siswa-siswi dan guru maju ke atas panggung untuk melakukan ice breaking. Tidak ketinggalan pula Ketua Kampus Regina Pacis Surakarta, Suster Veronica Sri Andayani, OSU naik ke atas panggung untuk memimpin siswa-siswi berjoget bersama diiringi lagu dangdut.

Suasana auditorium pun menjadi ramai dan seru. Siswa-siswi berjoget bersama diiringi canda tawa yang membuat seminar ini diawali dengan keceriaan pagi hari. Ketika sesi pertama digelar, penyampaian yang ringan membuat seminar ini ditanggapi serius oleh siswa-siswi kelas XII. Siswa-siswi pun diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dalam sesi tanya jawab.

Pak Joko selaku pembicara mengajak siswa-siswi kelas XII SMA Regina Pacis Surakarta untuk membuat target. Target tersebut harus tinggi agar nantinya mendorong siswa-siswi untuk mencapainya. Pembicara mengutip salah satu perkataan Ir. Soekarno dimana beliau pernah berkata “Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang.” Mimpi dan harapan yang dimiliki pun harus kita percaya dan yakini dapat terwujud. Seminar pemberian motivasi ini memberikan semangat baru dan tambahan keberanian bagi siswa-siswi kelas XII dalam menghadapi Ujian Nasional. Diharapkan seminar ini mampu memotivasi dan mendorong siswa-siswi dalam mencapai dan menggapai mimpi dan impiannya masing-masing.

Alexandra Dewi Wijayanty (Siswi SMA Regina Pacis Surakarta)

http://smareginapacis-solo.sch.id

SURAKARTA, SERVIAMNEWS.comTruly Serviam adalah nama paguyuban alumni SMP Regina Pacis Surakarta yang diresmikan oleh Ibu M.M. Wahyu Utami, M.Pd dan juga menjadi tema Reuni Akbar 60 tahun SMP Regina Pacis Surakarta. Acara berlangsung pada Kamis, 27 Desember 2018 di Auditorium Kampus Regina Pacis Surakarta. Reuni Akbar SMP Regina Pacis ini dihadiri oleh alumni 1966 – 2018, Suster Komunitas Ursulin, Suster-Suster yang pernah menjabat kepala sekolah, bapak ibu karyawan purna tugas, serta bapak ibu guru yang masih berkarya dengan jumlah peserta sekitar 650 orang. Jumlah ini melebihi perkiraan panitia yang sebelumnya memprediksi 500 orang.

Reuni Akbar menjadi puncak kegiatan peringatan 60 tahun SMP Regina Pacis Surakarta yang didirikan pada tanggal 1 Juli 1958. Sebelumnya, ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan untuk menyemarakkan 60 tahun SMP Regina Pacis yaitu Ursulin Week, Seminar Parenting, pengecekan kesehatan gratis, donor darah, jalan sehat dan Misa 60 tahun oleh Mgr Robertus Rubiyatmoko, Pr.

Penyelenggaraan reuni akbar berlangsung meriah yang diawali dengan prosesi para suster Ursulin Komunitas Solo, suster Ursulin yang pernah memimpin SMP Regina Pacis, bapak ibu guru, karyawan yang masih aktif dan sudah purna. Setelah itu, ada beberapa sambutan yang disampaikan oleh Ketua Kampus Regina Pacis Surakarta, Suster Veronica Sri Andayani, OSU, Kepala SMP Regina Pacis Surakarta Ibu M.M. Wahyu Utami, M.Pd. dan Ketua Panitia Reuni Akbar Ibu Martina Setiawati. Setelah beberapa sambutan, Paguyuban Alumni Truly Serviam diresmikan dan para alumni mengikrarkan janji alumni.

Para peserta yang hadir menunjukkan kebolehan mereka dalam menari, berdansa, menyanyi, berjoget dangdut, serta bermain band. Diantara para penampil tersebut adalah Tari kipas oleh alumni 1978, line dance alumni 1977, band the Sleepers pimpinan alumni Nicodimus Budi, Serviam Band yang dimotori oleh Denny Klo alumni 98, serta penampilan istimewa dari ibu Iga Mawarni yang dengan suara altonya yang khas melantunkan lagu lawas berjudul “Andaikan Kau Datang Kembali”.

Tidak ketinggalan pula Suster Veronica Sri Andayani, OSU yang bersama guru dan Serviam Band mengajak hadirin berjoget dan bernyanyi bersama dengan iringan dangdut. Selain itu, berbagai door prize pun menjadi penghibur bagi peserta Reuni Akbar. Kemeriahan reuni Akbar ditutup dengan doa dan berkat oleh Romo Petrus Yuwono, MSF yang juga alumni 1995.

Meski Reuni Akbar sudah usai, namun para alumni akan tetap terlibat dan berperan dalam berbagai kegiatan dan dinamika sekolah demi kemajuan almamater mereka SMP Regina Pacis Surakarta. Bagimanapun juga mereka adalah Truly Serviam.  

Neny Kartika Sari, S.Pd.  (Guru SMP dan Ketua Panitia Reuni Akbar 60 Tahun SMP Regina Pacis Surakarta)

http://smp-reginapacis-slo.sch.id/

TANGERANG, SERVIAMNEWS.com– Kehadiran media sosial disamping media cetak dan media elektronik seperti televisi dan radio membawa tantangan baru bagi generasi zaman ini. Platform yang lebih luas, terbuka, dan bebas memudahkan semua pihak untuk berbagi informasi, perasaan, pengalaman, serta pemikiran. Disatu sisi kecanggihan tersebut mendorong generasi muda ke arah yang lebih maju, tapi disisi lain juga membuka kesempatan besar untuk berbagai kejahatan dan hal-hal negatif terjadi.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, SMA Santa Ursula, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten mengadakan kegiatan Diskusi Kebangsaan Hari HAM 2018. Kegiatan diadakan pada Rabu, 12 Desember 2018 dengan mengangkat topik HAM dan kebhinekaan di era digital. Dalam diskusi kali ini, SMA Santa Ursula BSD mengundang Ibu Retno Listyarti yang sekarang menjabat sebagai Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan Bapak Fransiskus Surdiasis yang saat ini bekerja sebagai manager litbang The Jakarta Post serta dosen di Akademi Televisi Indonesia (ATVI).

Diskusi ini, melibatkan siswa/i kelas XI dan XII, teman-teman dari sekolah lain dan bapak/ibu guru. Teman-teman dari sekolah lain yang ikut bergabung dalam diskusi ini adalah dari sekolah SMA Tarakanita Gading Serpong, SMA Tarakanita Citra Raya, SMA Ora et Labora, dan SMA Theresia Jakarta. Ibu Retno membahas HAM anak dan HAM di bidang pendidikan. Ia membahas tentang pengertian HAM, kasus pelanggarannya, toleransi, radikalisme, dan peran sekolah menghadapi realita di masyarakat. Sedangkan Bapak Fransiskus membahas HAM di era digital dan bagaimana anak-anak zaman sekarang dapat menggunakan media sosial dengan cerdas.

Setelah diskusi selesai, acara dilanjutkan dengan Bincang Kawula Muda yang diikuti siswa/i kelas XII, prakaderisasi dan OSIS kelas XI serta teman-teman dari sekolah lain. Kegiatan yang dilakukan adalah Photo Challenge di media sosial Instagram. Hal ini bertujuan untuk mengampanyekan HAM di media sosial sekaligus mempererat relasi dengan teman-teman dari luar SMA Santa Ursula BSD.

Hasil dari kegiatan ini adalah 50 posts dengan hashtag #hakasasiduadunia yang berarti berlakunya HAM di dunia maya maupun nyata dan #generasimudacerdas yang diharapkan dapat mengkritisi konten yang ada di media agar kebhinekaan dan HAM dapat lebih terjamin baik di kehidupan nyata maupun di media. Melalui dialog kebangsaan ini, diharapkan siswa/i memperoleh ilmu dan kesadaran tentang HAM khususnya di media sosial, serta dapat menggunakan media sosial dengan cerdas.

Andrea Polisar XII IPA 2 / 3 dan Elisabet Sudira XII IPA 2 / 9

http://www.sanurbsd-tng.sch.id/ws/

SOLO, SERVIAMNEWS.com-Minggu, 06 Januari 2019, Pk 08.00 WIB di Auditorium Kampus Regina Pacis, Solo ramai anak-anak, remaja, orang muda bahkan orang tua. Mereka semua berjalan dengan wajah gembira disambut para Suster Ursulin. Rupanya, pagi itu diselenggarakan Perayaan Natal Keluarga Besar Yayasan Winayabhakti Solo, yang terdiri dari Kampus Maria Assumpta Klaten (unit TK, SD dan SMP) dan Kampus Regina Pacis Solo (unit SMP dan SMA) beserta komunitas Para Suster Ursulin Solo, Klaten dan Baturetno. Peserta yang hadir kurang lebih 500 orang yang terdiri dari guru, karyawan, beserta keluarga serta komunitas Suster Ursulin.

Acara Natal dimulai dengan Perayaan Ekaristi, yang bertepatan dengan Hari Raya Penampakan Tuhan. Perayaan Ekaristi bertajuk ”Yesus Kristus, Hikmat Bagi Kita” ini dipimpin oleh Romo Mutiara Andalas, SJ. Dalam homilinya, Romo Andalas menekankan bahwa Perayaan Natal juga merupakan Perayaan Ulang Tahun Perkawinan sehingga keluarga-keluarga diingatkan kembali akan pentingnya makna perkawinan dalam keluarga.

Selain itu, Romo Andalas juga mengajak merenungkan makna Natal yang dialami dalam masing-masing keluarga yang mungkin berbeda-beda setiap tahunnya. Keluarga-keluarga jangan cemas bila mengalami kegalauan dalam keluarganya karena Tuhan selalu  ”GALAU”, yaitu  God Always Love And Understand U.

Setelah Perayaan Ekaristi berakhir, Ketua Yayasan Winaybhakti Solo, Suster Veronica Sri Andayani, OSU menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran keluarga besar guru, karyawan bersama keluarganya. Para Suster Ursulin sangat rindu untuk dapat berkunjung ke rumah guru dan karyawan, namun karena tidak memungkinkan maka dicarilah waktu yang tepat untuk mengadakan acara kebersamaan ini.

Maka, dipilihlah tanggal 6 Januari yang bertepatan dengan Pesta Epifani atau Hari Penampakan Tuhan yang hadir di dunia dalam keluarga Yusuf dan Maria. Terakhir, Suster Vero mengajak rekan-rekan suster naik ke panggung untuk bernyanyi dan menari bersama penuh sukacita. Nyanyian dan tarian para suster mengajak semua anak-anak dan orang tua ikut dalam suasana penuh sukacita dalam ramah tamah bersama.

Setelah itu, acara berlanjut dengan penampilan dari masing-masing unit TK, SD, SMP Maria Assumpta Klaten dan SMP dan SMA Regina Pacis Solo. Mereka ikut berbagi sukacita dengan menampilkan acara yang menghibur. Semua anak-anak yang hadir kurang lebih 70 orang ikut larut bernyanyi dan berjoget bersama dengan teman-temannya. Apalagi pembagian hadiah untuk anak-anak yang tampil dan doorprize untuk keluarga semakin menyemarakkan suasana pesta Natal ini.

Puncaknya dalam penutupan acara, kembali Suster Vero mengajak bernyanyi dan berjoget bersama. Tak ketinggalan anak-anak yang berani maju untuk berjoget mengikuti gerakan Suster Vero. Sungguh suasana yang membahagiakan bagi anak-anak dan terlebih keluarga besar Ursulin dari Klaten dan Solo.

Betullah kata Paus Fransiskus, di mana ada perjumpaan yang membawa sukacita, disitu akan bertambah iman. Maka, keluarga-keluarga di Yayasan Winayabhakti Solo sungguh mengalami perjumpaan yang penuh sukacita dalam perayaan Natal tahun ini dan semakin menambah iman diantara mereka.

Berkat acara Natal ini pula, rasa persaudaraan dan saling kenal satu sama lain diantara para guru dan karyawan beserta keluarganya bersama para Suster Ursulin semakin erat dan meningkat. Terang bintang yang telah memimpin para majus kepada Kristus Sang Terang tidak berakhir hanya sampai di sana.

Seperti halnya para majus itu, semua keluarga besar Ursulin pun yang telah mengalami sukacita Natal bersama, kini diutus Allah untuk menjadi “anak-anak terang”, untuk membawa terang Kristus kepada sesama. Dan yang terpenting adalah menjadi terang melalui perbuatan kasih kepada sesama kita. Semoga suasana sukacita bersama Natal tahun ini dalam keluarga besar Yayasan Winayabhakti Solo sungguh dapat turut mewujudkan apa yang kita nyanyikan bersama dengan pemazmur hari ini, “Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita….”

Elias Anwar (Tim Pastoral SMA Regina Pacis Solo)

http://smp-reginapacis-slo.sch.id/  

http://smareginapacis-solo.sch.id/

Catatan singkat kegiatan Homestay XVII

SOLO, SERVIAMNEWS.com– Dewasa ini, ditengah hiruk pikuknya kota dan segala kegiatan individu yang ada disekitarnya, tanpa kita sadari, sebagian dari kita kadang lupa untuk sekedar menyapa atau mengucap salam kepada tetangga atau orang disekitar kita. Kemajuan teknologi dan arus informasi juga ikut mendorong kita menjadi individu yang pasif bahkan cuek dengan keadaan disekitar kita. Bisa kita lihat kapanpun dan dimanapun orang akan sibuk dengan gadget yang ada digenggaman mereka.

Menyadari akan hal ini, SMP Regina Pacis Solo memiliki program tahunan untuk kelas IX, yaitu homestay. Program bertujuan untuk mengajak para peserta didik sejenak meninggalkan semua kenyamanan, kemewahan, dan kebisingan kota tempat tinggal mereka. Peserta homestay akan tinggal di daerah pedesaan dan membaur dengan masyarakat yang ada disana sambil belajar apa yang dikerjakan oleh masyarakat di pedesaan.

Seperti tahun sebelumnya, sebelum melaksanakan kegiatan ini, Tim homestay XVII SMP Regina Pacis Solo melakukan survey lokasi. Atas saran dari Romo Krist yang berada di Gereja Santa Maria Diangkat Kesurga, Paroki Dalem, tim Homestay dirujuk untuk ke wilayah Dusun Dawung dan Dusun Wangon, Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Gunung Kidul.

Beratnya medan lokasi dan jalan yang harus dilalui, tidak membuat panitia homestay putus asa. Sebab, dimanapun kami berjalan, wajah tulus dan sapaan hangat dari warga pedesaan membuat rasa lelah hilang. Keramahan yang mereka tunjukkan kepada kami membuat kami yakin bahwa peserta didik SMP Regina Pacis Solo akan mendapat suatu pelajaran yang berharga. Hal ini sejalan dengan tema yang kami usung “Menapak Sejengkal Tanah Menemukan Keramahan”.

Homestay tahun ini dilaksanakan mulai hari Kamis, 6 Desember 2018 sampai dengan Sabtu, 8 Desember 2018. Di hari pertama semua peserta didik yang terdiri dari 148 anak dan 11 guru pendamping berangkat dari sekolah dengan 7 armada bis menuju Gereja Santa Maria Diangkat Ke Surga, Klaten. Setibanya di gereja, kami disambut oleh Ketua Dewan Paroki Gereja, Kepala Bidang Pelayanan Kemasyarakatan, Bapak Sudarman, dan Ketua Wilayah Kapel Dawung, Bapak Yohanes Sumardi.

Setelah acara serah terima di Gereja Dalem, semua peserta homestay melanjutkan perjalanan ke lokasi orang tua asuh dengan menggunakan truk. Ini merupakan pengalaman pertama bagi sebagian besar peserta. Mereka sungguh menikmati perjalanan dengan truk melalui medan yang menanjak dan berkelok-kelok. Dengan penuh keramahan, para orang tua asuh menjemput peserta didik untuk diajak ke rumah mereka masing-masing.

Pada hari pertama dan kedua homestay, peserta didik mengikuti kegiatan di keluarga masing-masing. Dari belanja kepasar, membersihkan rumah, menimba air, mencari makan ternak serta bertani. Ketika para pendamping melakukan home visit, kesan pertama dan yang selalu kami ingat adalah kesederhanaan dan keramahan warga setempat.

Dimanapun kami melangkah, ketika berpapasan mereka akan selalu mengucapkan salam dan berjabat tangan. Tak terkecuali kami kadang harus berhenti sejenak untuk sekedar menikmati segelas teh hangat dirumah warga setempat. Hal ini sangat jarang ditemui ketika kita berada dikota.

Hari ketiga adalah hari terakhir bagi para peserta didik dan guru pendamping kembali ke Solo. Setelah berpamitan dengan orangtua asuh, para peserta didik berjalan ke Kapel Dawung untuk mengikuti Misa Syukur. Sepanjang perjalanan, kami para pendamping berpapasan dengan beberapa orangtua yang mengantar para peserta homestay ke kapel. Dengan membawa buah tangan khas pedesaan, senyum ramah dan ketulusan terpancar dari wajah mereka.

Tiba di Kapel, semua peserta didik dan orang tua asuh mengikuti Misa Syukur yang dipimpin oleh Romo Ignasius Fajar Kristiyanto, Pr. Dalam homilinya, Romo menyampaikan bahwa inti kebahagiaan tidak selalu karena hidup mewah dan serba ada. Kebahagiaan bisa didapat dari kesederhanaan dan kehangatan keluarga. Dan hal ini turut dirasakan juga oleh peserta homestay.

Rasa haru pun terasa ketika para peserta didik mencium tangan para orang tua asuh dan warga sambil berpamitan. Tak terasa beberapa orang tua meneteskan air mata bahkan ada yang terus memeluk anak asuhnya tanda bahwa mereka sangat menyayangi anak – anak ini. Ketika semua sudah naik ke truk, kami masih melihat para warga desa dengan setia melepaskan kepulangan kami sambil melambaikan tangan mereka dengan senyuman tulus dan ramah yang biasa kami dapatkan selama tinggal disini.

Tdak ada hal lain yang bisa kami lakukan kecuali mensyukuri atas pelajaran berharga yang boleh diterima oleh para peserta didik SMP Regina Pacis Solo, dimana kami boleh mencari dan menemukan keramahan dengan aksi nyata melalui kerendahan hati untuk selalu memberi dan berbagi. Dan semoga pelajaran ini akan selalu diingat oleh siswa- siswi kami sebagai bekal hidup mereka dikemudian hari.

Th. Wahyu Savitri (Guru SMP Regina Pacis Solo)

http://smp-reginapacis-slo.sch.id/

Follow by Email
Instagram
Copy link
URL has been copied successfully!