SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com– Generasi muda merupakan kelompok umur yang akan meneruskan tongkat estafet dari generasi pendahulunya. Di tangan kaum muda, masa depan suatu potret kehidupan dipercayakan. Pada tanggal 11-12 Maret 2019, Yayasan Winayabhakti Surakarta menyelenggarakan Angela Session di Pondok Merici. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih mengenalkan sosok Santa Angela kepada guru serta karyawan SMP dan SMA Regina Pacis yang berusia muda. Selama dua hari, para kaum muda tersebut dibawa untuk memahami semangat dan nilai-nilai keteladanan Santa Angela.

Diampu oleh Sr. Veronica Sri Andayani, OSU dan Sr. Maria Hersin Jenuk, OSU, peserta Angela Session diberikan materi mengenai profil Santa Angela. Peserta merenungkan kisah hidup Santa Angela semasa kecil di Desenzano hingga ketika mendirikan Kompani Santa Ursula di Brescia. Dalam kelompok kecil yang pembagiannya kelompoknya dilakukan secara acak, peserta saling melakukan sharing mengenai bagian mana dalam kisah hidup Santa Angela yang paling mengesankan hati. Peserta menyampaikan bagian-bagian dalam kehidupan Santa Angela yang sungguh menginspirasi.

Dalam buku Kata-Kata Santa Angela: Regula Nasehat Warisan, yang dibagikan oleh Sr. Vero dan Sr. Hersin, peserta diberikan kesempatan untuk berkumpul dengan kelompoknya dengan tempat terpisah antar kelompok. Masing-masing kelompok membaca, meresapi, dan merenungkan nasehat pertama hingga kedelapan dari Santa Angela. Setelahnya, dalam forum bersama usai diskusi per kelompok, setiap perwakilan kelompok menyampaikan intisari (judul) dari masing-masing nasehat tersebut.

 Di akhir sesi presentasi, disepakati bahwa judul nasehat pertama adalah kerendahan hati, kedua adalah cinta kasih, ketiga adalah ketaatan, keempat adalah kepedulian, kelima adalah perilaku hidup sesuai ajaran Kristus, keenam adalah keteladanan, ketujuh adalah berwaspadalah terhadap bahaya, dan kedelapan adalah cinta tanpa pilih kasih. Di akhir hari pertama, Sr. Vero memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk merenungkan pengalaman hidup yang sesuai dengan petikan nasehat Santa Angela.

Hari kedua diawali dengan sharing pengalaman hidup yang sejalan dengan cuplikan nasehat Santa Angela. Bu Yunita, Pak Gogo, Pak Roga, dan Pak Dedy berbagi kisah hidup mereka di forum. Sesi hari ini adalah tentang Spiritualitas Manajemen Sekolah Ursulin, yang disampaikan oleh Sr.Vero. Dalam sesi ini dijelaskan nilai-nilai yang dihidupi dalam tata kelola pendidikan di sekolah Ursulin seturut nilai-nilai St.Angela.

Di dalamnya di uraikan bagaimana Doa dan Kebersamaan (Insieme) menjadi dasar dalam pendidikan, Budaya Sekolah yang selalu menghargai keunikan setiap pribadi, Pertemuan Rutin, Peran Wali Kelas, Guru Sebagai Role Model dan bagaimana menghadapi Konflik diuraikan dengan jelas oleh St.Angela bagi para pengikutnya.Sebagai akhir pembahasan disampaikan sebuah peneguhan bahwa “St.Angela akan selalu mau dan mampu mendoakan kita pada Yesus Kristus”. 

Pada akhir hari kedua, peserta menyimak dan meresapi bacaan berjudul “Seorang Pendidik Pengikut Santa Angela” yang dibacakan oleh Pak Bonny. Jalannya Angela Session selama dua hari tersebut berlangsung  serius namun santai. Kedekatan antar peserta terbangun baik dalam kelompok kecil maupun dalam forum bersama. Materi yang diberikan oleh Sr. Vero dan Sr. Hersin memberikan sentuhan penting dalam upaya untuk lebih mengenali dan meneladani semangat hidup Santa Angela sebagai bagian dalam karya Pendidikan Ursulin.

Christianto Dedy Setyawan, S.Pd.(Guru SMA Regina Pacis Surakarta)

Kampus Regina Pacis Solo : http://smareginapacis-solo.sch.id/

Serviam

Proses pembelajaran untuk peserta didik harus benar-benar dalam suasana yang menyenangkan, sehingga peserta didik betah untuk belajar. Karyawisata merupakan salah satu upaya terciptanya pembelajaran di luar kelas agar terhindar dari kejenuhan, dan persepsi belajar hanya bisa dilakukan dalam kelas.

Lingkungan sekitar tidak hanya dapat dijadikan sebagai tempat belajar melainkan juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada suatu materi pembelajaran. Kali ini, peserta didik kelas 4 SD Santa Angela Bandung melakukan karyawisata pada Kamis, 14 Februari 2019 dengan mengunjungi beberapa tempat yaitu Gunung Tangkuban Perahu, Kebun dan Pabrik Teh Nusantara, Home Industri pembuatan tahu dan telur asin.

Banyak sekali pengalaman dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari kegiatan karyawisata tersebut. Selain belajar, mereka pun merasakan kegembiraan bersama teman dan bapak ibu guru.

SD Santa Angela Bandung : http://sd.santa-angela.sch.id/

Serviam

JAKARTA, SERVIAMNEWS.com– Para siswa-siswi beserta guru unit SD dan SMA Kampus St. Theresia memulai Masa Prapaskah dengan Misa Rabu Abu di Gereja St. Theresia, Menteng, Jakata Pusat, Rabu, 6 Maret 2019. Misa dipimpin oleh Romo Martinus Hadisiswoyo SJ. Sedangkan untuk Misa Rabu Abu unit SMP dan SMK dilaksanakan di Aula Kampus St. Theresia.

Dalam homilinya, Romo Martinus mengajak para siswa-siswi untuk melakukan pertobatan. Disaat, misalnya kita malas berdoa atau malas pergi ke gereja, lewat masa Prapaskah kita diajak kembali untuk memohon pengampunan kepada Tuhan. “Jika kita melakukan pertobatan, maka Tuhan dengan senang hati menerima kita. Jadi, masa Prapaskah adalah masa penuh rahmat, kembali ke jalan yang benar,” kata Romo Martinus.

Selama masa Prapaskah, Romo Martinus juga mengajak para siswa-siswi melakukan tiga hal. Pertama, mengajak kita untuk lebih tekun dan rajin berdoa. Melakukan doa rutin atau doa harian. Intinya, pada saat kita berdoa bukan hanya memohon atau meminta saja, tetapi juga harus akrab dengan selalu berdialog kepada Tuhan.

Kedua, mengajak kita untuk melakukan pantang dan puasa, yang bukan hanya sekedar mengurangi makan atau minum, tetapi harus mampu mengendalikan diri, tidak egois, dan tidak terpengaruh oleh hal-hal duniawi. Ketiga, kita diajak untuk selalu bermurah hati dan berderma dengan menyisihkan uang jajan membantu teman yang membutuhkan.

“Ketiga hal tersebut harus kita lakukan dengan niat yang tulus, jangan dilakukan agar dilihat orang saja. Lakukan dengan niat demi kemuliaan nama Tuhan yang besar. Jadi, anak-anak semua mari kita melakukan pertobatan hidup. Yesus penyelamat kita semua,” ungkap Romo Martinus.

Aprianita Ganadi

MADIUN, SERVIAMNEWS.com– Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, SD Santo Bernardus Madiun mengikuti peduli lingkungan pada acara Car Free Day di sepanjang Jalan Pahlawan, Madiun, Jawa Timur, Minggu, 24 Februari 2019. Acara diikuti oleh siswa-siswi kelas tiga sampai lima beserta orang tua murid SD Santo Bernardus Madiun.

Selain acara peduli lingkungan, para siswa-siswi juga mendaur ulang barang bekas atau barang tidak terpakai menjadi barang yang memiliki nilai jual. Kegiatan ini tentunya semakin menambah daya kreativitas yang dimiliki siswa-siswi SD Santo Bernardus Madiun.

Dalam acara peduli lingkungan, para siswa-siswi menyampaikan pesan kepada orang-orang untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi penggunaan plastik serta kantong kresek hitam. Dalam aksinya, para siswa-siswi menggunakan ember bekas sebagai wadah atau tempat untuk mengumpulkan sampah-sampah yang berada di jalan.

Aprianita Ganadi

KOTAMOBAGU, SERVIAMNEWS.com – Dalam rangkaian acara Hari Peduli Sampah Nasional, Senin, 25 Februari 2019, SMP Katolik Theodorus Kotamobagu menerima penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Sulawesi Utara. Penghargaan diserahkan oleh Wakil Walikota Kotamobagu Nayodo Kurniawan, SH pada Apel Korpi di Lapangan Boki Hontinimbang Kotamobagu.

Apa itu Sekolah Adiwiyata? Sekolah Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini, diharapkan setiap warga sekolah dapat ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif.

Bapak Wakil Walikota berharap agar keberhasilan SMP Katolik Theodorus Kotamobagu dalam memperoleh juara pertama penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat provinsi Sulawesi Utara dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain untuk menciptakan budaya sehat.

Beberapa kegiatan mengenai lingkungan hidup telah dilakukan oleh SMP Katolik Theodorus Kotamobagu seperti mensosialisasikan hidup bersih, memperhatikan lingkungan kepada semua warga sekolah, menyediakan beberapa dispenser dan galon air minum, menugaskan semua warga sekolah untuk membawa botol minum. Tidak itu saja, para siswa juga membuat Green House dengan menanam dan memelihara sayur serta obat-obatan.

Selain itu, SMP Katolik Theodorus Kotamobagu juga membuat pengomposan sampah organik yang akan dijadikan pupuk, memberi nama tanaman dan pohon yang ada di lingkungan sekolah, menyediakan kantin sehat. Sekolah juga membentuk pengurus bank sampah, mereka bertugas mengumpulkan sampah lalu dijual setiap satu atau tiga bulan yang dananya akan digunakan untuk membantu proses kegiatan ekskul dan membudayakan lingkungan bersih serta sehat.

Sebelumnya, pada 23 Mei 2017, SMP Katolik Theodorus Kotamobagu mendapat penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Terbaik pertama Tingkat Kota Kotamobagu yang diserahkan oleh Walikota Kota Kotamobagu Ir. Tatong Bara. Keluarga besar SMP Katolik Theodorus Kotamobagu berharap agar mendapat dukungan dari semua pihak untuk maju hingga tingkat nasional 2019. Tetap SERVIAM!!

Aprianita Ganadi

SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com-  Perkembangan zaman bergulir begitu cepat. Era berganti diikuti dengan berubahnya tantangan yang dihadapi. Di era terkini mulai lazim terdengar istilah Era 4.0. Suatu sebutan untuk menggambarkan dunia hari ini yang diwarnai dengan kecanggihan teknologi di berbagai lini kehidupan. Kehadiran robot, komputer yang canggih, hingga kendaraan tanpa mengemudi merupakan cerminan hal-hal yang mewarnai Era 4.0 atau yang disebut juga dengan nama Revolusi Industri 4.0.

Perubahan dari bentuk kehidupan ke arah yang serba canggih ini juga diwarnai dengan eksistensi uang virtual, transaksi digital, hingga pembelajaran jarak jauh yang semakin dioptimalkan. Guna menghadapi era tersebut dengan bijak, Yayasan Winaya Bhakti Surakarta menyelenggarakan Workshop Edukasi 4.0 di Auditorium Kampus Regina Pacis Surakarta dengan narasumber pemerhati dan praktisi pendidikan 4.0, Indra Charismiadji.

Diikuti oleh guru-guru SMP dan SMA Regina Pacis Surakarta, workshop yang digelar pada Selasa, 19 Februari 2019 tersebut menawarkan sesuatu yang unik di hari-hari sebelum penyelenggaraan workshop. Peserta workshop terlebih dahulu bergabung ke dalam grup Facebook Edukasi 4.0 untuk memulai diskusi terlebih dahulu. Setiap guru wajib membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang dimana tidak diperkenankan terdapat guru dengan mata pelajaran sama dalam satu kelompok.

Indra Charismiadji memberikan pilihan tema untuk didiskusikan masing-masing kelompok. Tema tersebut meliputi Revolusi Industri 4.0, Higher Order Thinking Skills (HOTS), Keterampilan Abad 21, Teknologi dalam Pendidikan, STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics) Education, serta Sekolah Negeri, Sekolah Satuan Pendidikan Kerjasama, dan Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Pendidikan. Di dalam grup Facebook selanjutnya muncul soal-soal terkait tema yang dipilih dan soal tersebut harus diselesaikan sebelum workshop dimulai.

Dalam workshop, narasumber menjelaskan perkembangan kehidupan di dunia dari era 1.0 hingga 4.0 beserta aneka problematika yang dihadapi oleh manusia di zaman tersebut. Setiap zaman memiliki tantangannya sendiri, begitu pula cara menghadapinya. Pemberian tugas dengan cara berdiskusi di grup Facebook merupakan salah satu contoh menggunakan media sosial sebagai sarana bertukar pikiran secara konstruktif. Paradigma modern di era 4.0 wajib diimbangi dengan kecepatan guru untuk “menyelami” segala hal yang berhubungan dengan 4.0 agar tidak kaget dengan aneka perubahan yang terjadi. Di tengah-tengah workshop, narasumber juga menjabarkan fakta-fakta menarik seputar era 4.0 yang harus diketahui oleh para pendidik.

Jalannya kegiatan workshop diwarnai dengan berdiskusi antar kelompok kecil guna membahas topik yang dilemparkan oleh narasumber. Materi Edukasi 4.0 dibawakan secara interaktif. Beberapa kali narasumber memberikan kesempatan kepada guru untuk memberikan tanggapannya seputar pengalamannya hingga keingintahuannya terhadap Edukasi 4.0 Para guru dikondisikan dalam situasi siap berpikir.

Hal ini juga berlaku seusai workshop selesai digelar, dimana dalam grup Facebook juga didapati tugas-tugas dari narasumber untuk dikerjakan. Workshop Edukasi 4.0 ini diharapkan mampu menjadi bekal bagi guru-guru SMP dan SMA Regina Pacis Surakarta dalam mengarungi dunia milenial yang telah sangat berkembang ini.

Christianto Dedy Setyawan, S.Pd (Guru SMA Regina Pacis Surakarta)

http://smareginapacis-solo.sch.id

JAKARTA, SERVIAMNEWS.com– Warna- warni balon seketika terbang ke udara setelah Suster Maria D. Sasmita, OSU Kepala Biara Santa Maria Juanda memotong tali-tali pengikatnya. Bersamaan dengan itu tersingkaplah Papan Nama baru Museum Santa Maria bernuansa oranye pertanda acara Open House Museum dimulai. Perayaan syukur ulang tahun Sewindu Museum Santa Maria Jakarta Rabu 06/2/2019 ditandai dengan pemasangan dan peresmian papan nama Museum Santa Maria dan kegiatan Lomba Fotografi untuk segala umur. Tujuannya tidak lain adalah supaya makin banyak masyarakat mengetahui bahwa di dalam kompleks sekolah-biara Santa Maria terdapat “living heritage”.

Para tamu yang hadir sekitar 50 orang memenuhi Hall mungil. Sebagian adalah para suster dari berbagai komunitas, para undangan dari sekolah-sekolah, para pemerhati museum dan sponsor datang untuk ikut menyaksikan serta mengenal lebih dekat Museum St Maria. Lalu dilanjutkan dengan doa dan pemotongan tumpeng sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan, atas perjalanan delapan tahun (2011-2019) Museum Santa Maria. Ibu Gina Sutono, mewakili volunteer terlama dan Mr Scott Merillees pemerhati kota Batavia/Jakarta yang pertama kali konfirmasi hadir, menerima potongan tumpengnya.

Acara dimeriahkan oleh permainan piano persembahan Sir Harry Darsono Phd. Panitia sempat kalang kabut karena permintaan mendadak untuk menyediakan piano. Namun akhirnya piano kuno yang sudah lama “fals” bunyinya, dapat digunakan untuk menghibur para tamu. Lagu pertama yang dimainkan dengan “ciamik” adalah ungkapan, bahwa Cinta adalah banyak hal yang indah :“Love is a many splendored thing”. Para tamu juga diajak untuk bernyanyi bersama lagu Indonesia Pusaka ciptaan Ismail Marzuki dengan penuh semangat.

Sekilas Perkembangan Museum

Seperti kita ketahui, Museum Santa Maria sendiri diprakarsai oleh Sr. Ingrid Widhiningsih, OSU yang saat itu menjadi Pemimpin Komunitas. Selama 1,5 tahun beliau mengumpulkan, membersihkan dan menata artefak yang berserakan, di kapel, kamar, ruang dalam biara dan di unit-unit sekolah.  Ibu Gina Sutono membantu mengumpulkan koleksi dan menata artefak-artefak di ruang-ruang kosong waktu itu.

Museum Santa Maria resmi dibuka oleh Pastor Paroki Katedral Rm Bratakartana, SJ pada 6 Februari 2011 usai misa di kapel.  Selama tahun 2011-2015 Museum dibuka dan dikunjungi pada hari-hari tertentu saja seperti ketika ada MOS siswa/i baru dan Sabtu-Minggu oleh umat sekitar dan sekolah-sekolah Ursulin.

Setelah Suster Ingrid diutus ke Komunitas Theresia medio 2015, pengelolaan Museum Santa Maria dilanjutkan oleh Suster Lucia yang sebelumnya juga ikut membantu mengurus museum.  Dimulailah pendataan artefak secara digital yang dibantu oleh para volunteer dan fotografer Senior Kompas Arbain Rambey.

Tahun Yubelium Kerahiman 2016, selain Kapel, Museum Santa Maria juga banyak dikunjungi umat KAJ. Sejak saat itu, Museum Santa Maria dibuka untuk umum menyesuaikan dengan Museum Katedral dengan jadwal buka tiga kali dalam seminggu: Senin-Rabu-Jumat;  karena sering kali umat yang datang ke Museum Santa Maria, juga mengunjungi Museum Katedral dan sebaliknya. Pada tahun itu pula, Museum Santa Maria, mulai tercatat dan aktif mengikuti program yang diselenggarakan oleh AMIDA (Asosiasi Museum Daerah) Paramita Jaya, Jakarta.

Setelah dibuka untuk umum, banyak orang tertarik dan ingin tahu seperti apakah Museum Santa Maria tersebut. Maka pada Juli 2017 Museum Santa Maria selain terus  membuat  brosur dan booklet, juga membuat blog sebagai sarana  publikasi  kegiatan dengan alamat http:// museumsantamariajuanda.blogspot.co.id  dilanjutkan  fanspage  dan Instagram (IG).

Pada 19-22 April 2018. Museum Santa Maria untuk pertama-kalinya mengikuti Pameran Museum Bersama Se-Indonesia ke-VI, dalam rangka HUT TMII ke-43 yang bertemakan: “Peran Perempuan Indonesia” di Sasana Kriya-TMII. Museum Santa Maria bergabung bersama museum-museum di seluruh Indonesia, berpameran bersama.

Untuk lebih meningkatkan pelayanannya, mulai Oktober 2018 Museum Santa Maria dibuka setiap hari kerja dari jam 08.00 – 14.00, sementara untuk Minggu dan Hari Libur nasional dengan perjanjian. Jumlah pengunjung museum bervariasi, di tahun 2016 karena bertepatan dengan perayaan Yubileum maka pengunjung mencapai hampir 4.000 orang. Sementara di tahun 2017 sebanyak 1.455 orang dan 2018 sebanyak 1.405 orang. Sedangkan di tahun 2019 di bulan Februari sampai berita ini ditulis pengunjung tercatat sebanyak 400 orang.

Museum Santa Maria masih termasuk karya baru dari Suster Ursulin Uni Roma, Provinsi Indonesia, sehingga pengelolaanya masih termasuk bagian dari biara. Museum ini menempati bagian depan dari bangunan paling awal. Organisasinya masih sederhana, dengan satu  penanggung jawab, satu karyawan dan beberapa volunteer.

Karya baru ini memiliki banyak tantangan, terutama fungsi dan kondisi gedung lama yang perlu direvitalisasi, perlunya konservasi berbagai macam artifak, selain Kompetensi pengelola yang masih terbatas. Namun dengan bergabungnya Museum Santa Maria dengan AMI (Asosiasi Museum Indonesia)– DKI Paramita Jaya yang setiap bulan mengadakan pertemuan, Museum terus belajar dan berbenah, untuk meningkatkan pelayanan, penyajian dan pemeliharaan.***

MUSEUM SANTA MARIA JUANDA

https://museumsantamariajuanda.blogspot.com/

MADIUN, SERVIAMNEWS.com– Kampus Santo Bernardus, Madiun, Jawa Timur mengadakan Pentas Seni di Suncity Mall, Sabtu-Minggu, 16-17 Februari 2019. Turut hadir menyaksikan acara yaitu para Suster Ursulin, Guru, Karyawan, dan orang tua para siswa Kampus Santo Bernardus.

Pentas seni menampilkan barongsai, dance, tari, pameran foto & lukisan, band, kulintang, angklung, paduan suara, dan dongeng. Penampilan tim barongsai Kampus Santo Bernardus sangat memukai para penonton yang hadir. Tidak ketinggalan pula, penampilan adik-adik TK- SD Kampus Santo Bernardus yang semakin memeriahkan dan menyemarakkan acara.

Aprianita Ganadi

SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Pada Sabtu, 26 Januari 2019, hari terasa berbeda di SMA Regina Pacis Surakarta. Keramaian mulai terlihat di gerbang sekolah kala menjelang sore. Mendung yang bergelayut di hamparan awan sedari pagi tidak mengurangi aura optimisme di lingkungan sekolah. Kemeriahan, kegembiraan, dan sukacita memancar di Auditorium Kampus Regina Pacis. Ketika jarum jam menunjukkan angka 17.45 WIB, konser musik bertema “Sounds of The Journey” pun dimulai.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, di tahun ini SMA Regina Pacis Surakarta menyelenggarakan konser musik dalam rangka peringatan hari Santa Angela Merici. Kegiatan tersebut juga dilaksanakan untuk memfasilitasi kemampuan siswa-siswi dalam hal kesenian, desain, koreografi, fotografi, dan teknologi informasi. Sounds of The Journey merupakan konser yang berbasis siswa sebagai nyawa utamanya. Hal ini dibuktikan dengan jumlah siswa yang berpartisipasi mencapai 400 personel. Para siswa menyiapkan konser ini dengan matang sejak berbulan-bulan sebelumnya. Agenda besar tersebut diapresiasi penonton dengan baik. Tercatat tidak kurang dari 700 penonton memenuhi arena konser untuk menyaksikan konser ini.

Acara konser diawali dengan pra pembukaan melalui penampilan Tari Kukilo yang dipersembahkan dengan apik oleh siswa SMP Regina Pacis Surakarta sebelum dibuka oleh Kepala SMA Regina Pacis Surakarta, Maria Budi Priyarti, M.Pd. Beliau menyampaikan bahwa perhelatan musik tersebut dipersembahkan untuk mengenang perjuangan karya Suster Ursulin di berbagai daerah negeri ini. Harapannya adalah perjuangan para Suster Ursulin mampu menginspirasi anak muda masa kini dalam berkarya. Kisah perjalanan Suster Ursulin tersebut disampaikan kepada para penonton dalam bentuk puisi, musik, hingga drama yang disajikan secara berkesinambungan dengan tata lampu dan suara yang menawan.

Unsur keberagaman yang berbaur dalam harmonisasi tergambar ketika di awal konser para siswa menyanyikan lagu Zamrud Khatulistiwa. Konser berlanjut dengan adegan tujuh Suster dari Belanda yang datang ke Indonesia. ‘Kisah tersebut diwujud nyatakan dalam rangkaian lagu dan dialog yang menggambarkan daerah Batavia, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Kotamobago, hingga Papua. Potret kehidupan masyarakat Batavia di atas panggung dihiasi dengan penampilan para siswa menyanyikan tembang Kicir-Kicir. Hal serupa disajikan ketika adegan berpindah ke wilayah berikutnya seperti Jawa Barat (Bubuy Bulan), Jawa Tengah (Gundul-gundul Pacul), Jawa Timur (Rek Ayo Rek), Kalimantan Barat (Ampar-Ampar Pisang), Nusa Tenggara Timur (Potong Bebek Angsa), dan Papua (Yamko Rambe Yamko).

Sounds of The Journey dikemas sebagai ajang berkesenian para siswa dengan keragaman tampilan yang relatif lengkap. Secara keseluruhan konser yang berlangsung selama sekitar 2,5 jam tersebut menampilkan tari tradisional, choir, vocal group, solo vocal, modern dance, angklung, kulintang, ansamble gitar, musik kontemporer, hingga fashion show. Dalam acara ini, tampil pula Elias Anwar, S.S (guru Pendidikan Agama Katolik) dan Cicilia Feniawati, S.Pd. yang berolah peran dalam sesi drama bersama para siswa. Penampilan jenaka kedua guru tersebut di atas panggung semakin menciptakan suasana penuh tawa ceria.

Konser diakhiri dengan aksi penutup yakni musik kontemporer dimana para siswa memainkan musik yang indah berbekal barang non instrumen musik konvensional seperti galon air mineral, botol minuman, hingga kentongan. Di puncak akhir acara, seluruh penampil acara naik ke atas panggung untuk bernyanyi, menari, serta melakukan flash mob bersama. Lantunan lagu “Jadilah Terang” dan “Mars Serviam” menjadi penutup malam yang sangat meriah tersebut.

Christianto Dedy Setyawan, S.Pd (Guru SMA Regina Pacis Surakarta)

http://smareginapacis-solo.sch.id/?page_id=80

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com– Kampus Yuwati Bhakti merayakan pesta Santa Angela Merici pendiri Ordo Santa Ursula yang mengelola pendidikan Yuwati Bhakti di Gereja St. Joseph, Sukabumi, Jawa Barat, Senin, 28 Januari 2019. Acara bertajuk “Meneladani Santa Angela” ini dipimpin oleh Pastor Hardono. Semua peserta didik TB-TK, SD, SMP, guru, karyawan, serta beberapa orangtua peserta didik ikut hadir dalam perayaan. Sebelum misa dimulai, dibacakan kisah hidup Santa Angela secara singkat agar kami semakin mengenal perjalanan dan semangat Santa Angela.

Dalam homilinya, Pastor Hardono mengingatkan kami untuk meneladani Santa Angela Merici yang lembut, penuh kasih, bersemangat, berani, dan berjuang sampai akhir. Harus ada tekad dan kemauan dari diri sendiri agar dapat mencapai harapan dan cita-cita, selalu yakin terhadap tindakan yang kita lakukan. Ketika kita meyakini suatu hal dengan sungguh-sungguh, Tuhan pasti memberi jalan. Untuk menguatkan homilinya Pastor Dono menyanyikan lagu Hingga Akhir  Waktu yang dipopulerkan oleh Band Nineball supaya kami mampu berjuang dan bertekun sampai akhir.

Setelah doa penutup, Ketua III Kampus Yuwati Bhakti, Sr. Elisabeth Sri Utami, OSU menyampaikan kepada semua peserta didik untuk meneladani Santa Angela dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal yang sederhana. Hal sederhana yang dapat kita lakukan adalah sikap doa di gereja. Ada dua macam doa yaitu doa vokal dan doa batin.

Saat doa vokal kita dapat berdoa dengan suara lantang kepada  Allah. Sedangkan dalam doa batin, kita berdiam di hadapan Allah dengan batin yang hening, tanpa suara. Sebagai pelajar, kita harus belajar berdoa vokal dan batin dengan sungguh-sungguh dan mampu mengendalikan diri saat beribadah di gereja. Semua orang yang beribadah di gereja ingin bertemu dengan Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengganggu teman yang akan bertemu dengan Tuhan.

Selesai perayaan, para guru dan karyawan mengadakan kunjungan ke rumah para pensiunan Kampus Yuwati Bhakti. Mereka terbagi dalam kelompok, sehingga semua pensiunan dapat dikunjungi. Melalui kunjungan rumah, para guru dan karyawan ingin menghayati dan melaksanakan nasihat Santa Angela kelima, yang tertulis “Bila Anda dapat meluangkan waktu, terutama pada hari besar, kunjungilah puteri-puteri dan saudari-saudari Anda untuk menemui mereka, menengok mereka, menghibur mereka, dan tabahkan hati mereka agar tetap teguh menghayati kehidupan yang telah mereka mulai. Ajaklah mereka agar meletakkan harapan mereka pada sukacita dan harta surgawi agar mereka mendambakan pesta abadi di surga yang penuh berkat dan tidak ada habis-habisnya” (Nas. 5: 1- 3).

Sukacita nampak pada wajah-wajah ceria mereka saat saling bertemu dan bercengkerama. Semoga perjumpaan kasih itu menebarkan sukacita dan harapan bagi tiap pribadi.

Chery  (Kelas VII.2 SMP Yuwati Bhakti)

http://kampusyuwatibhaktisukabumi.or.id/