23
Dec

SURAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Bertempat di Auditorium Kampus Regina Pacis, pada hari Sabtu, 14 Desember 2024, Pastoral Kampus Regina Pacis menyelenggarakan rekoleksi Adven yang penuh makna sebagai persiapan menyambut kedatangan Kristus pada Hari Natal nanti.

Rekoleksi Adven tahun 2024 ini dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama adalah ibadat dan renungan Adven yang berlangsung pukul 07.30-09.00 WIB dengan tema Spes Non Confundit atau “Pengharapan yang Tidak Mengecewakan”. Ibadat dipimpin oleh Sr. Maria Theofila, OSU beserta Tim Pastoral Kampus Regina Pacis. Renungan Adven yang mengambil tema: Spes Non Confundit dibawakan oleh Bapak Elias Anwar. Renungan Adven ini mengajak peserta rekoleksi untuk menjadi peziarah harapan seperti yang dilakukan oleh pemungut cukai dalam Injjl Lukas Bab 3.

Dalam sesi ini, peserta juga diajak untuk mendalami pengharapan yang didasarkan pada iman kepada Tuhan, meskipun sering kali dihadapkan pada situasi sulit. Melalui ibadat dan renungan Adven, peserta juga diberi kesempatan untuk sharing bersama dalam kelompok kecil dan berbagi pengalaman.

Suster Vero dalam kelompok kecilnya membuka sharing bahwa dalam pengharapan, kita harus terbuka pada realitas hidup dan belajar menerima situasi di mana pengharapan tampaknya tidak terwujud namun tetap kuat untuk tekun. “Pengalaman-pengalaman seperti perjuangan Pak Edy menghadapi sakit demam berdarah anaknya, Ibu Wiwik yang harus pindah rumah demi menemani mertuanya, dan pergumulan saya sendiri dengan sakit, mestinya menjadikan pengharapan yang menguatkan iman dan harapan kepada Tuhan”, demikian dikatakan Suster Vero dalam sharingnya.

Ada juga sharing dari kelompok Ibu Indratin bersama Ibu Lestari, membagikan kekaguman mereka terhadap tokoh pemungut cukai dalam Injil yang berani bertobat dan melakukan transformasi diri. “Pemungut cukai berani meninggalkan kenyamanan hidupnya dan mau mengikuti Yesus adalah sebuah keberanian”, kata Ibu In.

Melalui sharing bersama ini, Pak Anwar menegaskan bahwa pengharapan tidak selalu berarti bebas dari kesulitan, tetapi kita mau terbuka terhadap realitas dan berusaha menemukan kekuatan di dalamnya. Dalam renungannya, Pak Anwar mengajak semua peserta untuk terus berharap dan menjadi peziarah pengharapan, terutama menjelang Tahun Yubileum 2025. “Pengharapan adalah teman setia kita untuk sampai kepada Kristus,” tegas Pak Anwar. Sebagai peneguhan, Suster Maria Theofilla yang memimpin doa-doa Adven menyentuh hati, menguatkan iman dan komitmen para peserta untuk terus berjalan dalam terang Kristus.

Sesi keduadilanjutkan pukul 09.00-11.30 WIB dengan tema “Hiduplah dan Bebaslah: Mengenakan Pikiran dan Hati Kristus”. Sesi ini dipandu oleh Rm. Agustinus Setyadarmono, SJ, atau sering disapa Romo Nano. Tema ini mau mengupas dan mendalami buku yang berjudul: Hiduplah dan Bebaslah. Sesi ini berkesinambungan mendalami setiap bab dari buku tersebut. Dalam pertemuan bersama Romo Nano, yang didalami adalah bagian pengantar dari buku tersebut.

Dalam sesi ini, Romo Nano membawa peserta dengan gayanya yang lucu namun berbobot pada refleksi mendalam tentang kebebasan sejati dalam hidup. Romo Nano menekankan bahwa kebebasan sejati bukan sekadar terbebas dari beban, tetapi juga keberanian mau menggunakan perasaan dan pikiran dari Kristus, yang seringkali berbeda dengan perasaan dan pikiran kita bahkan orang lain.Peserta diajak untuk mengenakan pikiran dan hati Kristus dalam setiap aspek hidup mereka, terutama dalam peran mereka sebagai pendidik dan pelayan sesama. Kebebasan ini menjadi dasar untuk terus membangun kehidupan yang selaras dengan kehendak Tuhan.

Acara kemudian ditutup oleh Suster Vero, yang memberikan pesan mendalam tentang pentingnya ketekunan dalam menerima diri sendiri dan belajar mendalami buku Sepikiran dengan Kristus. Suster Vero mengajak semua peserta rekoleksi untuk terus membangun pengharapan yang kokoh dan melibatkan Kristus dalam setiap langkah hidup.

Melalui dua tema besar, Spes Non Confundit dan Hiduplah dan Bebaslah, rekoleksi ini menjadi pengingat bahwa pengharapan adalah dasar kehidupan yang tidak akan pernah mengecewakan. Bersama dengan kebebasan sejati yang diperoleh melalui iman, peserta didorong untuk menjadikan hidup mereka sebagai kesaksian nyata tentang kasih dan rahmat Tuhan.Semoga semangat pengharapan dan kebebasan sejati yang dipupuk melalui rekoleksi ini dapat terus hidup di hati semua peserta, membawa mereka lebih dekat kepada Kristus di masa Adven dan seterusnya.

El. Anwar (Guru Pendidikan Agama Katolik SMA Regina Pacis Surakarta)

Kampus Ursulin Regina Pacis Surakarta: https://smp-reginapacis-slo.sch.id/ dan https://smareginapacis-solo.sch.id/