By: ServiamAdminus
Comments: 0
SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com – “Kita harus berpihak pada anak” demikian pesan Sr. Catharina Siti Margiyati, OSU, Ketua III Yayasan Yuwati Bhakti dalam setiap pertemuan kepala sekolah, guru, TU, maupun karyawan Kampus Ursulin Yuwati Bhakti Sukabumi. Menindaklanjuti ajakan Sr. Catharina, OSU untuk “berpihak pada anak” dan adanya berbagai kasus bullying yang banyak beredar di dunia maya, Kampus Ursulin Yuwati Bhakti Sukabumi menghadirkan 3 narasumber dari DP2KBP3A (Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak) Kota Sukabumi pada Sabtu, 15 Juli 2023.
Kehadiran 3 narasumber yaitu Didik Hardy M,Psi., Sri Lena, S.Psi. MM., dan Yani Fitriani, S.Sos., M.Si. tersebut untuk memberikan seminar tentang pelindungan anak kepada tenaga pendidik dan kependidikan Kampus Ursulin Yuwati Bhakti sebagai persiapan awal tahun pelajaran 2023 – 2024. Kegiatan yang diikuti sekitar 53 orang tersebut dilaksanakan selama lebih kurang 2 jam. Diawali dengan ibadat bersama, para peserta mengikuti seminar dengan antusias.
Sebagai pembicara pertama, Yani memaparkan tentang 10 hak anak yang harus diberikan oleh orang dewasa di sekitarnya (orang tua, masyarakat, guru, dan pemerintah), yaitu 1) hak mendapatkan identitas, mendapatkan pendidikan layak (dalam UUD 45), 2) hak bermain (peran orang tua dan guru mendampingi anak brmain), 3) hak mendapat pelindungan dari berbagai ancaman baik fisik maupun nonfisi, 4) hak rekreasi (diarahkan rekreasi edukasi), 5) hak mendapatkan makanan yang bersih dan bergizi, 6) hak mendapatkan ASI ekslusif selama 2 tahun, 7) mendapatkan jaminan kesehatan (makanan sehat, pemeriksaan gigi, 8) hak mendapatkan status kebangsaan, pengakuan kewarganegaraan, 9) hak berperan dalam pembangunan (dalam kegiatan forum anak tingkat keluraha, kecamatan, kota), dan 10) hak mendapatkan kesamaan, jenis kelaman, suku (kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang).
Melanjutkan Yani, Sri Lena pun memaparkan 33 hak anak yang dirangkum dalam 4 hak anak yang harus dipahami juga oleh para pendidik dan kependidikan yaitu hak hidup, hak tumbuh kembang, hak pelindungan, dan hak partisipatif. Salah satu hak partisipatif yang telah difasilitasi oleh pmerintah adalah dengan didirikannya forum anak di tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan tingkat nasional.
Sementara itu, Dikdik memberikan penekanan pada prinsip pendidikan anak yaitu “care”. Pada kesempatan ini, Dikdik tidak banyak menjelaskan secara teoritis tapi meminta para peserta menyaksikan beberapa video, mengamati, dan memberikan komentar, tanggapan, maupun pertanyaan mengenai video yang disaksikan. Semua video yang diperlihatkan memaparkan bahwa dua anak maupun dua benda yang diberi perlakuan yang positif (care) memberikan hasil yang positif, demikian juga sebaliknya. Misalnya, anak yang diasuh oleh orang tua yang menggunakan bahasa yang baik, mereka pun akan tumbuh dengan sikap dan bahasa yang baik meskipun yang dilakukannya kadang-kadang keliru.
Demikian juga jika anak dibesarkan dengan bahasa yang kasar, mereka akan tumbuh dengan karakter yang keras dan kasar. Contoh lain,ketika kita memperlakukan tanaman atau pun air dengan sikap yang care dan bahasa yang baik, mereka akan tumbuh menjadi tanaman yang indah dan menyenangkan, berbeda dengan mereka yang diperlakukan dengan kurang baik dan dengan kata-kata yang kasar, mereka akan tumbuh menjadi tanaman yang kering atau air yang berbau kurang enak (busuk). Kesimpulan dari dari semua video yang kami saksikan adalah perlakuan terhadap anak dengan sikap dan bahasa yang baik, positif dengan prinsip “care” akan menghasilkan tumbuh kembang anak yang baik dan menyenangkan pula.
Hasil dari seminar pada tanggal 15 Juli 2023 tersebut langsung dipraktikkan pada hari pertama masuk sekolah, Senin 17 Juli 2023. Pagi itu, Sr. Chatarina, OSU, para kepala sekolah, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan menyambut para siswa dengan sukacita dan kelembutan. Di TB-TK Sukapirena dan SD Yuwati Bhakti, para orang tua diperkenankan mennyaksikan dan terlibat dalam proses penerimaan siswa baru, sedangkan di SMP Yuwati Bhakti, para siswa baru telah dianggap mandiri sehingga mereka langsung dibina oleh kakak-kakak pengurus OSIS dan para guru yang mendampingi pada MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang dilaksanakan selama 3 hari.
Seluruh kegiatan awal tahun pelajaran 2023 – 2024 di Kampus Ursulin Yuwati Bhakti ini diadakan dengan perencanaan dan persiapan yang matang agar para siswa merasa bahagia, aman, dan nyaman dalam mengenyam pendidikan di kampus ini. Anak-anak belajar dengan bahagia, orang tua pun merasa tenang mempercayakan putra-putrinya di sekolah.
Agnes Tri Maryunani