By: ServiamAdminus

Comments: 0

JAKARTA, SERVIAMNEWS.com– Pada Sabtu 14 Maret 2020 seluruh tenaga pendidik, kependidikan dan tenaga penunjang berkumpul bersama di Aula SD Santa Maria, Juanda, Jakarta Pusat untuk mendengarkan sosialisasi Musyawarah Nasional (Munas) Pendidikan Ursulin Indonesia. Diawali dengan sharing singkat mengenai pengalaman berproses selama acara Munas di Pacet Februari 2020 yang lalu sekaligus menggambarkan tujuan sosialisasi Munas kepada seluruh warga kampus Santa Maria.

A Global Community Moving Into New Life, tema pertemuan kapitel ingin mengajak seluruh sekolah Ursulin agar mampu melihat dan memahami lebih dalam mengenai keberadaan komunitasnya. Belajar, merefleksikan apa yang menjadi hambatan, kekurangan, kelebihan, apa yang menjadi penggerak di tengah perubahan jaman saat ini yang terus berubah.

Kepala SMK Santa Maria, Ibu Margaretha Dwi Utari, S.Pd mengawali sosialisasi dengan mengajak semua untuk mulai belajar open mind yaitu berani bereaksi tetapi tidak berbicara terlebih dahulu, mendengarkan sebagai awal untuk mencerna segala informasi, membuka wawasan dan pemikiran terlebih dahulu yang ada di sekitar. Kemudian open heart bisa menterjemahkan apa yang kita pikirkan dan open will apa yang akan kita lakukan untuk merealisasikan apa yang menjadi tujuan kita. Mengubah kekurangan menjadi kelebihan.

Perlunya generatif listening menjadi hal yang penting untuk dapat melihat lebih dalam apa yang ada dalam diri kita, diri komunitas dengan belajar mendengarkan tidak terburu-buru mengejudge situasi, mendengarkan dengan seluruh indera, fokus kepada gambaran-gambaran khusus bukan pada hal lainnya. Selanjutnya, memperhatikan apa yang tidak dimengerti dari pada apa yang tidak kita sukai, peka terhadap apa yang dirasakan ketika orang lain menyampaikan informasi tersebut dan memperhatikan secara holistik.

Meneropong Kampus Santa Maria

Kemudian, Ketua III Yayasan Nitya Bhakti, Sr. Korina Ngoe, OSU dalam sesi ini membahas mengenai apa yang telah dilakukan dan belum dilakukan Kampus Santa Maria selama ini. Bahwa Kampus Santa Maria selama ini telah konsisten dalam menjalankan rencana-rencana strategisnya, pengembangan kurikulum terus menjadi perhatian dengan mengkolaborasi kurikulum nasional dan core value Ursulin serta ciri khas kampus yaitu sociopreneur.

Berbagai kegiatan yang direncanakan dan dilakukan terus berpijak pada core value dan sociopreneur Cerdas Mandiri Penuh Kasih (CMPK), dengan memanfaatkan teknologi digital dalam setiap kegiatan dan promosi sekolah. Kampus Santa Maria juga terus mengembangkan SDM tenaga pendidik, kependidikan dengan berbagai pelatihan baik untuk mengembangan kognitif yang sesuai dengan bidangnya maupun pengembangan spritual dengan berlandaskan nilai-nilai Santa Angela.

Sistem berbasis online dari Pusat Yayasan Pendidikan Ursulin akan segera diterapkan. Pembiasaan nilai Servite et Amate, sociopreneur Cerdas Mandiri Penuh Kasih harus terus diajarkan. Masyarakat masih memiliki pandangan positif terhadap kampus Santa Maria baik dari sisi lingkungan sekolah, fasilitas yang semakin lengkap, pendidikan karakter yang terus berkesinambungan mengikuti jenjang pendidikan. Kemudian pelayanan yang semakin baik dan kredibilitas di mata dinas dan masyarakat umum semakin meningkat. Kampus Santa Maria mewujudnyatakan Laudato Si dengan menjadi Kampus bebas Plastik dan Styrofoam.

Sementara itu, Kepala SMP Santa Maria, Sr Anastasia Ratnamawati, OSU, Ibu Marita Tanaga dan Kepala TK Santa Maria Ibu Susanna Tri Gesang, S.Pd membawakan materi mengenai tantangan pendidikan karakter di era digital. Mengubah paradigma yang berupa pemahaman, sikap, perilaku. Jika mengikuti perubahan kita dapat menjadi pendidik yang menyenangkan bagi anak. Proaktif mengubah paradigma mulai dari dalam diri bukan dari orang lain

Pendidikan Servite et amate di era digital menjadi penting tanpa karakter atau nilai-nilai pendidikan itu sendiri akan mendatangkan malapetaka. Setiap warga kampus dituntut untuk beradaptasi dan kritis terhadap era digital dan kreatif untuk berinovasi memanfaatkan fasilitas dan sumber daya yang ada. Nilai-nilai Servite et Amate perlu dikembangkan mulai dari keluarga, guru dan lingkungan sosial. Paradigma yang positif, dengan pengkondisian atau pembiasaan yang lama berpengaruh terhadap diri anak, membentuk peta di otak dan menjadi karakter. Setiap orang harus mengalami nilai Servite et Amate yang kemudian akan menjadikannya sebagai budaya semua bersumber dari pengalaman harian.

Komunitas Solid Bergerak Menghadapi Perubahan Dunia

Jika suatu komunitas solid kuat dan bersatu maka akan mampu menghadapi setiap perubahan dan tantangan dari luar. Pendidik menjadi role model bagi setiap peserta didik. Ibu Euthalia Handri Astuti, S.Pd melihat dalam mendidik karakter anak kita tidak boleh memarginalkan anak nakal, yang kurang semangat, yang sering menjadi pembuat masalah, mereka patut dihargai dan sering kali harus diberikan kepercayaan, mereka akan percaya kepada kita. Merasa diperhatikan dicintai dan akan bertumbuh menjadi pribadi yang suskses.

Sebagai kesimpulan bahwa segenap warga kampus Santa Maria harus dapat bergerak bersama open mind, open heart, open will, terbuka terhadap perubahan dan perkembangan jaman. Kampus Santa Maria harus dapat mengkombinasikan nilai-nilai atau values Servite et Amate dengan kebutuhan masyarakat agar tidak ketinggalan dari sekolah lainnya.Transformasi pendidikan mengedepankan peserta didik sebagai prioritas, mengedepankan kesuksesan akademik maupun karakter. Menghidupi servite et amate sebagai living values.

Sebelum menutup pertemuan, Sr. Korina Ngoe, OSU menyampaikan protokol pencegahan penyebaran virus Corona, Kampus Santa Maria menyediakan Hand Sanitizer di setiap akses masuk sekolah dan kelas. Juga mengadakan pemeriksaan suhu tubuh dengan thermogun.

Humas Kampus Santa Maria Juanda -Jakarta

Kampus Santa Maria Jakarta: http://santamaria.sch.id/

Serviam

Follow by Email
Instagram
Copy link
URL has been copied successfully!