SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com – Puluhan peserta didik TB-TK Sukapirena, SD dan SMP Yuwati Bhakti, pendidik, tenaga kependidikan, serta para suster Ursulin Komunitas Sukabumi mengisi acara Festival Kuliner di Gedung Keluarga Kudus (GKK) Paroki St. Joseph, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu, 18 Mei 2025. Festival kuliner merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Sie Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) sebagai wadah pengembangan UMKM umat Paroki St. Joseph Sukabumi.

Untuk menghibur para pengunjung, peserta didik mengisi acara seni seperti menyanyi, menari, gerak dan lagu, serta atraksi lainnya. Peserta didik TB-TK menyanyikan 4 lagu. Peserta didik SD, ada yang menyanyi, menari tarian modern dan tradisional. Sedangkan peserta didik SMP menampilkan gerak dan lagu “Naura and The Gank dan Insieme. Tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan para Suster juga ikut tampil dengan menyanyi dan menari bersama di akhir acara.

Beberapa pengunjung sempat memberikan komentarnya usai menyaksikan acara. “Acaranya seru! Selain nonton, kita diajak bergoyang bersama anak-anak SMP yang tampil. Juga guru-guru dan Suster yang menari gaya Timor,” tutur Vano, salah satu pengunjung Festival Kuliner.

“YB seru banget! Acara dikemas dengan baik. Tiap unit yang ada di YB terlibat semua, bahkan Suster-Suster juga hadir mendukung. Keren!” tutur Ibu Tyas, salah satu pengurus PSE Paroki St. Joseph Sukabumi.

Para orang tua pun turut bangga menyaksikan putra-putri mereka berani tampil di depan para pengunjung. Semoga kegiatan ini mampu meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan mereka di bidang seni sehingga mereka siap terjun di kompetisi yang lebih luas.

Agnes Tri Maryunani

Kampus Ursulin Yuwati Bhakti: yuwatibhakti.sch.id

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com– Kampus Ursulin Yuwati Bhakti Sukabumi menggelar seminar parenting bertajuk “Meningkatkan Kolaborasi Sekolah dan Orang Tua dalam Pendidikan Anak” pada Jumat dan Sabtu, 14-15 Februari 2025. Hadir sebagai narasumber Prof. Karlina Supelli (Filsuf, Alumni), Rm. Angga Indraswra, SJ (Praksis), Ayu Kartika Indarti (Kompas), dan Susan Santosa (Katekis). Selama dua hari, aula dipenuhi orang tua peserta didik TB-TK Sukapirena, SD, SMP dan peserta didik SMP Yuwati Bhakti pada hari kedua.

“Saya belajar membaca dan menulis pertama di Yuwati Bhakti. Saya masuk di kelas 1 tahun 1964, belum bisa membaca dan menulis. di Yuwati Bhakti inilah saya belajar pertama kali dan saya lulus SMP tahun 1973, sudah banyak buku yang saya baca karena saya mulai suka membaca ketika saya masih belajar di Yuwati Bhakti. Jadi, Bapak ibu harus bangga menjadi bagian dari lembaga yang sebentar lagi berusia satu abad dan masih eksis hingga saat ini,” papar Karlina Supelli, seorang filsuf wanita Indonesia yang adalah alumni Yuwati Bhakti ini.

Di hari pertama dan kedua, acara diawali dengan doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Serviam. Sr. Catharina, OSU selaku Ketua II Yayasan Yuwati Bhakti membuka acara dengan menyampaikan ucapan selamat datang kepada para narasumber dan peserta yang hadir sekaligus rasa bahagianya atas kehadiran para orang tua dalam parenting ini karena orang tua adalah pendidik pertama dan utama.

Pada materi pertama, Karlina memberikan pengantar dengan mengajak peserta menonton film pendek tentang kolaborasi aktif antara orang dewasa dan anak kecil yang berjuang jatuh bangun dan berkali-kali mengalami kegagalan. Namun, akhirnya si anak berhasil menggapai bintang yang diimpikan berkat kreativitas dan bantuan tak kenal dari orang yang lebih dewasa. “Setiap anak memiliki bintangnya masing-masing. Kita sebagai orang dewasa atau orang tualah yang wajib mendampingi mereka meraih bintang yang mereka impikan,” papar Karlina.

Romo Angga, SJ yang merupakan putra dari Karlina membagikan pengalamannya bagaimana Sang Ibu mendidik dan mendampinginya denngan lembut, santun, dan tegas hingga ia mampu membedakan mana panggilan yang serius atau biasa saja dari Mamanya. “Kalau Mama mengatakan Nak, Mama mau bicara, saya tahu bahwa ini serius,” kenang Romo Angga sambil tersenyum.  Senada dengan yang dipaparkan Karlina di hari kedua kepada orang tua dan peserta didik SMP Yuwati Bhakti bahwa orang tua tak harus bersuara keras untuk menjadi tegas.

Ayu menambahkan bahwa setiap anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Ada anak yang tahu, mau, dan berani mengungkapkan apa yang diinginkan dan menjadi kebutuhannya, ada juga anak yang tidak tahu, tidak mau atau tidak berani mengungkapkannya. Jika demikian, tugas orang tualah yang harus membantu anak menemukan kebutuhan dan minat mereka demi impian yang mungkin masih tersimpan dalam batinnya.

Sementara itu, Susan yang sekaligus sebagai moderator menambahkan dan memberikan kesimpulan dari ketiga pembicara bahwa kolaborasi yang aktif antara sekolah dan orang tua sangat penting dalam pendidikan anak karena orang tua adalah pendidik pertama dan utama.  Apa yang telah diajarkan, dilatihkan, dan ditanamkan di sekolah hendaknya ditindaklanjuti di rumah sehingga terjadi proses pendidikan yang berkelanjutan.

“Jika kolaborasi antara sekolah dan orang tua terjalin dengan baik, bisa dipastikan Kapal Yuwati Bhakti yang berlabuh dengan “kompas” dan “jangkar” 6 nilai Serviam ini akan mampu mencapai tujuan utama sekolah yakni membentuk peserta didik menjadi Pemimpin Holistik, Berkarakter Serviam, dan Berwawasan Global. Kapal ini pasti tangguh dan tak akan mudah diterjang badai yang menghantam dalam perjalanan mencapai tujuan,” pungkas Karlina menutup kegiatan Parenting. Setelah mendengarkan dan merenungkan materi ketiga narasumber, Sr. Catharina, OSU membagikan refleksi pribadinya kepada kami. “Ibu Karlina itu mendidik dengan hati,” tuturnya mantap.

Agnes Trimaryunani

Kampus Ursulin Yuwati Bhakti : https://yuwatibhakti.sch.id/

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com –  Kampus Ursulin Yuwati Bhakti menggelar Open House bertajuk “Bersama Yuwati Bhakti, Cintai Budaya Nusantara”, Jumat – Sabtu, 10-11 Januari 2025. Acara dibuka oleh Ketua II Yayasan Yuwati Bhakti, Sr. Catharina Siti Margiyati, OSU disaksikan para undangan dan seluruh warga kampus dengan pemotongan pita, diiringi Marching Band “Esperanza” gabungan peserta didik TB-TK Sukapirena, SD dan SMP Yuwati Bhakti.  Adapun kegiatan Open House bertujuan khusus untuk menggali potensi seluruh peserta didik, menampilkan seluruh kemampuan dan bakat yang dimiliki peserta didik. “Inilah saatnya, kita memberi wadah dan kesempatan untuk mereka berekspresi”, papar Sr. Catharina, OSU.

Usai dibuka, kegiatan dilanjutkan dengan pentas seni yang menampilkan berbagai budaya di Indonesia berupa tarian, nyanyian, dan drama musikal. Lebih dari 400 peserta didik TB-TK, SD, dan SMP Yuwati Bhakti tampil percaya diri.  Hadirin yang memenuhi sekitar panggung terlihat menikmati penampilan yang tersaji. Para orang tua datang silih berganti menyaksikan penampilan putra-putri mereka, sambil menikmati berbagai kuliner yang disajikan peserta bazar, mulai dari minuman dan makanan ringan, makanan berat, cemilan hingga souvenir, dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan gratis oleh tim medis dari rumah sakit Kartika Kasih dan Betha Medika. Dinas Kesehatan Kota Sukabumi pun turut membantu tim P3K dengan mobil ambulans.

Hari kedua, acara diawali dengan senam, jalan sehat, dan pentasi seni. Selain peserta didik, P3YB dan Aixin Sukabumi, yang beranggotakan Oma-oma berusia 70-90 tahun pun ikut terlibat.  Di antara penampilan yang memukau, hadirin juga disuguhi dengan berbagai hadiah doorprice yang jumlahnya ratusan. Pameran hasil karya peserta didik SMP Yuwati Bhakti berupa ruang podcast, sejarah Yuwati Bhakti, lukisan, dan kuliner tak kalah menarik bagi pengunjung. Dengan fasih, petugas pameran menjelaskan isi pameran kepada para pengunjung. Karena begitu banyaknya pengunjung dan tamu yang hadir, tentu membutuhkan keamanan dan tempat parkir. Untuk itu, tim keamanan Yuwati Bhakti bekerja sama dengan Polsek Kecamatan Cikole, Polresta Kota Sukabumi, dan Koramil Cikole untuk menjaga keamanan.

Kolaborasi menjadi poin penting dalam open house tahun ini, selain menampilkan bakat dan minat peserta didik. Kolaborasi antar peserta didik, guru, orang tua, juga masyarakat sekitar melalui berbagai kontribusi mereka. Baik keikutsertaan dalam acara, bazar, kesehatan, dan keamanan. Semoga kegiatan ini menjadi wadah yang indah dalam upaya meningkatkan kerja sama dan kolaborasi yang lebih baik di tahun 2025.

Agnes Trimaryunani

Kampus Ursulin Yuwati Bhakti : https://yuwatibhakti.sch.id/

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com – Sabtu, 16 September 2023, tenaga pendidik dan kependidikan Kampus Ursulin Yuwati Bhakti Sukabumi berproses bersama Bapak Istoto Suharyoto, M.M. di aula Rumah Retret Griya St. Angela Sukabumi dalam kegiatan seminar model pembelajaran coaching. Seminar yang bertajuk “Belajar Hidup Optimal dalam Anugrah Tuhan tersebut dibawakan oleh Bapak Istoto dengan sangat menarik dan penuh kejutan. Coaching profesional yang tinggal di Yogyakarta ini membawa kami masuk ke kedalaman diri dengan berbagai permainan dan cerita yang sangat menarik hingga membuat kami, tanpa sadar mengangguk-anggukkan kepala tanda menyetujui apa yang beliau katakan. Terkadang, kami pun tersenyum sendiri hingga mulut membentuk huruf “O” ketika ada hal-hal baru yang kami temukan dalam tiap kata yang diucapkan.

Sebagai fasilitator belajar dan trainer yang berpengalaman, Bapak Istoto mampu mengajak kami belajar dengan santai, ceria, dan mendalam untuk menemukan pola yang efektif dalam belajar dan mengajar, baik untuk mengembangkan potensi diri sendiri maupun peserta didik yang kami layani. Hal-hal baru kami temukan, seperti pentingnya mendongeng, cara memilih kata dalam komunikasi, cara memengaruhi diri sendiri dan orang lain, rahasia belajar dan mengajar sukses, pentingnya mengubah kata negatif menjadi positif, cara memahami diri sendiri dan orang lain, dan proses mengevaluasi kualitas diri. Dalam kegiatan ini, kami tidak hanya belajar teori, tapi juga praktik. Kami pun diizinkan menggunakan cara/model pembelajaran yang beliau terapkan untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas.

Semua peserta antusias mengikuti kegiatan ini dari awal hingga akhir dengan gembira. Ketika sore menjelang, di akhir kegiatan kami, beliau memberikan apresiasi kepada kami dengan mengucapkan selamat “Hidup Baru”. Kami pun saling mengucapkan selamat hidup baru satu sama lain. Seorang guru muda memberikan testimoninya setelah mengikuti acara tersebut. “Ada begitu banyak hal baru yang dapat kami pelajari dari Coach Istoto, salah satunya adalah dengan selalu mengucap syukur dan hidup apa adanya,” tutur Erlis, guru SMP Yuwati Bhakti Sukabumi.

“Dari Coach Istoto juga, saya belajar untuk tampil apa adanya,” jelasnya lagi sementara, Ibu Tere, guru SD mengungkapkan,” Saya merasa senang mendapatkan pengalaman baru yang dapat memperbaharui cara saya untuk lebih bersyukur lagi dan mengarahkan tujuan hidup menjadi lebih baik”. Ibu Yohana, Ibu Restu, dan Ibu Tari dari TB-TK Sukapirena pun menuturkan hal senada, yaitu merasa disadarkan untuk kembali ke line track dan bersemangat menggapai cita-cita sambil bersyukur atas segala yang sudah diberikan Tuhan. Akhirnya, kami pun yakin, kegiatan yang hanya satu hari ini mampu meningkatkan kualitas hidup kami dan peserta didik di Kampus Ursulin Yuwati Bhakti. Salam serviam.

Agnes Tri Maryunani

SUKABUMI, SERVIAMNEWS,com – Rabu, 23 Agustus 2023, para orang tua peserta didik SMP Yuwati Bhakti Sukabumi hadir di aula Kampus Ursulin Yuwati Bhakti Sukabumi bersama putra-putri mereka. Kehadiran mereka untuk mengikuti seminar tentang tindak lanjut Psikotes yang telah diikuti oleh peserta didik SMP Yuwati Bhakti kelas VII. Dalam seminar kali ini, SMP Yuwati Bhakti menghadirkan narasumber dari Education Trainer & Consultant, Bapak Fidelis Waruwu, Lic.M.Sc.Ed. Beliau hadir secara khusus untuk menjelaskan hasil psikotes yang telah diikuti oleh peserta didik beberapa waktu yang lalu.

Para orang tua sangat antusias mendengarkan penjelasan Bapak Fidelis yang sangat sederhana dan mudah dipahami tersebut. Bahkan, beberapa orang tua terlihat tertawa bersama putra dan putri yang duduk di samping mereka. Ada juga yang mengangguk-anggukkan kepala sebagai tanda menyetujui apa yang dijelaskan oleh Bapak Fidelis. Antusiasme para orang tua juga terlihat dari beberapa pertanyaan yang diajukan kepada Bapak Fidelis dan antrian untuk konsultasi pribadi dengan beliau yang khusus disediakan oleh sekolah.

Beberapa orang tua yang sempat diwawancarai pun mengatakan bersyukur diberi kesempatan psikotes bagi putra-putri mereka sejak kelas VII dan dapat mendengarkan penjelasan hasil psikotes langsung dari narasumber. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, para orang tua bisa mengenal anak secara lebih mendalam, baik karakter, bakat, kelebihan, maupun kelemahan yang dimiliki.  Mereka tidak akan risau lagi ketika anak harus memilih jurusan saat mereka sampai ke jenjang yang lebih tinggi, bahkan ketika harus memilih profesi atau pekerjaaan ketika lulus kuliah.

“Kegiatan ini sangat luar biasa,” tutur Ruth Damayanti, orang tua dari Michelle, siswa Kelas VII SMP Yuwati Bhakti yang juga hadir dalam seminar tersebut. Menurutnya, dengan mengikuti psikotes dan seminar ini, orang tua dapat memahami karakter anak yang dibawa sejak lahir. Orang tua juga lebih bisa mengarahkan anak memilih jurusan pendidikan lanjutan, bahkan hingga menemukan profesi yang cocok dengan karakternya. “Saya berterima kasih kepada sekolah karena bisa mengenal karakter anak sejak dini dengan mengikuti seminar ini. SMP YB memang luar biasa,” tambahnya mengakhiri wawancara kami.

Demikian juga dengan peserta didik kelas VII yang mengikuti psikotes dan seminar bersama orang tua. Menurut mereka, pada awal mengikuti psikotes, mereka merasa deg-degan, tapi setelah mendengarkan penjelasan lebih detail dari Bapak Fidelis, mereka bersyukur dan berterima kasih kepada sekolah. “Awalnya, saya merasa takut dan deg-degan saat mengisi soal-soal tes. Namun, setelah mendengarkan penjelasan Bapak Fidelis, menyenangkan sekali karena dapat menemukan bakat dalam diri,” tutur Tania salah satu peserta didik kelas VII. “Bagi saya, penjelasan ini sangat berguna karena saya bisa mengetahui kepribadian diri saya sendiri. Saya pun dapat mulai memikirkan jurusan yang cocok dengan bakat saya saat nanti di SMA atau SMK. Saya juga dapat mengetahui pekerjaan yang cocok untuk saya nanti kalau udah lulus,” ungkap Icha sambil tertawa ceria.

Sementara itu, seorang guru muda yang juga sebagai salah satu peserta psikotes dan seminar bersama Bapak Fidelis mengungkapkan bahwa ia bersyukur dapat mengikuti psikotes dan penjelasannya dalam seminar yang diberikan oleh Bapak Fidelis. “Bagus sekali kegiatan ini dan saya bersyukur karena dapat membantu saya mengenali diri sendiri dan mengetahui mana perilaku yang harus saya ubah atau saya tingkatkan, juga membantu saya dalam mengenali peserta didik yang tentu saja membantu saya dalam proses belajar mengajar, mulai dari perencanaan pelaksanaan di kelas, hingga evaluasi,” tutur Ibu Valentia, Guru SD Yuwati Bhakti.

Di akhir kegiatan, Sr. Chatarina Siti Margiyati, OSU, selaku ketua III Yayasan Yuwati Bhakti Sukabumi sangat bersyukur atas terlaksananya kegiatan ini, juga atas kerja sama yang baik dari peserta didik, orang tua, para guru, dan TU yang dengan serius dan antuasias mengikuti kegiatan psikotes maupun seminarnya. Tak lupa beliau juga berterima kasih kepada para kepala satuan pendidikan TB-TK Sukapirena, SD dan SMP Yuwati Bhakti, dan terkhusus kepada Bapak Fidelis yang sangat mendukung kegiatan ini demi kemajuan Kampus Ursulin Yuwati Bhakti Sukabumi. 

Agnes Tri Maryunani

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com – Tanggal 1 Agustus 1948 yang lalu, hadirlah SMP Yuwati Bhakti di Sukabumi. Kini, 75 tahun sudah usianya. Sebelumnya, Biara Ursulin, TK Sukapirena, dan SD Yuwati Bhakti telah lebih dulu hadir di Sukabumi, yaitu sejak tanggal 21 Juni 1926 yang pada tahun 2023 ini memasuki usia ke-97 tahun.

Selasa, 1 Agustus 2023, tepat pukul 07.00, peserta didik TB-TK Sukapirena, SD dan SMP Yuwati Bhakti yang berseragam putih kotak hijau beserta para suster, tenaga pendidik, kependidikan, dan penunjang, serta beberapa orang tua peserta didik, berjalan beriring memenuhi trotoar di Jalan Suryakencana menuju Gereja Paroki Santo Joseph Sukabumi untuk mengikuti Perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi Hari Ulang Tahun (HUT) 75 tahun SMP Yuwati Bhakti, 97 tahun Biara Ursulin Sukabumi, TK Sukapirena, dan SD Yuwati Bhakti, sekaligus untuk mengawali tahun pelajaran 2023 – 2024 ini dipimpin oleh RD. Tarcisius Puryatno.

Dalam homilinya, Romo Puryatno mengajak peserta didik berdialog tentang kisah Musa, mulai dari orang tuanya, masa bayi hingga dewasa dan menjadi pemimpin yang membawa umat Israel keluar dari Mesir. Dari kisah tersebut, Romo Puryatno ingin mengajak seluruh umat yang hadir, khususnya peserta didik Kampus Ursulin Yuwati Bhakti Sukabumi untuk memilih menjadi pemimpin seperti Musa atau Firaun.

Tentu saja semua anak memilih menjadi pemimpin seperti Musa. Pada kesempatan ini, Romo Puryatno juga memberikan 3 tips untuk menjadi pemimpin yang baik seperti Musa, yaitu 1) mau menjadi benih-benih gandum yang subur, 2) mampu mendengarkan dengan baik, 3) mau mendahulukan kepentingan orang banyak (umum) dibanding kepentingan pribadi.

Sr. Inggrid Widhiningsih, OSU (Ketua II Regio Jawa Barat) yang turut hadir dalam Perayaan Ekaristi, dalam sambutannya yang didampingi Sr. Catharina Siti Margiyati, OSU (Ketua III Kampus Ursulin Yuwati Bhakti) mengajak seluruh warga Kampus Ursulin Yuwati Bhakti untuk menjaga, memajukan, meningkatkan mutu pendidikan, dan menghidupi nilai-nilai Serviam yang telah dirintis oleh para pendahulu Ursulin sebagai ungkapan syukur pada perayaan HUT ini.

Setelah Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan di aula Kampus Ursulin Yuwati Bhakti. Di aula, kami menyanyikan Yel-Yel Kampus bersama-sama, perkenalan dengan 2 tamu mahasiswi dari Taiwan, Christine Lin (林邑涵 Lin Yi Han) dan Hailey Cheng (程萱云 Cheng Xuan Yun), pemotongan tumpeng dan kue Ulang Tahun. Sebelum pemotongan kue ulang tahun oleh Sr. Inggrid, OSU dan pemotongan tumpeng oleh para kepala sekolah, Sr. Catharina Siti Margiyati, OSU mengajak seluruh peserta didik dan pegawai untuk bertumbuh menjadi manusia yang utuh seperti bola yang bulat dan bergerak bebas dengan menerapkan kurikulum merdeka.

Di akhir acara, seluruh guru dan karyawan turut menyemarakkan perayaan ini dengan berbagai penampilan spontanitas berupa pembacaan puisi, menyanyi dan menari bersama serta ditutup dengan doa syukur oleh Ibu Birgitta, guru Pendidikan Agama Katolik SMP Yuwati Bhakti. Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta menyemarakkan acara HUT ini dengan berbagai cara. Semoga Tuhan memberkati usaha mereka agar tetap sukses.

Agnes Tri Maryunani

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com – “Kita harus berpihak pada anak” demikian pesan Sr. Catharina Siti Margiyati, OSU, Ketua III Yayasan Yuwati Bhakti dalam setiap pertemuan kepala sekolah, guru, TU, maupun karyawan Kampus Ursulin Yuwati Bhakti Sukabumi. Menindaklanjuti ajakan Sr. Catharina, OSU untuk “berpihak pada anak” dan adanya berbagai kasus bullying yang banyak beredar di dunia maya, Kampus Ursulin Yuwati Bhakti Sukabumi menghadirkan 3 narasumber dari DP2KBP3A (Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak) Kota Sukabumi pada Sabtu, 15 Juli 2023. 

Kehadiran 3 narasumber yaitu Didik Hardy M,Psi., Sri Lena, S.Psi. MM., dan Yani Fitriani, S.Sos., M.Si. tersebut untuk memberikan seminar tentang pelindungan anak kepada tenaga pendidik dan kependidikan Kampus Ursulin Yuwati Bhakti sebagai persiapan awal tahun pelajaran 2023 – 2024. Kegiatan yang diikuti sekitar 53 orang tersebut dilaksanakan selama lebih kurang 2 jam. Diawali dengan ibadat bersama, para peserta mengikuti seminar dengan antusias. 

Sebagai pembicara pertama, Yani memaparkan tentang 10 hak anak yang harus diberikan oleh orang dewasa di sekitarnya (orang tua, masyarakat, guru, dan pemerintah), yaitu 1) hak mendapatkan identitas,  mendapatkan pendidikan layak (dalam UUD 45), 2) hak bermain (peran orang tua dan guru mendampingi anak brmain), 3) hak mendapat pelindungan dari berbagai ancaman baik fisik maupun nonfisi, 4) hak rekreasi (diarahkan rekreasi edukasi), 5) hak mendapatkan makanan yang bersih dan bergizi, 6) hak mendapatkan ASI ekslusif selama 2 tahun, 7) mendapatkan jaminan kesehatan (makanan sehat, pemeriksaan gigi,  8) hak mendapatkan status kebangsaan, pengakuan kewarganegaraan, 9) hak berperan dalam pembangunan (dalam kegiatan forum anak tingkat keluraha, kecamatan, kota), dan 10) hak mendapatkan kesamaan, jenis kelaman, suku (kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang).

Melanjutkan Yani, Sri Lena pun memaparkan 33 hak anak yang dirangkum dalam 4 hak anak yang harus dipahami juga oleh para pendidik dan kependidikan yaitu hak hidup, hak tumbuh kembang, hak pelindungan, dan hak partisipatif. Salah satu hak partisipatif yang telah difasilitasi oleh pmerintah adalah dengan didirikannya forum anak di tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan tingkat nasional.

Sementara itu, Dikdik memberikan penekanan pada prinsip pendidikan anak yaitu “care”.   Pada kesempatan ini, Dikdik tidak banyak menjelaskan secara teoritis tapi meminta para peserta menyaksikan beberapa video, mengamati, dan memberikan komentar, tanggapan, maupun pertanyaan mengenai video yang disaksikan. Semua video yang diperlihatkan memaparkan bahwa dua anak maupun dua benda yang diberi perlakuan yang positif (care) memberikan hasil yang positif, demikian juga sebaliknya. Misalnya, anak yang diasuh oleh orang tua yang menggunakan bahasa yang baik, mereka pun akan tumbuh dengan sikap dan bahasa yang baik meskipun yang dilakukannya kadang-kadang keliru.

Demikian juga jika anak dibesarkan dengan bahasa yang kasar, mereka akan tumbuh dengan karakter yang keras dan kasar. Contoh lain,ketika kita memperlakukan tanaman atau pun air dengan sikap yang care dan bahasa yang baik, mereka akan tumbuh menjadi tanaman yang indah dan menyenangkan, berbeda dengan mereka yang diperlakukan dengan kurang baik dan dengan kata-kata yang kasar, mereka akan tumbuh menjadi tanaman yang kering atau air yang berbau kurang enak (busuk). Kesimpulan dari dari semua video yang kami saksikan adalah perlakuan terhadap anak dengan sikap dan bahasa yang baik, positif dengan prinsip “care” akan menghasilkan tumbuh kembang anak yang baik dan menyenangkan pula.

Hasil dari seminar pada tanggal 15 Juli 2023 tersebut langsung dipraktikkan pada hari pertama masuk sekolah, Senin 17 Juli 2023. Pagi itu, Sr. Chatarina, OSU, para kepala sekolah, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan menyambut para siswa dengan sukacita dan kelembutan. Di TB-TK Sukapirena dan SD Yuwati Bhakti, para orang tua diperkenankan mennyaksikan dan terlibat dalam proses penerimaan siswa baru, sedangkan di SMP Yuwati Bhakti, para siswa baru telah dianggap mandiri sehingga mereka langsung dibina oleh kakak-kakak pengurus OSIS dan para guru yang mendampingi pada MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang dilaksanakan selama 3 hari.

Seluruh kegiatan awal tahun pelajaran 2023 – 2024 di Kampus Ursulin Yuwati Bhakti ini diadakan dengan perencanaan dan persiapan yang matang agar para siswa merasa bahagia, aman, dan nyaman dalam mengenyam pendidikan di kampus ini. Anak-anak belajar dengan bahagia, orang tua pun merasa tenang mempercayakan putra-putrinya di sekolah.

Agnes Tri Maryunani

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com – Kamis, 15 Desember 2022, SMP Yuwati Bhakti Sukabumi berkesempatan terlibat dalam kegiatan Pekan Kebudayaan Daerah Kota Sukabumi. Pada kesempatan tersebut, 13 peserta didik kelas VII SMP Yuwati Bhakti menampilkan Tari Tani yang dibimbing oleh Ibu Euis Sriwulan, narasumber dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang telah dilaksanakan oleh SMP Yuwati Bhakti sejak bulan Oktober 2022. Penampilan Tari Tani oleh 13 peserta didik tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Pekan Kebudayaan Daerah Kota Sukabumi yang berlangsung di Gedong Seni Aher. Ke-13 peserta didik tersebut merupakan peserta terpilih dari projek P5 yang bertema “Kerifan Lokal” dengan mempelajari tari tradisional daerah Jawa Barat.

Seusai tampil di Gedong Aher, berbagai macam perasaan diceritakan peserta didik. “Saya menjadi termotivasi untuk berani tampil di depan para tamu meskipun sebelum tampil ada perasaan gelisah karena ini pertama kalinya saya tampil menari di depan umum,” ungkap Christine salah satu peserta didik kelas VII yang menjadi penari. Semoga saya dapat menunjukkan rasa percaya diri dan dapat belajar untuk melestarikan tarian daerah dengan mempelajarinya,” katanya lagi memotivasi dirinya sendiri. Peserta didik lain pun mengungkapkan kesan yang senada,” Saya senang karena dapat menarikan tarian tradisional di acara Pekan Kebudayaan Daerah Kota Sukabumi.  Kami dapat membawa nama baik sekolah dan juga melihat berbagai tampilan yang berasal dari sekolah atau kelompok lain. Saya bangga karena saya dapat mempererat persatuan antar masyarakat,” ungkap Novalina.

Sedikit berbeda dengan 2 temannya yang perempuan, Alpha, peserta didik laki-laki yang juga turut serta menari dalam Pekan Kebudayaan Daerah tersebut merasa kaget ketika terpilih menjadi salah satu penari. Hal itu dirasakan karena dalam Pekan Kebudayaan Daerah tersebut, mereka akan disaksikan langsung oleh Bapak Walikota Sukabumi. Namun, karena ingin membawa nama baik sekolah, ia pun berlatih dengan sangat serius agar penampilan mereka membanggakan sekolah. Setelah selesai tampil dengan lancar, ketegangan pun berkurang berganti dengan rasa bangga dan haru karena telah berhasil tampil di depan Bapak Walikota dan para hadirin.

Refleksi dan pengalaman yang dirasakan peserta didik sangat penting dalam setiap kegiatan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hal itu senada dengan harapan yang tersirat dalam Kurikulum Merdeka, yakni kesempatan mengembangkan karakter dan mencintai budaya Indonesia. Sekolah berharap dengan pengalaman terlibat dalam Pekan Kebudayaan Daerah Kota Sukabumi ini, peserta didik SMP Yuwati Bhakti makin percaya diri, berdaya juang, bersukacita dalam belajar, dan mencintai Budaya Indonesia. Salam Serviam.

Agnes Tri Maryunani

Kampus Ursulin Yuwati Bhakti: https://smp.yuwatibhakti.sch.id/

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com- “Hiduplah dalam keserasian, bersatu, sehati sekehendak, terikat satu sama lain dengan cinta kasih, saling menghargai, saling membantu, saling bersabar dalam Yesus Kristus (Nasihat Terakhir SA: 2)” Kutipan nasihat terakhir St. Angela Merici dibacakan oleh Sr. Agustina Dede Mite, OSU dalam ibadat pembuka kegiatan Family Gathering Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi, Sabtu, 18 Desember 2021.

Kegiatan yang baru pertama kali diadakan di Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi ini dilaksanakan di Kompleks Kampus Yuwati Bhakti dan Rumah Retret “Griya Angela”, Jalan Suryakencana No. 39 Kota Sukabumi. Ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan Family Gathering yang bertema “Work Together in Harmony” ini yaitu 1) para Suster Ursulin Sukabumi dapat mengenal lebih dekat dengan keluarga pegawai Kampus Yuwati Bhakti, 2) Antarkeluarga pegawai Kampus Yuwati Bhakti dapat saling mengenal lebih dekat, dan 3) seluruh keluarga pegawai Kampus Yuwati Bhakti merasakan sukacita dan mendukung suami/istri/ayah/ibu yang bekerja di Kampus Yuwati Bhakti.

Dengan penuh semangat dan sukacita, Bapak Kamil Inglan dan Bapak Nick Saragih mendampingi peserta Family Gathering berproses dalam berbagai permainan, baik dalam kelompok besar maupun kecil. Meski kadang ada tangisan kecil dari adik-adik balita, kegiatan berlangsung meriah. Semua peserta terlibat aktif dalam berbagai permainan dan tantangan yang telah disiapkan oleh narasumber dan panitia. Di sela-sela kegiatan, terlihat ada yang saling berkenalan, ada yang masih malu-malu, ada juga yang mendampingi anak-anak mereka bermain di taman bermain TB-TK Sukapirena. Semua peserta tertib dalam menjaga protokol kesehatan, mulai dari mengukur suhu, mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, dan menjaga jarak demi kesehatan dan keselamatan bersama.

“Saya merasa bahagia hari ini. Terdengar tangis anak-anak, jeritan kecil, tertawa gembira, dan sendau gurau dalam kegiatan ini. Sangat terasa suasana keluarga. Inilah keluarga kita, Kampus Yuwati Bhakti. Semoga kegiatan ini mampu menyatukan kita dalam satu keluarga besar yang saling memiliki, saling menghargai, menghormati, saling membantu dalam ikatan cinta,” ungkap Suster Catharina Siti Margiyati, OSU di awal maupun akhir acara dengan senyum bahagia. Berbagai hadiah diberikan seusai kegiatan, baik hadiah souvenir dari yayasan, panitia, maupun hasil kerja keras kelompok dalam mengikuti kegiatan bersama.

Kegiatan Family Gathering ini diharapkan mampu menjadi ikatan cinta dalam keluarga Kampus Yuwati Bhakti. Ikatan cinta yang akan dipelihara dan dipupuk dengan semangat persaudaraan yang mampu menghasilkan rasa memiliki, melayani, saling berbagi demi kemajuan dan perkembangan bersama. Perkembangan secara pribadi, keluarga, kelompok, dan Kampus Yuwati Bhakti. Bekerja bersama akan lebih ringan dan bermakna daripada bekerja sendiri. Salam Serviam.

Agnes Tri Maryunani

Kampus Yuwati Bhakti: www.yuwatibhakti.sch.id

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com– Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda, Oktober 2021, Kampus Yuwati Bhakti mengundang pegiat literasi dan inisiator Seni Baca Relief (SEBAR), Bapak Bambang Eka Prasetya, M.M. sebagai narasumber dalam kegiatan Pelatihan Berbahasa Berbasis Dongeng Nusantara. Kegiatan itu dilaksanakan pada hari Rabu – Jumat, 27 – 29 Oktober 2021 secara virtual yang terbagi dalam 7 kelompok, yaitu kelompok TB-TK, kelas I – II, III – IV, V – VI, VII, VIII, dan IX. Setiap kelompok menerima materi berupa kisah relief sesuai dengan tingkat pendidikan masing-masing. Tema yang diangkat dalam pelatihan ini adalah “Karakter Kepemimpinan dalam Dongeng Nusantara”.

Latar belakang pemilihan tema ini adalah karakter kepemimpinan banyak terkandung dalam dongeng nusantara, secara khusus kisah-kisah dalam relief candi yang banyak terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Dalam kesempatan ini, pemateri mengangkat 7 kisah dari relief Candi Borobudur dan Candi Mendut (Magelang, Jawa Tengah), serta Candi Sojiwan (Klaten, Jawa Tengah). Dengan menemukan salah satu karakter kepemimpinan tersebut, peserta didik diharapkan mampu mengembangkannya dalam bentuk karya, baik lisan maupun tulisan. Sesuai dengan Value Preposition (VP) Kampus Yuwati Bhakti, yaitu “Pemimpin Masa Depan Berpola Pikir Sains”, peserta didik diharapkan mampu memahami dan mengolah secara lebih dalam, karakter kepemimpinan yang ditemukan dalam kisah.

Antusiasme peserta didik sangat terlihat dari kehadiran peserta didik di Microsoft Teams lebih awal dari jadwal, rasa penasaran mereka terhadap narasumber yang akan hadir, dan banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan kepada narasumber. Bahkan, demi menjawab semua pertanyaan mereka yang unik dan bervariasi, narasumber rela memperpanjang waktu hingga 30 – 45 menit.

“Eyang, bagaimana cara menjadi pendongeng yang baik? Mengapa Eyang masih semangat mendongeng meskipun sudah tua? Apakah Eyang punya channel youtube?” demikian beberapa pertanyaan yang dilontarkan peserta didik. Dengan sabar dan penuh pengertian, Eyang BEP, sapaan akrabnya menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk memuaskan dahaga para peserta didik Kampus Yuwati Bhakti.

Kegiatan pelatihan berbahasa ini ditutup dengan komitmen peserta didik untuk menghasilkan karya, yaitu bercerita untuk kelompok TB-TK dan kelas I SD, menulis cerita anak untuk SD kelas II – VI, menulis puisi, cerpen, dan esai untuk peserta didik SMP. Semoga komitmen mereka dapat dilaksanakan dengan baik sesuai deadline dan mereka mampu mewujudnyatakan karakter kepemimpinan yang mereka olah lewat karya dalam hidup sehari-hari hingga menjadi milik mereka masing-masing secara pribadi.

Agnes Tri Maryunani

Kampus Yuwati Bhakti: www.yuwatibhakti.sch.id

Serviam

Follow by Email
Instagram
Copy link
URL has been copied successfully!