SURABAYA, SERVIAMNEWS.com– Pandemi COVID-19, yang melanda dunia, termasuk Indonesia, membuat semua orang terdampak. Banyak orang yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Tidak sedikit pula yang kehilangan pekerjaan. Untuk itu, Ketua III Yayasan Paratha Bhakti, Surabaya, Sr. Indira Krisanti Lengkong, OSU bersama para suster-suster Ursulin yang berada di Komunitas Santa Maria Surabaya memberi bantuan berupa bingkisan kepada warga di sekitar sekolah.
Pembagian bingkisan telah dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama pada tanggal 7 April 2020, yang kedua pada 21 April 2020 dan yang ketiga pada 14 Mei 2020. Sebanyak kurang lebih 1.200 paket bingkisan telah disalurkan. Pemberian bingkisan pada hari pertama dan kedua berupa paket sembako dan bingkisan pada hari ketiga berupa paket hari Raya Idul Fitri.
Sementara itu, seluruh tenaga pendidik, tenaga kependidikan, Karyawan KB-TK Santa Maria Surabaya, dan SD Santa Maria Surabaya turut bekerjasama membagikan bingkisan. Dalam pembagian bingkisan, pihak Yayasan juga berkoordinasi dengan pihak kelurahan, aparat kepolisian, dan pengurus RT/RW setempat.
FX. Marjanto (Guru SD Santa Maria Surabaya)
Kampus Santa Maria Surabaya : https://sanmarosu.org/
Serviam
SURABAYA, SERVIAMNEWS.com -Wabah virus Corona (COVID-19) merambah penjuru dunia dengan begitu cepatnya, tidak terkecuali di Indonesia. SD Santa Maria Surabaya terimbas dampak tersebut. Yayasan Paratha Bhakti Surabaya mengambil tindakan pencegahan dengan cara bekerja (Work From Home) dan belajar dari rumah (School From Home). Berikut catatan suka duka murid kelas 1 hingga kelas 6, orang tua murid, dan guru.
Murid Bicara:
Monica Putri Dewayanti (murid Kelas 6): “Sukanya saya berada di rumah adalah dapat kumpul dengan keluarga, membuat kue bersama, dapat main game online lebih lama dengan teman-teman. Sukanya tidak dapat bertemu teman-teman di sekolah secara langsung. Semoga Corona segera berlalu!”
William Marvel Andaritji (murid kelas 2): “Sukanya adalah saya tidak perlu bangun pagi dan setelah mengerjakan tugas saya dapat tidur siang yang lama, bermain, dan menonton TV. Dukanya adalah saya tidak dapat bermain dan berkumpul bersama teman. Saya bosan hanya dirumah saja. Saya rindu semua Ibu Guru yang mengajar saya dan teman-teman. Semoga corona ini cepat selesai dan saya dapat kembali ke sekolah.”
Angela (murid kelas 1): “Sukanya tidak perlu bangun subuh, dapat tidur lebih malam dari jam biasanya. Tiap pagi dapat bermain sepeda sambil berjemur, lanjut main skipping. Siang, sore, kapanpun dapat bermain dengan mama (main bekel, karambol, lompat karet, ular tangga). Makan bisa lebih dari 3 kali dalam sehari, belum lagi nyemil ini itu. Dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah secara online. Dukanya jauh lebih bahagia belajar di sekolah daripada di rumah. Rindu betemu teman-teman dan guru di sekolah.”
Tasia (murid kelas 5): “Selama belajar di rumah saya suka sekali karena dapat bangun siang, bisa tidur sampai malam. Saat belajar di rumah pun lebih banyak waktu bersama keluarga. Saat belajar di rumah, saya juga bisa belajar dengan bebas . Bisa belajar sambil makan, belajar sambil menonton tv, belajar sambil tiduran. Saat dirumah ada Penilaian Harian Online. Saya bisa ulangan tanpa buru-buru, tanpa waktu, bisa open book , pokoknya seru kalo ulangan di rumah . Tetapi di sisi lain saya sedih bila belajar di rumah. Terkadang bosan dan tidak bisa keluar rumah. Saya kangen teman-teman.”
Shita (murid kelas 3): “Selama 4 minggu belajar di rumah, enak bisa bangun siang dan mengerjakan tugas bisa kapan saja. Saya juga bisa banyak bermain bersama keluarga di rumah. Dukanya selama belajar di rumah adalah saya bosan karena terlalu lama belajar di rumah dan tidak dapat bermain bersama teman-teman. Kangen liat ikan di kolam ikan SD, kangen ibu guru dan kangen belajar di kelas.”
Jerry (murid kelas 4): “Halo! Nama saya Jerry. Saya mengerjakan tugas-tugas di rumah. Saya kadang merasa bosan di rumah. Semoga saya segera masuk sekolah lagi.”
Guru Bicara:
Endang (Guru Kelas 6): “ WFH membuat saya dapat mengatur waktu untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah dan rumah. Saya memanfaatkan aplikasi zoom, google classroom, google form, google drive, dan aplikasi camtag. Ada sedikit rasa kecewa karena terjadi perubahan mendadak agenda kegiatan kelas 6. Namun, kami dapat menyusun kembali Agenda kelas 6 dengan waktu yang ada.”
Erika (Guru Kelas 1): “WFH??!! kosa kata yang sungguh sangat asing, bahkan tidak terbersit sedikitpun dalam benak. Biasanya kami selalu bertemu dengan murid sekarang hanya bertemu dengan video dan foto hasil pembelajaran yang dikirimkan orang tua mereka. Pembelajaran kali ini mengharuskan kami untuk membina kerjasama yang baik dengan orang tua.”
Orang Tua Bicara:
Mama William: “Pada hari pertama belajar online di rumah, saya merasa bingung apa yang harus dilakukan, dan ada sedikit kekhawatiran apakah saya bisa mendampingi William. Tantangannya adalah pembagian waktu karena saya masih bekerja dan bagaimana saya dapat menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Untungnya, dari pihak sekolah membantu dengan menggunakan aplikasi yang mudah dalam pengumpulan tugas. Saya dan William sangat terbantu dengan hal ini.”
Mama Tasia dan Shita: “Dampak online learning juga dirasakan orangtua karena perlu mendampingi anak menyelesaikan tugas-tugas.”
Mama Angela: “Lebih banyak waktu aktivitas bersama Angela. Sejak online learning kegiatan belajar bersama dilakukan lewat Google Classroom. Dibutuhkan kesabaran mendampingi anak belajar di rumah. Saya baru menyadari, tugas jadi guru sungguh mulia.”
FX. Marjanto (Guru SD Santa Maria Surabaya)
Kampus Santa Maria Surabaya : https://sanmarosu.org/
Serviam
SURABAYA, SERVIAMNEWS.com– Jumat, 20 Maret 2020 pagi hari seluruh Kepala Satuan Pendidikan,
Pendidik, Tenaga Pendidik, dan Tenaga Penunjang
SD-SMP-SMA Santa Maria Surabaya mengadakan kegiatan olahraga bersama.
Tujuannya adalah meningkatkan daya tahan tubuh dan menjalin kebersamaan melawan
Covid-19. Cuaca cerah dengan sinar matahari menyengat mengobarkan semangat
persaudaraan. Acara dimulai dengan senam aerobic dilanjutkan dengan kegiatan
lain yang meneguhkan kebersamaan dan meningkatkan stamina. Semua peserta
terlibat aktif, menyatu dalam gempita musik dan gerakan dinamis.
Online Learning – Work from Home
Sejak Pemerintah daerah memberlakukan kebijakan pembelajaran jarak jauh (online learning) dan bekerja dari rumah (work from home), para guru didukung staf TIK kampus melaksanakan dengan sungguh-sungguh. Pembelajaran jarak jauh membutuhkan kerjasama baik antara guru, murid, dan orangtua murid.
Ibu Bernadetha Tay, Kepala Satuan Pendidikan SMP Santa Maria Surabaya, berbagi pengalaman sebagai berikut:
Hari pertama adalah mengadakan rapat untuk mendesain materi serta proses online learning menggunakan aplikasi google classroom. Kemudian menyusun jadwal mata pelajaran dengan menyertakan tema kebajikan setiap hari. Ibu Bernadetha bersama para guru sepakat menerapkan online learning yang membuat para siswa senang belajar di rumah. Hal ini akan berdampak pada ketahanan stamina-daya imun mereka.
Hari kedua, pembelajaran jarak jauh dimulai. Siswa menerima materi pembelajaran dan soal latihan. Siswa mengirim jawaban atau hasil belajar mereka melalui google form paling lambat pukul 18.00. “Kami sengaja memperpanjang waktu pengerjaan agar siswa lebih nyaman dan bisa memasukkan values dengan lebih baik,” kata Ibu Bernadetha.
Minggu kedua, diadakan evaluasi serta menerima masukan dari orangtua siswa antara lain siswa kurang disiplin memanfaatkan waktu belajar di rumah. Maka pihak sekolah melakukan koordinasi berbekal pelatihan IT, Yayasan menggunakan aplikasi Zoom.
Tindak lanjut hasil evaluasi adalah membuat tata tertib kehadiran siswa pukul 07.00 dalam kelas Zoom dibawah pantauan wali kelas. Pukul 09.00 siswa membantu orangtua. Pukul 11.00 siswa masuk ke saat hening dan meditasi. Pukul 12.00 siswa menunjukkan isian buku Healthy Balance Lifestyle kepada orangtua, kemudian doa penutup, dan doa Angelus. Para wali kelas dan guru Bimbingan Konseling secara intensif mengecek kondisi siswa melalui aplikasi Zoom, video call, whatsapp, atau line group.
Guru mata pelajaran membuat video mengawali kegiatan pembelajaran untuk memotivasi dalam apersepsi dan penjelasan topik mata pelajaran. Setiap hari Jumat, English Day, pembelajaran disampaikan dalam bahasa Inggris.
Minggu
ketiga, dilakukan evaluasi dan hasilnya lebih baik dari minggu sebelumnya.
Siswa sudah beradaptasi dengan online
learning. Orangtua siswa mendukung aktif dan positif.
Satu kegiatan ditambahkan, yaitu literasi. Siswa diminta membaca artikel atau
buku setiap hari, menemukan intisari, dan merefleksikannya.
Pendidik, Role Model
Setiap guru pertama-tama melakukan sendiri sebelum meminta siswa melakukannya : bangun pagi, olahraga, meditasi, makan, sehat, dan berdoa. “Online learning dan Work from Home betapa pun bagusnya, tetap diiringi dengan kontrol dan motivasi dari guru kepada setiap siswa. Tatap muka dan sapaan kepada siswa membangun kedekatan hati. Personal touch tetap diurutan teratas,” lanjut Ibu Bernadetha.
FX. Marjanto (Guru SD Santa Maria Surabaya) dan Aprianita Ganadi
Kampus Santa Maria Surabaya : https://sanmarosu.org/
Serviam
SURABAYA, SERVIAMNEWS.com – Sahabat Serviam News, pada Sabtu, 7 Maret 2020 para alumni Kampus Santa Maria Surabaya mengadakan kegiatan bakti sosial untuk para guru maupun tenaga kependidikan yang telah purna bakti dengan tema acara “Bakti Kami pada Purna Bhakti.” Acara yang diselenggarakan di TK dan SD Santa Maria, Surabaya ini disambut antusias oleh Bapak dan Ibu pendidik yang telah purna tugas.
Para alumni pun tampak sangat bersemangat dalam membahagiakan guru-guru mereka dulu. Bahkan guru-guru yang tidak kuat berjalan jauh dan tidak mampu berjalan mereka jemput langsung ke rumahnya dengan menggunakan kendaraan pribadi. Ketua Yayasan Paratha Bhakti berhalangan hadir, diwakili Sr. Catharina Siti Margiyati, OSU, menyambut baik kegiatan ini.
Penggagas acara ini yaitu Dokter Santi Sadikin, menyatakan bahwa kegiatan bermula dari pertemuannya dengan seorang guru SD-nya dulu, sekitar tujuh atau delapan tahun lalu. Mengingat penyakit yang dihadapi guru tersebut, maka guru tersebut dirujuk ke teman dr. Unggul, yang juga dulu bersekolah di Santa Maria, Surabaya, dan memiliki spesialisasi dalam penanganan penyakit tersebut, maka penyakit tersebut segera dapat ditangani.
Guru-guru yang telah purna bakti rata-rata berusia senja, jadi beresiko tinggi dengan penyakit degeneratif untuk itu perlu mendapatkan perhatian khusus. Berawal dari situ, dr. Santi mengajak teman-temannya sesama alumni Kampus Santa Maria untuk mengadakan kegiatan bakti sosial untuk guru-guru mereka dulu. Gayung pun bersambut. Teman-teman tampak semangat untuk memberikan perhatian terhadap guru-guru mereka dulu.
Para alumni lintas angkatan bergabung, mulai angkatan 1963 hingga angkatan 1998. Mereka bersatu hati dalam niat untuk membahagiakan guru-guru mereka dalam bidang kesehatan. Namun untuk mewujudkannya tidak mudah, mengingat kesibukan dari para alumni sendiri yang beragam profesi. Meski memiliki beragam profesi namun satu spirit SERVIAM, itulah yang melandasi niat luhur, sehingga acara dapat diselenggarakan. Dana yang terkumpul cukup besar, walaupun waktu yang tersedia cukup singkat, hanya dua bulan.
Guru-guru yang diundang adalah guru-guru yang telah purna bakti, mulai dari TK hingga SMA. Mengumpulkan data alamat para guru tidak mudah. Perlu perjuangan, menelusur satu persatu dalam tim kerja. Akhirnya terdata 52 guru dan yang hadir dalam kegiatan sebanyak 44 guru. Bahkan ada yang hadir dengan menggunakan kursi roda. Para alumni sangat mengapresiasi hal tersebut.
Kegiatan bakti sosial diadakan mulai pukul tujuh pagi. Kegiatan terdiri dari pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan darah, dan perawatan tubuh, khususnya wajah. Tampak guru-guru terlihat gembira dengan acara tersebut. Para guru, baik perempuan maupun laki-laki antri untuk perawatan dan pemeriksaan. Setelah acara pemeriksaan kesehatan dan perawatan wajah. Para alumni mengajak guru-gurunya untuk berjoget dan bernyanyi bersama. Tampak guru-guru menikmati dengan iringan musik dan lagu zaman mereka sekolah dulu. Acara cukup hangat dan mampu menyatukan murid dan guru.
Para alumni juga memberikan “wejangan” kepada gurunya seputar masalah kesehatan dan fenomena yang sedang viral saat ini, yaitu “Corona” yang tengah mewabah di dunia. Para alumni berharap acara ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan menggandeng lebih banyak lagi para guru yang telah purna tugas. Kini, saatnya para murid membalas jasa guru-gurunya yang telah membentuk mereka menjadi orang-orang sukses sesuai bidangnya. Tuhan memberkati setiap usaha yang baik.
FX. Marjanto (Guru SD Santa Maria, Surabaya)
Pada awal akan memutuskan mengikuti lomba peneliti sosial tingkat provinsi Jawa Timur, kami sedikit termangu- mangu, ada sebuah bayang-bayang kegagalan yang sempat menghinggapi pikiran kami kala itu. Awal mula yang terbersit adalah mampukah kami yang ditawari lomba peneliti sosial oleh Pak Martinus sebagai pembimbing penelitian. Kami pun menyanggupi setelah melalui perdebatan batin yang cukup mendalam, Pak Mar memberikan motivasi lakukanlah yang terbaik pasti Bunda Maria memberi jalan kalau kita semua melakukannya secara tulus dan dengan hati ikhlas.
Singkat cerita kami (Rafael Asa Krisdinanda, Clarissa Pramesti Tiara Putri, SMP Santa Maria Surabaya) mengikuti kompetisi tersebut walau sebenarnya masih ada sedikit keraguan tersebut. Pada awal melakukan bimbingan dengan guru pembimbing, kami masih kebingungan untuk menentukan tema peneitian. Dengan arahan dan bimbingan dari Pak Martinus akhirnya kami memutuskan mengangkat media sosial bagi remaja saat ini.
Dengan arahan intensif dan bimbingan terstruktur kami melakukan kajian-kajian sosial dan mencari teori-teori untuk mendukung landasan berpikir dalam penelitian ini. Kadang Pak Mar meminta kami membaca buku-buku yang tebal-tebal dan kami harus menjalankannya dengan penuh suka cita. Proses penelitian bejalan lancar dan kami harus mengumpulkan extended abstract secara online ke Center Young of Scintiest.
Sebenarnya kami tidak memliki target tertentu dalam kompetisi ini, yang ada dalam benak kami adalah lakukan yang terbaik. Sepulang sekolah dan bahkan kami sampai malam selalu berdiskusi lewat online untuk membahas materi penelitian. Sampai akhirnya pengumuman pemenang secara online disampikan, ditingkat provinsi kami dari SMPK Santa Maria Surabaya meraih juara pertama. Awalnya kami tidak menyangka menjadi juara pertama diantara SMP dan SMA di Jawa Timur, tetapi kemudian kami mensyukuri kerja keras kami membuahkan hasil.
Sebagai pemenang pertama di Provinsi Jawa Timur, kami mengikuti seleksi tingkat nasional. Untuk mengikuti seleksi tersebut kami harus merubah video presentasi yang sudah kami buat sebelumnya. Kami merubah video presentasi menjadi lebih baik secara kualitas gambar dan tampilan. Kami melakukan pengambilan gambar dengan dibantu team shooting yang sudah kami persiapkan sebelumnya di laboratorium Biologi SMP Santa Maria. Proses pengambilan gambar memakan waktu hampir setengah hari, kemudian setelah melakukan editing video tersebut dikirim via online kepada panitia seleksi.
Di tingkat nasional kami mendapat posisi juara ke tiga diantara SMP dan SMA se- Indonesia dari setiap perwakilan provinsi. Sebagai peringkat ke tiga maka kami berhak mengikuti seleksi ke Serbia dan kami pun lolos seleksi dan diikutkan ke Serbia. Proses pembinaan ke Serbia tidaklah mudah dan kami harus mengganti judul penelitian kami. Dengan bimbingan Pak Martinus dan pembimbing dari CYS maka kami bisa melalui proses tersebut.
Di Serbia kompetisi diikuti oleh 45 peserta dengan 36 judul penelitian yang dikuti dari beberapa negara diantaranya Rusia, China, Makau, India, Iran, Malaysia, Meksiko, Nepal, Sebia, Singapura, Slovenia, Taiwan, Tunisia dan Turki. Dari kompetisi tersebut SMP Santa Maria Surabaya Indonesia mendapatkan juara ke 3 dengan bronze medal di bidang sociology. Servite et amate berkibar di Serbia.
Martinus Ekonugroho, S.S (Guru PPKN SMP Santa Maria Surabaya)
SMP Santa Maria Surabaya : http://smp.sanmarosu.org/
Serviam
SURABAYA, SERVIAMNEWS.com – Sabtu, 6 April 2019 merupakan hari spesial bagi Keluarga Besar Kampus Santa Maria Surabaya karena mendapat kunjungan istimewa dari Bapak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yaitu Ignasius Jonan berserta ibu. Sekitar pukul 13.30 rombongan Bapak Menteri tiba di Kampus Santa Maria Surabaya disambut oleh para Suster yaitu Sr. Hilda OSU dan Sr. Emma OSU.
Bapak menteri juga disambut oleh KSP TKK-SDK Santa Maria Surabaya – Sr. Cathrine OSU, KSP SMP Santa Maria Surabaya- Dra. Bernadetha Tae Meno, KSP SMA Santa Maria Surabaya -Maria Theresia Nike K., M.Pd. Pagar Ayu dan Pagar Bagus -Pengurus OSIS SMA Santa Maria Surabaya, Putra-Putri Sanmar, Tim Karawitan Kontemporer pimpinan Bapak Pambuko dan Bapak Ibu Guru menuju Aula lantai 4 Kampus Santa Maria Surabaya.
Di Aula lantai 4 Kampus Santa Maria Surabaya, rombongan Bapak Jonan disambut oleh tim musik SMA Santa Maria, para siswa SMA Santa Maria Surabaya, para Alumni, dan Bapak Ibu Guru dengan sangat hangat. Suasana Aula yang semula tenang menjadi gegap gempita menyambut Bapak Ignasius Jonan.
Acara di Aula lantai 4 Kampus Santa Maria Surabaya diawali dengan lagu Indonesia Raya, lagu SERVIAM, doa pembukaan, sambutan KSP SMA Santa Maria dan acara puncak: Sharing Session Bapak Jonan “Pemanfaatan Energi di Indonesia” kemudian sebagai acara penutup pemberian cindera mata dari SMA Santa Maria kepada Bapak Jonan dan foto bersama.
Pada akhir sambutan, KSP SMA Santa Maria Surabaya memberikan waktu sebentar kepada Ibu Ratna (Istri Bapak Jonan) yang merupakan alumni SMA Santa Maria tahun 1984 untuk memberikan kesan dan pesan kepada para siswa. Sebelum memulai sharing, beliau menyampaikan bahwa baru pertama kali mengunjungi Kampus Santa Maria dan Beliau sangat terkesan. Hal ini disampaikan oleh Beliau saat awal sambutan bahwa para siswa tertib dalam mengikuti acara, ramah, gedung yang terawat, bersih dan indah.
Ibu Ratna menceritakan bahwa selama ini pembangunan di Indonesia hanya dapat dinikmati oleh masyarakat yang hidup di kota besar saja, seperti pembangunan jalan tol, perbaikan fasilitas listrik, air bahkan jaringan telekomunikasi, pembangunan gedung-gedung bertingkat, ataupun pembangunan dan perbaikan infrastruktur lainnya. Sedangkan masyarakat yang berada di pelosok daerah Indonesia hanya dapat mendengar atau sama sekali tidak tahu karena minimnya listrik dan sarana prasarana komunikasi.
Melalui Kementerian ESDM saat ini,penduduk yang berada di daerah terpencil, yang mungkin seumur hidupnya tidak pernah mengalami terangnya lampu saat malam hari sudah dapat menikmati dengan biaya yang sangat murah melalui bantuan dari pemerintah berupa program LTSHE (Listrik Tenaga Surya Hemat Energi). Demikian juga dengan penduduk yang selama ini kesulitan air bersih, seperti yang dialami warga Desa Haulasi, Kecamatan Miomaffo Barat, Nusa Tenggara Timur sudah dapat menikmati air bersih dengan Program Bantuan Sarana dan Prasarana melalui Sumur Bor Dalam (Clean Water People).
Disampaikan juga bahwa Beliau mampu bekerja melawan arus seperti ini karena memiliki kekuatan, yaitu bermanfaat bagi orang lain, memiliki komitmen, berakal sehat dan selalu berdoa. Menurut Beliau, tiga kekuatan tersebut sebenarnya harus dimiliki juga oleh setiap warga negara Republik Indonesia demi kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Di akhir sambutannya, Beliau menyampaikan bahwa hidup adalah pilihan, maka pilihan itu haruslah berguna bagi orang lain dan untuk melaksanakan pilihan itu kita harus kerja keras.
Maria Theresia Nike K., M.Pd (KSP SMA Santa Maria Surabaya)
SMA Santa Maria Surabaya : http://www.smasanmarosu.sch.id/
Serviam