SURABAYA, SERVIAMNEWS.com – Para peserta didik kelas VI tahun ajaran 2024/2025 SD Santa Maria Surabaya menunjukkan kebolehannya dalam Pagelaran Tari Nusantara, di aula sekolah, pada Sabtu, 24 Mei 2025. Semua siswa menampilkan aneka tari dengan penuh semangat disaksikan para orang tua dan guru. Acara terdiri dari 15 kelompok tampilan tari mulai Tari Saman di ujung barat sampai dengan Tari Apuse di ujung timur Indonesia.

Kepala Satuan Pendidikan SD Santa Maria Surabaya, Yunitha Ike Christyowati, M.Pd, menuturkan bahwa Pagelaran Seni merupakan kegiatan tahunan yang menjadi puncak apresiasi kepada peserta didik di bidang seni. “Hal ini sejalan dengan Value Proposition (VP) sekolah, yang membentuk anak-anak menjadi pemimpin yang humanis dan berwawasan global. Sebelum menampilkan tarian, peserta didik terlebih dahulu melakukan presentasi, sehingga mereka tahu makna dari tarian tersebut,” kata Ibu Ike.

Sementara itu, pengajar Seni dan Budaya SD Santa Maria Surabaya, Claudia Vandajanti mengungkapkan bahwa sejak kelas IV anak-anak sudah diperkenalkan mengenai seni dan budaya dari berbagai daerah. “Kelas V lebih dalam lagi mempelajari gerakan untuk tari daerah tertentu. Di kelas VI, anak-anak mengolah sendiri gerakan tari bersama kelompoknya. Harapan saya, anak-anak lebih peka dengan kelompok dan kompak, tidak boleh egois, sehingga menjadi satu kesatuan tarian yang lebih bagus lagi,” ungkap Ibu Claudia.

“Saya senang melihat penampilan Giovanno dan teman-teman, mereka tampil dengan semangat luar biasa. Mereka menciptakan, mengekspresikan, dan mempersembahkan budaya Indonesia dengan cara sendiri. Terima kasih kepada para guru dan panitia yang telah memberi ruang dan kepercayaan bagi anak-anak untuk bersinar dan melestarikan kebudayaan daerah.” (Danny Raharja, orang tua dari Giovanno kelas VI)

“Pagelaran karya seni sangat menghibur. Para siswa SD kelas VI menunjukkan semangat dan antusiasme yang luar biasa. Mereka menarikan berbagai macam jenis tari Nusantara mulai dari Sabang sampai Merauke. Harapan kami sebagai orang tua agar anak- anak semakin maju dalam berkreasi dan semakin mencintai budaya Indonesia.” (Reny Suherman orang tua dari Darlene Zefanya H.S, kelas VI)

“Seru dan keren saat anak- anak tampil menari di atas panggung. Dengan pentas seni, mengajarkan mereka kerjasama tim agar menghasilkan tarian yang indah. Tetap terus berkarya dan jangan pernah menyerah. Jangan pernah takut dan terus belajar mengembangkan bakat seni.” (Ns. Marta Adriana Welliken, S. Kep. M.Psi, orang tua dari Tito, kelas VI)

FX. Marjanto, S. Pd., S.E

Kampus Ursulin Santa Maria Surabaya : https://sanmarosu-jatim.sch.id/

JAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Sebanyak 150 peserta yang terdiri dari Kepala Satuan Pendidikan, Guru Bimbingan dan Konseling (BK), Pastoral Kampus, serta Kesiswaan Kampus Ursulin Indonesia mengikuti Zoom pembekalan Safeguarding, Perlindungan Anak dan Dewasa Rentan, pada Senin, 26 Mei 2025. Hadir sebagai narasumber Tim Pastoral Sekolah Yayasan Pendidikan Ursulin yaitu Sr. Anastasia Ratnawati, OSU dan Sr. Yovita Tiwang, OSU.

Dalam pemaparannya, Sr Ratna, OSU mengungkapkan bahwa Safeguarding seperti payung yaitu alat untk melindungi diri agar tetap aman. Safeguarding adalah tanggung jawab bersama bagi semua orang dalam komunitas kita, dan merupakan kewajiban kita dalam menanggapi perintah Injil untuk saling mengasihi.  “Safeguarding lebih dari sekadar Perlindungan Anak, ini tentang kepedulian dan belaskasih bagi semua anak dan orang dewasa yang rentan, “kata Sr. Ratna, OSU.

Dalam salah satu sesi, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok dan diminta untuk menceritakan ancaman perlidungan anak dan dewasa rentan yang terjadi di masyarakat sekitar. Dilanjutkan menceritakan ancaman perlindungan anak dan dewasa rentan yang terjadi di sekolah masing-masing. Dalam sesi berikut, peserta juga diminta untuk menceritakan pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan dan menyenangkan yang masih berpengaruh sampai saat ini.

Aprianita Ganadi

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com – Puluhan peserta didik TB-TK Sukapirena, SD dan SMP Yuwati Bhakti, pendidik, tenaga kependidikan, serta para suster Ursulin Komunitas Sukabumi mengisi acara Festival Kuliner di Gedung Keluarga Kudus (GKK) Paroki St. Joseph, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu, 18 Mei 2025. Festival kuliner merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Sie Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) sebagai wadah pengembangan UMKM umat Paroki St. Joseph Sukabumi.

Untuk menghibur para pengunjung, peserta didik mengisi acara seni seperti menyanyi, menari, gerak dan lagu, serta atraksi lainnya. Peserta didik TB-TK menyanyikan 4 lagu. Peserta didik SD, ada yang menyanyi, menari tarian modern dan tradisional. Sedangkan peserta didik SMP menampilkan gerak dan lagu “Naura and The Gank dan Insieme. Tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan para Suster juga ikut tampil dengan menyanyi dan menari bersama di akhir acara.

Beberapa pengunjung sempat memberikan komentarnya usai menyaksikan acara. “Acaranya seru! Selain nonton, kita diajak bergoyang bersama anak-anak SMP yang tampil. Juga guru-guru dan Suster yang menari gaya Timor,” tutur Vano, salah satu pengunjung Festival Kuliner.

“YB seru banget! Acara dikemas dengan baik. Tiap unit yang ada di YB terlibat semua, bahkan Suster-Suster juga hadir mendukung. Keren!” tutur Ibu Tyas, salah satu pengurus PSE Paroki St. Joseph Sukabumi.

Para orang tua pun turut bangga menyaksikan putra-putri mereka berani tampil di depan para pengunjung. Semoga kegiatan ini mampu meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan mereka di bidang seni sehingga mereka siap terjun di kompetisi yang lebih luas.

Agnes Tri Maryunani

Kampus Ursulin Yuwati Bhakti: yuwatibhakti.sch.id

PACET, SERVIAMNEWS.com – SMP Santo Yusup Pacet mengadakan pertemuan lintas iman bertajuk “Menerapkan Moderasi Agama di Tengah Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat”, di Aula Biara Bintang Kejora, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, pada Selasa, 13 Mei 2025. Acara menghadirkan tokoh agama dari tiga keyakinan berbeda yaitu Pendeta Febrian Ekasandi Nugroho, RD Andreas Putra Khrishananta, dan Drs. Nur Rokhmad, MM.

Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMP Santo Yusup Pacet, Yohanes Bayu Prasetyo, menyampaikan pesan, yaitu kita semua diciptakan berbeda dalam iman, budaya, dan pandangan. “Tapi justru di sanalah letak keindahannya. Seperti pelangi, kita menjadi lebih indah ketika bersama dalam perbedaan,” kata Pak Bayu.

Kegiatan ini bukan sekadar diskusi. Peserta didik diajak merenung dan berdialog aktif tentang bagaimana nilai-nilai toleransi, keterbukaan, dan penghargaan terhadap perbedaan dapat diterapkan secara nyata di rumah, di lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Para narasumber sepakat bahwa moderasi bukan berarti memaksakan keseragaman, tetapi justru menghidupkan semangat kebersamaan di tengah perbedaan.

Sementara itu dalam pemaparannya, Pendeta Febrian menekankan pentingnya keluarga sebagai sekolah pertama untuk belajar saling menerima. Kemudian, RD. Andreas mengajak siswa membangun semangat kasih dan persaudaraan sejati di lingkungan sekolah. Dan Drs. Nur Rokhmad menegaskan bahwa masyarakat yang damai lahir dari hati yang bersedia berdialog, bukan berkonflik.

Arinda (Humas SMP Santo Yusup Pacet)

Kampus Ursulin SMP Santo Yusup Pacet: smp-pacet.sanmarosu-jatim.sch.id

MALANG, SERVIAMNEWS.com – Dalam rangka memperingati 125 tahun karya para Suster Ursulin di Kota Malang, Kampus Cor Jesu mengadakan dua kegiatan yang menggabungkan refleksi sejarah dan perhatian terhadap dunia pendidikan masa kini. Kegiatan pertama adalah workshop bertema “Mendidik Generasi Stroberi (Tantangan dan Proyeksi)” yang digelar pada Jumat, 9 Mei 2025. Kegiatan kedua yaitu peluncuran buku sejarah bertajuk “Cor Unum Et Anima Una (Sehati Sejiwa)”, pada Sabtu 10 Mei 2025.

Hadir sebagai narasumber workshop yaitu praktisi pendidikan dan pendiri Education Training & Consulting, Fidelis Waruwu, M.Sc.Ed,.Workshop diikuti oleh para guru dari unit KB-TKK hingga SMK Kampus Cor Jesu serta beberapa guru dari sekolah rekanan Ursulin lainnya. Kegiatan membahas tantangan dalam membina karakter generasi muda yang dikenal rentan secara emosional dan mudah menyerah. Cara mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan pendekatan praktis untuk membentuk ketahanan karakter siswa.

Sementara itu, buku sejarah “Cor Unum Et Anima Una (Sehati Sejiwa)” yang ditulis oleh Sr. Lucia Anggraini, OSU ini merangkum perjalanan panjang karya para Suster Ursulin di Malang. Mulai sejak 1900 termasuk masa penjajahan dan perang, hingga perkembangan komunitas dan karya pendidikan hingga 2025. Dicetak perdana sebanyak 200 eksemplar, buku ini menjadi dokumentasi berharga sekaligus sumber inspirasi bagi generasi Ursulin berikutnya.

Dua kegiatan ini menjadi ungkapan syukur atas warisan 125 tahun karya Ursulin di Malang dan upaya nyata untuk membekali para pendidik dalam menghadapi tantangan pendidikan masa kini.

Tyas Pranoto (Humas SMAS Katolik Cor Jesu Malang)

Kampus Ursulin Cor Jesu Malang : https://corjesu-malang.sch.id/

JAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Dalam rangka melestarikan seni dan budaya serta mengembangkan semangat spiritualitas hidup Santa Angela, KB – TK Santa Theresia mengadakan kegiatan International Day, di Auditorium Kampus Ursulin Santa Theresia, Jakarta, pada Jumat, 9 Mei 2025. Acara bertajuk “Weaving Unity and Love Together with Saint Angela” ini diisi dengan pemeran hasil karya anak serta pentas drama musikal yang melibatkan kerjasama para guru, siswa/siswi KB, TK, SMA, SMK, dan orangtua peserta didik.

Kegiatan ini merupakan bagian dari serangkaian acara untuk menyambut ulang tahun TK dan SD Santa Theresia ke -100 tahun yang jatuh pada tanggal 1 Juli 2027 nanti.  Menurut Kepala Satuan Pendidikan KB – TK Santa Theresia, Dellya Halim, tujuan dari acara yaitu untuk meningkatkan kolaborasi antara peserta didik di unit KB, TK, SMA, SMK, dan orang tua. “Sekolah Ursulin memiliki ciri khas insieme.  Selama 1 tahun ini juga, kakak-kakak SMK memberikan materi pengenalan budaya kepada adik-adik di KB – TK,” kata Ibu Dellya.

Selain itu, lanjut Ibu Dellya, drama musikal diisi dengan penampilan gabungan dari beberapa ekstrakurikuler di KB – TK Santa Theresia. Jadi selain kolaborasi, drama musikal ini juga untuk mengembangkan bakat para peserta didik. Drama musikal menceritakan kisah hidup Santa Angela, yang telah menghidupi sekolah – sekolah Ursulin khususnya di Indonesia. “Semoga nilai-nilai Santa Angela yang sudah dihidupi di Sekolah yaitu Penuh Cinta dan Belas Kasih bisa berdampak juga pada orang tua murid di rumah. Terima kasih untuk seluruh support dan bantuan dari berbagai pihak sehingga acara ini dapat terlaksana, ” tutup Ibu Dellya.

Aprianita Ganadi

Kampus Ursulin Santa Theresia Jakarta : https://www.sttheresia-jkt.sch.id/

MALANG, SERVIAMNEWS.com- Sebanyak 135 peserta didik kelas X dan XI, 72 alumni tahun 1987, guru purna bakti, tenaga pendidik, perwakilan Ikatan Alumni SMA Cor Jesu (IKASMACO) mengikuti kegiatan sharing dan reuni alumni 1987, pada Selasa, 6 Mei 2025 di Aula Kampus Ursulin Cor Jesu, Malang, Jawa Timur. Hadir sebagai salah satu alumnus SMACO 1987 yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur yaitu Irjen. Pol. Nanang Avianto, M.Si. Acara diisi dengan reuni, ramah tamah, dan motivasi untuk para adik kelas.

Dalam sesi motivasi, Irjen Pol Nanang Avianto membagikan kisah inspiratifnya sejak masa kecil hingga meraih posisi penting di institusi kepolisian. Ia memulai dengan mengenang masa-masa bersekolah di SD Katolik Cor Jesu, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 3 Malang, dan akhirnya kembali menimba ilmu di SMA Katolik Cor Jesu, tempat yang ia sebut sebagai salah satu fondasi pembentukan karakter dan nilai hidupnya.

“Cor Jesu bukan sekadar sekolah, tapi tempat saya dibentuk, dididik, dan diajarkan untuk memiliki integritas, kedisiplinan, dan semangat pelayanan,” ujar Irjen Pol Nanang di hadapan para alumni dan guru yang hadir.

Tyas Pranoto (Humas SMAS Katolik Cor Jesu Malang)

Kampus Ursulin Cor Jesu Malang : https://corjesu-malang.sch.id/

JAKARTA, SERVIAMNEWS.com – Sebanyak 15 siswi tingkat XII Busana SMK Santa Maria Jakarta mengadakan Fashion Show yang merupakan proyek akhir kelas pada Sabtu, 3 Mei 2025. Fashion show mengambil tema “A Night at the Symphony”, yang menceritakan tentang genre lagu, dimana setiap siswa membuat busana pesta sesuai dengan sub tema yang sudah ditentukan masing-masing pada mata pelajaran produktif Busana.

Adapun tujuan dari Fashion Show yaitu untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik Busana pada kompetensi keahlian Busana, menyiapkan peserta didik SMK Santa Maria untuk memasuki dunia kerja di bidang Busana, meningkatkan mutu pendidikan SMK Santa Maria Kompetensi Keahlian Busana, dan mempresentasikan hasil karya Busana pesta peserta didik Busana.

Acara dihadiri oleh Ketua II Yayasan Nitya Bhakti, Sr. Florentia Mujiyati, OSU, Bendahara II Yayasan Nitya Bhakti, Sr. Chynthia Amy The, OSU dan Pimpinan Komunitas Biara Ursulin Santa Maria, Sr. Regina Supraptiwi, OSU. Turut hadir juga dalam acara yaitu seluruh Bapak/Ibu Guru, Staff Tata Usaha, Praktisi, Orang tua atau wali peserta didik XII Busana, Tamu undangan dari industri, dan Tamu Undangan yang membeli Tiket.

Aprianita Ganadi

Kampus Ursulin Santa Maria Jakarta : https://santamaria.sch.id/

SUKABUMI, SERVIAMNEWS.com– Kampus Ursulin Yuwati Bhakti Sukabumi menggelar seminar parenting bertajuk “Meningkatkan Kolaborasi Sekolah dan Orang Tua dalam Pendidikan Anak” pada Jumat dan Sabtu, 14-15 Februari 2025. Hadir sebagai narasumber Prof. Karlina Supelli (Filsuf, Alumni), Rm. Angga Indraswra, SJ (Praksis), Ayu Kartika Indarti (Kompas), dan Susan Santosa (Katekis). Selama dua hari, aula dipenuhi orang tua peserta didik TB-TK Sukapirena, SD, SMP dan peserta didik SMP Yuwati Bhakti pada hari kedua.

“Saya belajar membaca dan menulis pertama di Yuwati Bhakti. Saya masuk di kelas 1 tahun 1964, belum bisa membaca dan menulis. di Yuwati Bhakti inilah saya belajar pertama kali dan saya lulus SMP tahun 1973, sudah banyak buku yang saya baca karena saya mulai suka membaca ketika saya masih belajar di Yuwati Bhakti. Jadi, Bapak ibu harus bangga menjadi bagian dari lembaga yang sebentar lagi berusia satu abad dan masih eksis hingga saat ini,” papar Karlina Supelli, seorang filsuf wanita Indonesia yang adalah alumni Yuwati Bhakti ini.

Di hari pertama dan kedua, acara diawali dengan doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Serviam. Sr. Catharina, OSU selaku Ketua II Yayasan Yuwati Bhakti membuka acara dengan menyampaikan ucapan selamat datang kepada para narasumber dan peserta yang hadir sekaligus rasa bahagianya atas kehadiran para orang tua dalam parenting ini karena orang tua adalah pendidik pertama dan utama.

Pada materi pertama, Karlina memberikan pengantar dengan mengajak peserta menonton film pendek tentang kolaborasi aktif antara orang dewasa dan anak kecil yang berjuang jatuh bangun dan berkali-kali mengalami kegagalan. Namun, akhirnya si anak berhasil menggapai bintang yang diimpikan berkat kreativitas dan bantuan tak kenal dari orang yang lebih dewasa. “Setiap anak memiliki bintangnya masing-masing. Kita sebagai orang dewasa atau orang tualah yang wajib mendampingi mereka meraih bintang yang mereka impikan,” papar Karlina.

Romo Angga, SJ yang merupakan putra dari Karlina membagikan pengalamannya bagaimana Sang Ibu mendidik dan mendampinginya denngan lembut, santun, dan tegas hingga ia mampu membedakan mana panggilan yang serius atau biasa saja dari Mamanya. “Kalau Mama mengatakan Nak, Mama mau bicara, saya tahu bahwa ini serius,” kenang Romo Angga sambil tersenyum.  Senada dengan yang dipaparkan Karlina di hari kedua kepada orang tua dan peserta didik SMP Yuwati Bhakti bahwa orang tua tak harus bersuara keras untuk menjadi tegas.

Ayu menambahkan bahwa setiap anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Ada anak yang tahu, mau, dan berani mengungkapkan apa yang diinginkan dan menjadi kebutuhannya, ada juga anak yang tidak tahu, tidak mau atau tidak berani mengungkapkannya. Jika demikian, tugas orang tualah yang harus membantu anak menemukan kebutuhan dan minat mereka demi impian yang mungkin masih tersimpan dalam batinnya.

Sementara itu, Susan yang sekaligus sebagai moderator menambahkan dan memberikan kesimpulan dari ketiga pembicara bahwa kolaborasi yang aktif antara sekolah dan orang tua sangat penting dalam pendidikan anak karena orang tua adalah pendidik pertama dan utama.  Apa yang telah diajarkan, dilatihkan, dan ditanamkan di sekolah hendaknya ditindaklanjuti di rumah sehingga terjadi proses pendidikan yang berkelanjutan.

“Jika kolaborasi antara sekolah dan orang tua terjalin dengan baik, bisa dipastikan Kapal Yuwati Bhakti yang berlabuh dengan “kompas” dan “jangkar” 6 nilai Serviam ini akan mampu mencapai tujuan utama sekolah yakni membentuk peserta didik menjadi Pemimpin Holistik, Berkarakter Serviam, dan Berwawasan Global. Kapal ini pasti tangguh dan tak akan mudah diterjang badai yang menghantam dalam perjalanan mencapai tujuan,” pungkas Karlina menutup kegiatan Parenting. Setelah mendengarkan dan merenungkan materi ketiga narasumber, Sr. Catharina, OSU membagikan refleksi pribadinya kepada kami. “Ibu Karlina itu mendidik dengan hati,” tuturnya mantap.

Agnes Trimaryunani

Kampus Ursulin Yuwati Bhakti : https://yuwatibhakti.sch.id/

Saat ini, kami membuka kesempatan bagi individu yang berdedikasi dan memiliki semangat pelayanan untuk bergabung dengan tim kami. Jika Anda mencari lingkungan kerja yang penuh makna dan ingin berkontribusi dalam dunia pendidikan serta sosial, inilah kesempatan Anda!

Kirimkan CV dan surat lamaran Anda ke [Email atau Link Pendaftaran] dengan subjek: Lamaran PYPU-Marcom2025 Sebelum tanggal 18 Maret 2025

Jangan lewatkan kesempatan ini untuk menjadi bagian dari komunitas yang menginspirasi! Bagikan informasi ini kepada teman atau keluarga yang mungkin tertarik.

Follow by Email
Instagram
Copy link
URL has been copied successfully!