By: ServiamAdminus
Comments: 0
Masker saat ini menjadi barang wajib dan dikenakan di semua area publik. Masker diyakini sebagai salah satu pelindung efektif untuk mencegah penularan Corona Virus Disease 19 (Covid 19). Pemerintah mengeluarkan peraturan wajib mengenai protokol kesetahan yaitu 3 M memakai maskser, mencuci tangan, serta menjaga jarak atau menjauhi kerumunan. Peraturan dikeluarkan oleh berbagai negara sejak pandemi muncul dan menyebar awal tahun 2020.
Apakah anda mengetahui kapan masker pertama kali digunakan? Masker memiliki sejarah panjang hingga akhirnya menjadi bagian tidak terpisahkan dari upaya melindungi kesehatan. Sejarah mencatat masker mulai digunakan masyarakat di dunia ketika menghadapi wabah. Masker mengalami berbagai perkembangan dari zaman ke zaman mulai dari bahan hingga model.
Abad ke-16, Melilitkan Kain
Orang-orang hanya melilitkan kain untuk menutup hidung dan mulut mereka. Pada Era Renaissance Eropa abad ke-16, sebuah lukisan karya Michel Serre memperlihatkan kondisi kota Marseille, Perancis yang menjadi pusat wabah pes bubo. Dalam lukisan tersebut, para penggali kubur melilitkan kain di wajah mereka.
“Itu tidak dimaksudkan untuk mencegah penularan,” tulis Christos Lynteris dosen di Jurusan Antropologi Sosial di Universitas St. Andrews Inggris yang seorang ahli dalam sejarah topeng medis, dalam jurnal berjudul Plague Masks: The Visual Emergence of Anti-Epidemic Personal Protection Equipment (2018).
“Alasan orang-orang mengenakan kain di sekitar mulut dan hidung mereka adalah waktu itu, mereka percaya bahwa penyakit seperti wabah adalah racun, atau gas yang berasal dari tanah, “lanjut Lynteris.
Topeng Menyerupai Paruh Burung
Salah seorang sejarawan asal Indonesia, Bonnie Triyana mengatakan masker tertua dimulai di Eropa pada abad ke-17. Menurut dia, kala itu masker yang digunakan yaitu topeng yang menyerupai paruh burung dan digunakan untuk menghadapi penyakit yang tengah mewabah. Pada topeng itu dilengkapi dua lubang hidung pada ujung paruh. Selain itu, di bagian ujung paruh juga diletakan rempah-rempah, bunga-bunga, atau obat-obatan wangi yang digunakan untuk menyaring penyakit.
Sekitar 200 tahun kemudian, seorang dokter Perancis bernama Antoine Barthélemy Clot-Bey berpendapat bahwa topeng wabah tersebut bertanggung jawab atas penyebaran wabah karena mereka membuat orang-orang takut. Antoine menyebut rasa takut dalam tubuh membuat tubuh mengidap penyakit kian berisiko.
Masker Pelindung Wajah
Selanjutnya pada tahun 1848, masker buatan America, Lewis Hassley yang diperuntukkan bagi penambang menjadi masker pertama yang dipatenkan sebagai masker pelindung. Ini sekaligus menjadi tonggak dalam sejarah perkembangan masker wajah. Masker pada tahap ini mirip masker gas. Hassley mengajukan paten pada tahuan 1849.
Kemudian pada tahun 1861, seorang ahli biologi, mikrobiologi dan kimiawan Perancis, Louis Pasteur membuktikan bahwa di udara terdapat bakteri. Penemuan ini semakin mendorong banyaknya orang untuk mulai memperhatikan desain masker modern. Sebagai contoh, seorang dokter bedah di Paris, Perancis bernama Paul Berger yang membuat masker dari enam lapis kain kasa. Ia menggunakan prototipe masker bedah pertama. Ini digunakan untuk mencegah agar droplet batuk atau bersin dokter tidak jatuh selama operasi.
Adapun pada akhir Dinasti Qing (1644-1911), ilmuwan medis Cina Wu Liande menemukan masker yang terbuat dari dua lapis kain kasa yang disebut “masker Wu”sebagai respon terhadap adanya wabah penyakit di Cina Timur Laut. Pada Januari dan Februari 2011 produksi masker Wu meningkat puluhan kali lipat. Semua orang memakainya, mulai dari petugas medis, tentara, hingga warga biasa.
Tahun 1918, saat wabah Flu Spanyol melanda Amerika Serikiat, masker Wu sangat populer di kalangan ilmuan dan masyarakat. Saat muncul kabut asap dari industri modern, bahan dalam masker pun juga terus berkembang. Termasuk saat pandemi SARS tahun 2003 dan kabut asap tahun 2012.
Makser N95
Seiring berjalannya waktu, muncullah masker N95 yang merupakan pengembangan dari desain masker Wu. Kendati demikian, masker N95 jarang digunakan di rumah sakit hingga wabah Covid 19 merebak, lantaran tim medis membutuhkan alat pelindung diri yang sangat banyak. Dewasa ini, kebutuhan maskser pun menjadi peluang usaha di masa pandemi covid 19. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya permintaan produk kesehatan, khususnya masker. Pandemi memberikan dampak yang besar bagi beberapa sektor termasuk fashion.
Beberapa label lokal, pengerajin, desainer, pengusaha ikut berbondong-bondong membuat masker kain. Selain menggunakan motif-motif lucu, beberapa label juga membuat masker bermotif batik.
Aprianita Ganadi
Sumber bacaan:
Sumber bacaan: