By: ServiamAdminus

Comments: 0

JAKARTA, SERVIAMNEWS.com –  Pemerintah DKI Jakarta mengumumkan kebijakan Online Learning pada pertengahan bulan Maret 2020.  SMK Santa Maria Jakarta melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara online dari rumah. Banyak kesan, cerita, suka, dan duka yang dialami para guru, siswa, dan orangtua siswa. Guru Tata Boga SMK Santa Maria, Ibu Fransikatri, menyampaikan pengalamannya: “pendidik dipacu untuk kreatif dalam menentukan model pembelajaran dan penggunaan media dalam proses Online Learning”.

Kendala yang dihadapi Ibu Fransikatri adalah disiplin kehadiran siswa saat kelas bersama dengan berbagai alasan. Selain itu keterbatasan waktu untuk menjelaskan materi. Siswa merasa lebih nyaman berkomunikasi tatap muka melalui video call.

Ibu Cicilia Ingga, guru Bahasa Indonesia SMK Santa Maria Jakarta menuturkan bahwa para siswa antusias melakukan online learning mengerjakan tugas.  Mereka tidak terpaku pada buku paket tetapi dapat menemukan sumber lain melalu internet. Siswa merasa tetap  nyaman berkomunikasi  tatap muka melalui video call.

Kendala lain yang terjadi adalah siswa kurang bijak dalam menggunakan data pembelajaran hasil penjelajahan internet. Guru mengalami sedikit kesulitan menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.

Semangat Belajar

Saat ini, meski situasi sedang tidak kondusif karena wabah virus Corona, proses belajar mengajar terus berlangsung.  Para siswa dan guru tetap semangat belajar menggunakan metode pembelajaran jarak jauh (online learning).  Menurut Ibu Kristin Sibuea, Guru BK SMK Santa Maria Jakarta, kegiatan online learning, sangat membantu sehingga materi pembelajaran dapat disampaikan kepada para siswa dengan baik. Guru serta siswa dapat berkreasi dalam pembelajaran dengan membuat modul atau tutorial yang dapat mudah dipahami.

Hal ini sangat terbantu juga dengan banyaknya aplikasi yang bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan modul yang menarik. Selain itu, para siswa pun tetap antusias mengikuti setiap kegiatan pembelajaran secara online karena mereka juga dapat melakukan pembelajaran tatap muka melalui perantaraan berbagai media yang digunakan.

Kendala teknis kadang terjadi, misalnya sarana yang digunakan dan jaringan koneksi internet lambat.  Koordinasi dan kerjasama yang baik dari semua pihak yaitu pihak yayasan, guru, siswa, serta orang tua siswa membantu pelaksanaan online learning.

Siap online learning

Bapak Tedy Setiawan, guru TIK SMK Santa Maria Jakarta, menyampaikan kesiapan guru dan siswa dalam pembelajaran online learning cukup bervariasi.  Sejatinya, tanpa persiapan dan waktu yang tepat kita berubah dari sistem belajar mengajar tatap muka di kelas menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan teknologi.

SMK Santa Maria Jakarta telah mengikuti pelatihan Pembelajaran Daring yang diselenggarakan oleh Yayayasan Nitya Bhakti selalu berkomitmen menjawab kebutuhan jaman dalam dunia pendidikan. Hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan pembelajaran dengan berbagai sarana dan cara, yaitu: siswa senang belajar dan belajar dengan senang. Maka tugas-tugas yang diberikan hendaknya tidak membebani siswa  dan  orangtua yang  selama online learning  berperan  sebagai  “guru” di rumah. Nilai positif  adalah  banyak waktu berkumpul bersama keluarga. Hal   terpenting adalah keluarga terlindungi dari paparan COVID-19.

Ibu Ninuk Irmawati, Guru Bahasa Inggris, SMK Santa Maria Jakarta berpendapat pembelajaran online learning membutuhkan kreativitas guru dalam memberikan materi dan menentukan media pembelajaran sehingga membantu siswa memahami materi pelajaran. Guru menyiapkan, menyampaikan materi melalui aplikasi yang ditentukan oleh yayasan dan membuat laporan harian. Guru dan wali kelas berperan menjaga semangat, memotivasi, dan menyapa setiap siswa melalui aplikasi group kelas setiap hari.

Pentingnya Komunikasi

Ibu Lidia Rahayu, guru Bahasa Indonesia SMP Santo Vincentius Jakarta, Ibu mengungkapkan perlunya penyesuaian dalam pelaksanaan kegiatan online learning. Komunikasi intensif dibutuhkan antara orangtua siswa, siswa, kepala sekolah dan rekan kerja. Saling mendukung, saling mencerahkan, saling bersinergi positif, dan saling meneguhkan.

 “Situasi serius saat ini tidak terjadi sesaat, tapi seperti tidak terlihat kapan akan berakhir. Siswa lebih memilih berada di sekolah dan mulai merasa bosan di rumah, bosan mengerjakan tugas. Kangen diingatkan oleh guru, kangen teman-teman, kangen suasana sekolah, dan ternyata siswa merasa orangtua di rumah lebih galak dari gurunya,” cerita Ibu Lidia.

Lain cerita para guru, lain pula cerita dari orangtua siswa, seperti diungkapkan oleh Ibu Suzana Adelhyne, orang tua Murid SMK Santa Theresia Jakarta. Ia menuturkan bahwa siswa kelas besar mereka sudah mandiri. Jadi, yang perlu adalah mengingatkan dan menyiapkan kebutuhan lain. “Siswa yang sudah besar untuk belajar jarak jauh sangat efektif. Tetapi untuk kelas kecil masih sulit, mereka mulai jenuh tidak bisa bertemu dan bermain bersama teman-teman,” kata Ibu Suzana.

Hal senada juga diungkapkan oleh Gabby, siswa SMK Santa Theresia Jakarta, “Online learning menyenangkan dan praktis. Sedikit kendala adalah jaringan internet lambat ketika pengiriman tugas saja”

Aprianita Ganadi

Follow by Email
Instagram
Copy link
URL has been copied successfully!