By: ServiamAdminus
Comments: 0
PACET, SERVIAMNEWS.com– Sebanyak 138 orang yang terdiri dari para Suster Ursulin, kepala sekolah dan guru-guru Sekolah Ursulin hadir mengikuti Musyawarah Nasional (Munas) Pendidikan Ursulin Indonesia 2020. Para peserta berasal dari 13 Yayasan Sekolah Ursulin seluruh Indonesia dan Timor Leste. Acara bertajuk “Servite et Amate” Dalam Dunia Pendidikan Abad ke-21” ini berlangsung di Rumah Retret Bintang Kejora, Pacet, Jawa Timur, Senin-Jumat, 10-14 Februari 2020.
Hadir sebagai narasumber Rektor Universitas Sanata Dharma, yaitu Johanes Eka Priyatma, MSc., PhD yang membawakan materi mengenai Pergulatan Pendidikan Katolik di Era Revolusi Industri 4.0. Narasumber lain yaitu Pendiri Education Training and Consulting Jakarta, Fidelis Waruwu yang membawakan materi mengenai Tantangan Pendidikan Karakter di Era Digital.
Munas Pendidikan Ursulin Indonesia merupakan agenda rutin yang diadakan setiap dua tahun sekali. Munas pertama diadakan tahun 2016 di Panti Samadi, Sangkal Putung, Klaten. Jawa Tengah. Munas kedua diadakan tahun 2018 di Lembang, Jawa Barat. Dan Munas ketiga berlangsung pada 2020 di Pacet dengan panitia inti dari Regio Jawa Tengah-Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Ketua I Pusat Yayasan Pendidikan Ursulin, Sr. Ferdinanda Ngao, OSU menuturkan hal terpenting dari ketiga Munas ini adalah Core value Ursulin, yaitu Servite Et Amate. Dari kunjungan Sr Ferdinanda ke tiap-tiap kampus, sudah terlihat bahwa nilai Servite et Amate sudah mulai dipelihara dan dihidupi. Sejatinya, penting sekali sebuah organisasi khususnya bidang pendidikan yang penuh tantangan untuk harus memiliki jiwa, roh, dan api yang terus dihidupi.
Terutama, lanjut Sr Ferdin, dalam menghadapi era digital Sekolah Ursulin perlu beradaptasi dan berinovasi agar dapat menjawab kebutuhkan generasi digital secara tepat, tepat, dan bijaksana. “Dalam Munas ini, dibantu oleh beberapa narasumber untuk bersiap menghadapi tantangan tersebut dalam terang pendidikan Ursulin melalui cara adaptif dan inovatif agar bisa membawa generasi digital jadi cerdas dan terampil dengan berbasis nilai pendidikan Ursulin,” kata Sr. Ferdinanda.
Seiring dengan tuntutan era digital, Sr. Ferdinanda menjelaskan bahwa pendidikan Ursulin menghimbau beberapa hal yakni: Pertama, kita perlu “melek” IT dan Bahasa Inggris. Kedua, wajib merekrut tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki ketrampilan dasar IT dan Bahasa Inggris. Ketiga, merekrut tenaga IT untuk kampus masing-masing minimal 3 orang untuk programing, networking dan untuk technical support.
“Semua usaha tersebut tentunya harus disertai juga dengan memohon doa Bunda Angela sebagai sumber spritualitas pendidikan kita. Akhirnya, semoga kita mampu mendidik mereka menghayati nilai pokok Ursulin sebagai terang dalam era digital abad 21,” kata Sr. Ferdinanda.
Aprianita Ganadi