By: ServiamAdminus

Comments: 0

BANDUNG, SERVIAMNEWS.com– – Keluarga besar KB-TK, SD, SMP, SMA Santa Angela, Bandung, merayakan pesta nama Santa Angela. Para siswa, guru, karyawan, pensiunan, tamu undangan, dan Suster Ursulin menyatakan syukur bersama dalam Misa Meriah yang dipimpin oleh Uskup Bandung, Mgr.Antonius Subianto Bunjamin, OSC di lapangan Kampus Santa Angela, Bandung, Jawa Barat, Senin, 27 Januari 2020. Perayaan Ekaristi ini merupakan pembukaan Tahun Syukur 115 tahun Biara Ursulin Santa Angela dan karyanya bertajuk “Moving into New Life”.

Dalam homilinya, Mgr Anton menanyakan kepada para murid, siapakah orang Kudus? Santa Angela adalah salah satu orang Kudus karena Ia hidup setia menggambarkan wajah Allah. Orang Kudus bukan karena nama tetapi karena aktivitasnya. Orang Kudus juga bukan karena status, tetapi karena perjuangan hidupnya.

Para pengikut Santa Angela, lanjut Mgr Anton, yaitu para Suster Ursulin pada 115 tahun lalu memulai karyanya di Kampus Santa Angela Bandung. Para suster Ursulin dapat bertahan hingga saat ini karena selalu hidup dalam kekudusan. Sejatinya, hidup kudus bukan berarti karena banyak berdoa, tetapi menghayati hidup dengan memberi kesaksian sesuai dengan tugas dan fungsi diri kita masing-masing.

“Para pelajar hidup kudus lewat belajar dengan baik dan jujur, melarang teman yang mencontek, jika guru harus mengajar anak dengan sukacita. Jika kita sudah melakukan hal itu maka kita sudah naik kekudusannya satu tangga.  Mari, untuk tidak takut hidup kudus di zaman ini. Moving into a life bergerak maju menjadi orang kudus,” ajak Mgr Anton.  

Bergerak Maju Bersama

Sementara itu, Ketua II Regio Jawa Barat, Sr. Maria Theresia Sani, OSU dalam sambutannya mengucapkan bahwa kunci komunitas dan karyanya tetap ada sampai saat ini karena kesetiaan doa yang dihidupi setiap hari oleh para Suster Ursulin. “Doa itu adalah sumber hidup dan kekuatan. Apalagi, doa itu penting di era globalisasi saat ini. Kita harus terus bergerak dan berubah mulai dari diri sendiri dan nanti akan berdampak dari luar diri kita,” kata Sr. Maria Sani.

Dalam tema “Moving into New Life” terdapat logo atau gampar kapal. Artinya, lanjut Sr Maria Sani, kapal itu sedang berlayar. Kapal diisi oleh semua orang di dalam komunitas dan semua orang yang terlibat dalam karya Suster Ursulin. “Mereka semua harus bergerak maju bersama,” lanjut Sr. Maria Sani.   

Tidak lupa, Ketua I Pusat Yayasan Pendidikan Ursulin, Sr. Ferdinanda Ngao, OSU dalam sambutannya mengatakan bahwa perjalanan panjang Biara Ursulin Bandung seperti sebuah “mutiara” yang berharga dan tidak dapat dibeli. Senada dengan homili Bapa Uskup yang menyinggung soal kekudusan. Sr. Ferdin menjelaskan bahwa kekudusan yang dihayati oleh Suster Ursulin melalui ketekunan dan kesetiaan. “Dari sanalah, kemudian lahir tradisi pendidikan Sekolah Ursulin,” kata Sr. Ferdin.

Usai Misa, para siswa, guru, karyawan, pensiunan, tamu undangan, dan Suster Ursulin menghadiri acara kekeluargaan bersama. Acara diawali dengan penyematan cincin oleh Ketua III Yayasan Widya Bhakti, Sr. Caritas Sri Lestari, OSU kepada karyawan dengan masa bakti kerja 25 tahun. Rangkaian acara lalu dibuka secara simbolis dengan penerbangan burung ke udara oleh Bapa Uskup dan Para Suster Ursulin. Usai pembukaan acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan penampilan para peserta didik.

Aprianita Ganadi  

Serviam

Follow by Email
Instagram
Copy link
URL has been copied successfully!