By: ServiamAdminus

Comments: 0

Sekolah Santa Ursula BSD selalu berupaya untuk mengembangkan setiap peserta didik menjadi manusia yang utuh, cerdas, dan memiliki semangat melayani. Proses belajar nilai-nilai hidup, kearifan lokal, budaya setempat tentu tidak akan bisa dipelajari secara mendalam di bangku sekolah. Ketika peserta didik sudah berada di kelas XII maka mereka wajib mengikuti kegiatan live in.

Live in adalah tinggal dan hidup bersama. Bersama siapakah? Tentu bukan bersama keluarga di rumah tetapi bersama sebuah keluarga baru. Melalui belajar “tinggal bersama” dengan teman dan keluarga baru, peserta live in akan belajar banyak hal baru pula. Mereka harus belajar saling mendukung, saling menguatkan dengan teman pasangan tinggalnya.

Selanjutnya, mereka akan belajar “hidup” bersama keluarga baru mereka. Banyak hal pasti berbeda dengan kehidupan keseharian mereka. Rumah dan lingkungannya pasti merupakan hal yang sungguh-sungguh baru karena mereka tinggal di desa. Selama 5 hari 4 malam mereka akan berelasi dan menjadi bagian dari seluruh kehidupan keluarga baru mereka.

 Lelah, canggung, bingung, tidak bisa berkomunikasi (kebanyakan penduduk desa berbahasa Jawa), tidak tahu apa yang harus dilakukan, rindu keluarga di rumah, rindu tempat yang bersih adalah keluhan awal yang muncul dari peserta didik. Namun, sapaan yang ramah dan tulus, serta kasih keluarga dari masyarakat desa ternyata mampu menyentuh mereka secara pribadi sehingga akhirnya mereka berani membuka diri dengan terlibat dalam seluruh dinamika kehidupan keluarga.

Desa Samigaluh, Tetes, Balong, dan Gorolangu di Paroki Boro menjadi desa lokasi live in Santa Ursula BSD untuk tahun 2018. Semua desa tersebut terletak di daerah perbukitan yang kering dan tandus. Perjalanan naik turun, rumah-rumah dengan lokasi berjauhan, sawah dan ladang yang jauh dan kering, kesulitan air bersih karena musim kemarau, menjadi tantangan yang sangat menarik.

 Di sinilah,  peserta live in belajar peduli dan berempati dengan masyarakat sekitar. Mereka belajar bertahan untuk tidak mandi dan mencuci rambut setiap hari karena tidak ada air padahal badan begitu berkeringat. Mereka belajar keras untuk keluar dari zona nyaman mereka. Maka, live in di Santa Ursula BSD bukan lagi sekedar berpindah tempat, belajar bertani, belajar beternak, belajar memasak, atau bahkan berwisata tetapi waktu untuk belajar tentang hidup dan kehidupan secara nyata. L.M. Sri Sudartanti Purworini

Follow by Email
Instagram
Copy link
URL has been copied successfully!